***happy reading....
***
Sinta menoleh kearah sumber suara bass khas suara seorang pria yang sekarang menyapanya.
Mata nya langsung terbelalak lebar dan mukanya berubah pucat pasi setelah tau siapa yang berbicara padanya dengan nada suara yang sedingin dan sedatar itu membuatnya langsung saja gemetar ketakutan."Maaf"ucapnya sambil bangkit berdiri mengambil tasnya.Dan memilih segera berlalu dengan cepat dari hadapan ardy sebab sekarang sinta sedang malas untuk berdebat dengan pria kasar itu.
Ardy menggeram menahan amarah lalu melangkahkan kakinya untuk mengikuti wanita itu keluar club.
Ardy langsung dengan cepat mencekal tangan wanita itu dan menyeretnya menuju ke tempat yang sepi.Sinta sangat ketakutan namun tenaga nya tidak cukup kuat untuk melawan dan mempertahankan dirinya dari pria yang sedang dikuasai oleh amarah itu.Sinta hanya bisa pasrah mengikuti kemana pria itu membawanya atau lebih tepatnya menyeretnya dengan paksa.
"Hmmmm..Ini ya yang namanya menyesal hah"ucap ardy geram sambil menyentakkan tangan sinta dengan kasar.
"Apa kamu benar-benar tidak punya hati sama sekali hah.Baru tadi sore kamu memohon-mohon kepada ku sambil menangis untuk aku maafkan dan bilang bahwa kamu menyesali kesalahan yang telah kamu perbuat.Lalu sekarang apa hemm.Malah bersenang -senang!!!"ujar ardi penuh penekanan dan nada suara yang terlihat sekali menahan amarah.
''Bukan seperti itu aku hanya..."ucap sinta terbata bata karena takut di tatap setajam itu oleh pria di depannya.Saat ia belum menyelesaikan kalimatnya untuk menjelaskan keadaannya itu namun sudah langsung di potong oleh pria itu.
"Hanya apa hah!!!"tanya ardy.
"Aku hanya merasa sedang stres dan butuh hiburan saja.Bukan mau lari dari tanggung jawab dan rasa bersalah."cicit sinta dengan wajah takut.
"Ohh begitu.Jadi kamu mau bertanggung jawab ya.Bagus!!Terus bagaimana sudah bisa penuhi syarat yang aku minta tadi hmmm."sentak ardy dengan suara penuh penekanan.
"Syarat yang mana maksud kamu?"tanya sinta sedikit bingung.
"Buat calon istriku kembali hidup bodoh!!"bentak ardy.
"Hah?!! Apa kamu sudah gila.Syarat macam apa itu.Kamu pikir aku Tuhan yang bisa menghidupkan nyawa orang yang sudah mati."sahut sinta dengan nada frustasi sekaligus kesal karena permintaan tidak masuk akal dari pria itu.
"Hmmmmmm...jadi intinya gak bisa kan.Mana yang katanya kamu mau tanggung jawab?"ejek ardy.
"Ya tapi tidak bisa menebus kesalahan ku dengan cara seperti itu.Aku gak akan bisa wujudkan hal mustahil seperti itu."ujar sinta kesal.
"Lantas dengan cara apa?"tanya ardy.
Wanita itu tampak berfikir sejenak sebelum menjawab.."Aku bisa membayar berapapun saja yang kamu minta"ujar sinta asal tanpa berpikir panjang lagi karena sudah merasa sangat lelah.
"Hah!?"ardy terkejut mendengar ucapan wanita di depannya.Dan emosinya menjadi semakin memuncak.
"Apa kamu pikir nyawa dina bisa kamu bayar dengan uang hah!!!siallllll!!!kamu pikir saya semiskin itu untuk mengharapkan uangmu brengsek !!!"bentak ardy dengan nada penuh kemarahan.
Ardy mengepalkan tangannya dengan erat untuk menahan diri dan meredam emosinya yang saat ini sudah naik sampai ke ubun-ubunnya agar tidak memukul wanita di depannya.Biar bagaimanapun pantang baginya memukul wanita.Meskipun wanita itu hanya seorang pembunuh yang sangat di bencinya sekalipun.
Sinta makin gemetar ketakutan melihat kilat amarah di mata pria itu.Ia sadar kalau dirinya telah salah bicara dan malah memancing emosi pria itu.
"Lantas kamu mau aku gimana.Apapun pasti akan aku lakukan asal di maafkan."
"Apa pun ya?"ujar ardy menyakinkan pernyataan wanita itu,yang baru saja di dengarnya.
"Ya asal aku mampu dan hal yang kamu minta itu masih dalam batas wajar."jawab sinta asal tanpa berfikir panjang lagi.
"Baik lah,jangan menyesal dengan keputusan yang telah kamu buat nantinya."ucap ardy dengan senyuman licik.
"Ya"sahut sinta singkat dengan nada pasrah karena dirinya sudah terlalu lelah untuk berdebat lagi.
Ardy menatap wanita di depannya dengan tatapan tajam.Ia sedikit terpesona dengan mata hazel yang meneduhkan dan indah milik wanita itu.Wajah putih mulusnya bersemu sepertinya ia sedang menahan amarah namun justru membuatnya terlihat semakin cantik dan menggairahkan di mata ardy.Membuat jantung ardy berdegup kencang dan darahnya terasa berdesir.Hal pertama yang ardy rasakan seumur hidupnya.
Namun ardy segera menutupinya dengan membuang wajahnya melihat ke arah lain.
"Boleh sekarang aku pergi?"tanya sinta gugup dan menghindari kontak mata langsung dengan pria di depannya yang memandangnya intens,dengan aura yang mengintimidasi yang mampu melumpuhkan saraf tubuhnya.Sinta harus mengakui bahwa lelaki di depannya itu memang sangat tampan dan terlihat maskulin,lelaki itu juga memiliki tubuh tegap yang sempurna.Namun juga sangat menyeramkan di waktu yang bersamaan bagi sinta.
Sinta terlihat menggigit bibir bawahnya kebiasaan jika dia sedang gelisah dan hal itu membuat mata ardy menggelap seketika karena gairah.
("Sial wanita ini mampu memancing hasrat primitif yang selalu mampu dia kontrol sebelumnya."batin ardy dengan frustasi dan sedang berusaha menetralkan dirinya menjadi datar."Tidak sekarang kamu harus ikut denganku."ucap ardy tegas.
"Apa!!!!!!!!"ujar sinta berteriak marah.
Ardy tidak menjawab dan langsung saja menarik tangan sinta menuju ke arah dimana mobilnya di parkir.
"Kamu mau bawa aku kemana?"tanya sinta dengan wajah khawatir.
"Kamu tadi bilang mau melakukan apa pun kan?jadi diamlah karena ini cara awal kamu harus membayar kesalahan kamu terhadapku,mengerti?!!"sahut ardy.
"Tapi aku tetap harus tau kita mau kemana?"tanya sinta lagi.
"Tenanglah aku tidak akan membunuhmu sekarang karena itu akan terlalu mudah sekali untukmu.Aku ingin kamu lebih menderita daripada kematian."gumam ardy santai tapi mampu membuat wajah sinta memucat ketakutan.
"Apa!!"teriak sinta dengan nada terkejut dan shock mendengar kalimat kejam pria di sampingnya...
***
Bersambung.....
*****Selamat membaca*******
😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pernikahan Impian(TAMAT)
Romance(21+) Dendam menjadikannya lupa jika benci berbanding tipis dengan cinta. Kebencian rahardyan terhadap sinta membutakan mata hatinya.Dan melakukan segala cara untuk menyakiti dan membuat sinta menderita.Sampai suatu ketika cinta itu tumbuh dari bi...