Part 17

34.7K 1.2K 23
                                    

Sinta masih terdiam karena sangat terkejut mendengar pernyataan pria di sampingnya.Pria yang selalu di anggap nya kakak sekaligus sahabat terbaiknya ternyata memiliki perasaan lebih padanya.Namun kenapa dia bahkan tidak peka dan tidak bisa menyadari perasaan radit padanya selama ini.

"Sin?kamu gak apa-apa kan?"ucap radit cemas sambil menepuk pundak sinta lembut untuk menyadarkannya dari lamunannya.

"Iya kak,gak apa-apa sinta cuma kaget aja denger pengakuan dari kak radit."gumam sinta pelan dan dengan senyum kaku yang terlihat sangat di paksakan.

Radit menghela nafas untuk meredakan kegugupannya.
"Lantas bagaimana jawaban kamu sin?"ujar radit gugup.

Sinta memejamkan matanya untuk menenangkan perasaannya yang sedang kalut.
"Maaf kak sinta belum bisa jawab sekarang karena aku masih bingung dengan perasaanku sendiri gimana ke kakak.Kasih sinta waktu buat mantapin hati sinta.Tidak apa-apa kan kalau sinta gak kasih jawaban sekarang juga kak.Karena sinta masih butuh waktu untuk berfikir"ujar sinta dengan nada memohon dan sedikit berbohong agar tidak terlalu mengecewakan radit,kalau dia langsung menolak perasaannya detik itu juga.Saat bersama radit sinta memang merasa nyaman dan aman tapi tidak ada perasaan bedebar sama sekali,dan sinta tau sekali bahwa perasaannya ke radit adalah perasaan nyaman karena dia selalu ada untuk nya.Berbeda saat bersama ardi meskipun sinta takut padanya tapi setiap kali ardi menatapnya hatinya berdebar kencang dan gugup.Entah perasaan apa itu sinta masih belum mengerti atau memang dia pura-pura tidak mengerti.
Sinta menatap radit dengan wajah memelas dan berharap radit bisa mengerti keadaannya.

Radit hanya bisa mengangguk sambil tersenyum menenangkan untuk menjawab sinta.

"Baiklah sin..aku akan nunggu sampai kamu udah bener-bener siap.Dan aku harap kita tetap bersikap seperti biasanya aja.Jangan ada rasa canggung gara-gara ungkapan perasaanku barusan,oke?"ujar radit lembut sambil tersenyum lebar seperti biasa.

Sinta langsung mengangguk mantap sambil tersenyum tulus ke arah radit.
Radit kembali menjalankan mobilnya sambil terus mencuri pandang ke arah sinta.
"Kak kalau lagi nyetir matanya fokus ke depan jangan malah ke samping terus gitu."ujar sinta dengan nada geli berniat untuk mencairkan suasana.

Radit mendengus kesal di goda seperti itu dan wajahnya langsung merah menahan malu karena tertangkap basah telah memandang sinta yang ada di sampingnya.

"Oh ya tadi sebelum kita berangkat aku sudah melamar kamu ke om dan tante sin".ujar radit sambil tetap fokus menyetir.

"Hah!!!"gumam sinta kaget.

"Kok gitu amat responnya sin?"ujar radit sambil tertawa geli melihat wajah sinta yang lucu saat sedang terkejut.

"Kan sinta kaget kak."gumam sinta dengan wajah merona.

"Santai aja sayang".ujar radit sambil mengelus kepala sinta lembut dengan sebelah tangannya yang bebas.

"Terus mama dan papaku jawab apa kak?"tanya sinta penasaran.

"Ya bilang kalau semua keputusan ada di tangan kamu sin..mereka bilang cuma pingin liat kamu bahagia."

Sinta menghela nafas lega dan merasa sangat terharu dengan jawaban yang di berikan kedua orang tuanya,itu menandakan mereka sangat memberi kepercayaan penuh pada sinta tentang hidupnya.

"Maaf ya sin aku langsung main lamar aja tanpa bilang ke kamu lebih dulu."ujar radit merasa bersalah.

"Dimaafkan kak."sahut sinta dengan senyuman lebar menghiasi wajah cantiknya.

Radit menghela nafas lega.Tanpa terasa mereka sudah tiba di depan halaman rumah sinta.
Radit langsung turun dan membukakan pintu mobil untuk sinta.
"Sin aku langsung jalan ya.Masih ada urusan mau kembali ke kantor lagi.Titip salam buat om sama tante ya maaf gak nganter kamu sampai ke dalam."ujar radit lembut sambil mengelus pipi sinta.

Bukan Pernikahan Impian(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang