Part 34

42.1K 1.5K 168
                                    

Diana mendatangi rumah kediaman ardi dan disana ternyata rumah itu saat ini sedang kosong hanya ada pembantu rumah tangga mereka dan bahkan pembantu mereka pun tidak tau menahu kemana kedua tuan rumahnya pergi.
Diana mencoba menghubungi nomor ardi tapi nihil karena memang teleponnya tidak diangkat oleh ardi.

"Apa dia sedang mencoba untuk mengkhianatiku?"geram diana penuh emosi dan segera memilih berlalu pergi dari rumah itu dan segera mencoba mencari ardi ke rumah ibunya atau sinta.Diana tidak habis pikir ardi yang dulu begitu mencintai putrinya semudah itu berpindah ke lain hati dan itu membuatnya sangat kecewa.Diana selalu menyuruh orang untuk mengawasi setiap gerak gerik mereka berdua tanpa sepengetahuan ardi tentunya.

Ardi tau bunda sedari tadi selalu mencoba menghubunginya namun telepon itu memang sengaja dia abaikan karena dia sedang sangat malas untuk meladeni perkataan bunda yang selalu berhasil membuatnya merasa terbebani dan merasa bersalah.

"Ada apa nak kenapa gak diangkat telponnya?"ujar soffi sambil menepuk pundak putra semata wayangnya dengan rasa penasaran karena sedari tadi ardi mengabaikan siapa pun penelpon yang sedari tadi terlihat mencoba menghubunginya.
Soffi segera datang ke rumah besannya begitu menerima kabar dari tiara bahwa menantunya itu sekarang ini sedang hamil dan hal itu sukses membuatnya langsung kalang kabut dan tidak sabar untuk datang langsung ke rumah besannya untuk melihat keadaan manantu kesayangannya.

"Gak apa-apa ma hanya telpon tidak penting"sahut ardi berbohong.Sofi hanya mengangguk mengerti dan tidak menuntut penjelasan apapun lagi dari ardi karena dia tau saat ini anaknya itu terlihat sangat enggan untuk menjelaskannya,entah kenapa sofi merasa ada sesuatu yang sedang menjadi beban pikiran ardi saat ini.

"Ya sudah mama mau bantu mertuamu menyiapkan makan malam dulu ya..dan mama harap kamu mulai sekarang harus lebih perhatian pada sinta nak ya nak dan juga susu ibu hamil ini tolong kamu berikan padanya ya"ujar sofi dengan nada lembut.

"Iya ma"ujar ardi singkat sambil tersenyum samar.Sofi menepuk pundak anaknya lembut dan segera berlalu menuju dapur..membuat ardi mendesah lega karena dia tidak siap jika harus mengatakan kebohongan terus pada mamanya.
Ardy juga merasa bingung dengan kehamilan sinta..apakah dia masih bisa membalas dendam saat kondisi sinta lemah seperti sekarang.Telepon dari jefry tadi siang pun sampai sekarang masih menjadi beban tersendiri di dalam pikirannya...sebenarnya ada apa sahabatnya itu bisa sampai sepanik itu.
Ardi segera masuk untuk menemui sinta dan membawakan susu ibu hamil yang barusan di buatkan oleh mamanya untuk sinta dan dengan sengaja menyuruh ardi yang mengantarkan ke dalam.Saat masuk ke dalam kamar sinta terlihat duduk memunggunginya di depan tv tapi terlihat sekali bahwa dia sedang tidak fokus menonton dan malah asik melamun entah apa sampai ardi duduk di sampingnya pun sinta tidak menyadarinya.

"Sin"gumam ardy lembut sambil menepuk pundak sinta sehingga membuatnya tersadar dan langsung menolehkan wajahnya kearah ardi.
"Hmmmmm...apa dy"sahut sinta dengan wajah khawatir dan kaget.Ardy langsung menyodorkan gelas yang berisi susu kepada sinta dan segera memilih segera berlalu menuju pintu untuk melangkahkan kakinya menuju keluar kamar.
Sinta mendesah pasrah saat menerima perlakuan acuh dari suaminya.

"Sampai kapan kamu akan terus bersikap seperti itu ke aku dy"desah sinta dengan nada lelah.

Sinta langsung meminum susu yang tadi ardy bawakan untuknya hingga tandas namun baru beberapa menit setelah minum susu itu perutnya terasa mual dan sinta segera berjalan dengan cepat menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya dan segera memuntahkan semua makanan yang sedari tadi di telannya tidak terkecuali susu yang baru saja di minumnya.Setelah merasa tidak ada lagi yang bisa di muntahkan lagi sinta langsung terduduk lemas sambil menangis di lantai karena hatinya sekarang terasa amat sesak bahkan ardi pun setelah tau kehamilannya tetap bersikap acuh seolah memang dia tidak ada artinya sama sekali di mata ardi sampai kapanpun.
Ardi yang masih bersembunyi di balik pintu hanya bisa mengepalkan tangannya untuk menahan dirinya yang sangat ingin menghampiri istrinya yang terlihat menangis pilu dan duduk di lantai kamar mandi..ardi sangat ingin meraih sinta dalam pelukannya untuk menenangkannya tapi hal itu mati-matian di tahannya dan bersikap seolah dia tidak peduli meski hatinya sendiri pun saat ini rasanya ingin meledak karena saking sesaknya.Ardi memilih segera berlalu dari tempat itu sebelum hati dan pikirannya makin tidak terkontrol untuk datang menghampiri sinta dan membawanya ke dalam pelukannya.Saat menuruni tangga ardi bertemu mamanya.

Bukan Pernikahan Impian(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang