**happy reading...
***
Ardy masih tidak habis pikir bagaimana bisa dia dan radit bisa berurusan dengan wanita yang sama.Meskipun dengan alasan yang sangat berbeda.Tapi ardy tetap tidak bisa mundur walaupun wanita itu adalah wanita yang di cintai oleh sahabatnya.Alasan ardy bisa tetap bertahan adalah dendam.Tujuan hidupnya bukan lagi tentang bagaimana dia akan menjalani hidup bahagia kedepannya bersama dina seperti dulu.Tapi bagaimana cara dia bisa menghancurkan seorang sinta agar bisa merasakan bagaimana arti kehilangan yang sebenarnya seperti yang dialaminya sekarang.Oleh karena itu dia tidak akan pernah mundur apapun alasannya.Ardi menatap radit dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Jadi wanita itu yang kamu suka dit?"tanya ardy untuk menyakinkan kenyataan yang baru saja dia dengar dari mulut sahabatnya itu.
"Iya bener dy,tapi kenapa kamu sampai sekaget itu responnya.Dan tadi sepertinya sinta juga memang sudah kenal sama kamu.Bahkan respon kalian terlihat sama?"tanya radit ingin tau.
"Jelaslah aku kaget kamu tau kenapa!?"ujar ardy kesal.
"Kenapa sih dy?ada hubungan apa kamu sama dia kenapa sinta sampai mukanya pucat gitu lihat kamu tadi."ujar radit dengan kening berkerut karena bingung.
"Dia perempuan yang aku ceritain ke kamu tadi....di----a..."ujar ardy sambil memberi jeda pada perkataannya.
"Dia wanita yang udah nabrak dina!!"tegas ardy.
"Apa!!!????"radit berteriak kaget setelah mendengar ucapan ardy.Ia terlihat langsung mengusap wajahnya dengan kasar untuk menghilangkan kepanikan yang di rasakannya saat ini.
"Kenapa sih dunia ini rasanya sempit sekali"gumam ardy dengan nada suara lelah.
Radit hanya mampu menghela nafas panjang saat tahu kenyataan yang baru saja dia dengar."Tapi apa kamu yakin itu salah sinta dy..ehmmmm...maksud-ku...soalnya aku tahu banget sinta tuh bagaimana orangnya"ujar radit dengan nada frustasi.
Ardy menatap radit tajam setelah mendengar nada pembelaan terhadap sinta itu.
"Jadi kamu kira aku bohong gitu??"ujar ardy dengan rahang mengeras dan sorot mata tajam menusuk."Bu-kan...gitu maksudku.Hanya saja aku gak bisa percaya sinta bisa melakukan hal seperti itu dy."jelas radit dengan nada tegas tidak ingin di bantah.
"Hmmmmm...segitunya kamu percaya dia ya?memang sudah kenal berapa lama kamu sama jalang pembunuh itu hah!!" gumam ardy mulai emosi.
Radit menghela nafas panjang untuk meredakan emosi nya yang juga mulai terpancing mendengar wanita yang sangat di kasihinya di sebut sehina itu.Jika saja orang yang berbicara bukan sahabatnya pasti dia sudah menghajar ardy sampai masuk rumah sakit.Radit sadar kalau ardy sekarang ini memang dalam kondisi labil.Dan jika dia tetap bersikeras menentang ardy dan terus melanjutkan perdebatan mereka yang ada mereka akan berakhir adu jotos sampai babak belur nantinya.
Jadi paling tidak sebagai seorang sahabat ia hanya harus bisa mengalah dan memakluminya."Aku memang kenal sinta udah lama dy.Aku kenal betul dia oranya gimana dan kalaupun dia berbuat salah itu pasti bukan di sengaja."gumam radit dengan nada penuh keyakinan.
"Ohh,jadi kamu pikir aku lagi ngarang cerita.Sial!!!sentakardy sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Tenang dy,kamu sekarang sedang emosi..mending kita bahas hal ini lain kali aja,oke?"
Ardy hanya memandang radit sekilas dengan sorot mata tajam dan tatapan kecewa.
Tanpa mengucapkan satu katapun ardy langsung beranjak melangkahkan kakinya keluar dari ruangan kantornya tanpa pamit pada radit.Radit yang melihat sikap ardy hanya bisa menghela nafas gusar.Dia kenal betul bagaimana ardy jika sedang marah seperti ini.Mungkin dia hanya butuh waktu sendiri dan kalaupun memang benar sinta bersalah.Radit tidak akan pernah membiarkan ardy menyakiti sinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pernikahan Impian(TAMAT)
Romance(21+) Dendam menjadikannya lupa jika benci berbanding tipis dengan cinta. Kebencian rahardyan terhadap sinta membutakan mata hatinya.Dan melakukan segala cara untuk menyakiti dan membuat sinta menderita.Sampai suatu ketika cinta itu tumbuh dari bi...