Perlahan, Julian menyesap secangkir teh tawar panas yang dibawakan Jena dari dapur. Ia tampak sangat menikmatinya meakipun itu hanya teh tawar, hanya teh tawar. Gadis itu hanya butuh waktu beberapa saat untuk menyajikan secangkir teh dan sekaleng biskuit untuk Julian. Jena pun turut duduk di kursi rotan di teras rumahnya.
"Bang Ian ada apa kesini?" Tanya Jena membuka obrolan.
Julian berhenti menyesap tehnya dan menoleh ke arah Jena, "Memangnya aneh kalo Abang ke sini?"
Jena menunduk, berfikir sejenak apa yang ingin ia jawab. "Ngg... Nggak. Tapi ya, aneh aja," Jena meremas tangannya, "Tumbenan."
Julian menghela nafas sejenak lalu menaruh cangkir teh ke atas meja, "Sebenarnya Abang mau nanya sesuatu sama kamu."
Jena mendongakkan kepalanya, "Nanya apa?"
"Kamu kenapa putus sama Jo?" Tanya Julian mantap.
Pertanyaan yang aneh menurut Jena. Untuk apa Julian mengurusi hal yang jelas bukan urusannya lagi.
"Jena... putus karena udah nggak cocok." Sahut Jena gelagapan.
"Oh gitu..."
"Terus kue cubit dari abang tadi mana?" Lanjut Julian sambil tertawa kecil.
"Kue cubit?" Tanya Jena bingung.
"Iya, kue cubit. Tadi diambil adek kamu."
"Deva?"
Julian mengangkat bahunya, "Mungkin?"
"Devaaa...!"
***
Jonathan masih asyik dengan ponselnya. Entah kenapa minggu ini dia seolah tak mau melepas diri dari benda hitam berukuran 6 inchi-an itu. Dan itu yang jadi aktivitas barunya sekarang.
Dia membuka aplikasi LINE dan melihat riwayat obrolan dari grup 'Asmirandai'-nya.
Jonathan: Assalamualaikum cantik..
Rendi G: Eh bencong pangkalan udah datang
Rendi G: Gimana, Mon, dapet pelanggan gak?
Jonathan : Peak lo ya?
Valdian: Sejak kapan lo lembek gini?
Rendi G: Sejak diputusin Jena
Jonathan: Gembel comberan lo!
Jonathan: Sudahlah kawan-kawan, aku tak ingin berdebat
Rendi G: Kidding vroh
Jonathan: Btw, hari ini gue bahagia bgt
Valdian: Gak nanya
Rendi G: Gak butuh curhat, mamah Dedeh udah byk yang curhat
Jonathan: Serius tenyom
Valdian: Gue juga serius ibab. Gak mau denger crht lo
Rendi G: Oke, berhubung gue orang baik. Gue dengerin.
Valdian: Halaaah.. palingan tentang nilai ulangan lo
Jonathan: Bukaaann...
Jonathan: Kalo nilai ulangan mah sedih, bukan bahagia
Rendi G: Terus?
Jonathan: Masih inget Kenza?
Rendi G: Siapa?
Rendi G: Kagak inget gue
Jonathan: Masa lo udah pikun lagi?
Rendi G: Gue nggak tau ibab!

KAMU SEDANG MEMBACA
Jena And Jo
Teen FictionJena merasa hidupnya semakin tidak bisa ia mengerti semenjak putus dari pacarnya, Jonathan. Banyak yang kembali. Banyak yang tergores lagi. Banyak hal yang tidak bisa ia bayangkan sebelumnya. Dan semua yang terjadi menyadarkannya pada sesuatu. Y...