Ardi menyetir dengan pikiran bercabang.Sedangkan sinta yang berada di sebelahnya terlihat sibuk dengan lamunannya sendiri bahkan dia sama sekali tidak merespon perkataan ardy sedari tadi dan hanya memilih diam.Ardy hanya bisa menghela nafas panjang karena merasa di acuhkan oleh sinta tapi biar bagaimanapun ini memang salahnya.
"Sin maafin aku ya"gumam ardy pelan tapi masih bisa di dengar jelas oleh sinta.
Sinta terlihat menghela nafas sebelum menjawab."Iya"sahutnya dengan nada ketus.
Ardy memilih kembali fokus menyetir dan dia masih mengingat kembali perkataan ayah dan bunda dina.Apa yang harus di lakukannya sekarang.Hatinya sekarang merasa dilema pada keputusan yang harus dia ambil sekarang.Tetap melaksanakan balas dendam atau berhenti sampai disini.Karena ada sebagian dirinya yang mulai ragu dan ingin berhenti.Tapi kesedihan yang terlihat di mata bunda diana.Ardy ingin menghapusnya dengan mengikuti perkataan bunda karena memang hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menghibur bunda setelah kematian dina.
"Sebenarnya apa maumu sebenarnya ardy.Kamu puas kan sekarang?"tanya sinta geram memecah keheningan.Mata nya terlihat menerawang kosong.
"Tidak ada,aku hanya ingin kita segera menikah"ujar ardy tegas.
Sinta terlihat kesal dan tidak bisa mengerti dengan jalan pikiran pria yang ada di sebelahnya.
"Untuk membalas dendam kematian kekasihmu ya?"ujar sinta kesal.
Ardy nampak berpikir sejenak sebelum menjawab.
"Kamu masih ingat janjimu dulu kan sin.Kalau kamu akan menebus kesalahanmu padaku dengan melakukan apapun sebagai bentuk rasa tanggung jawabmu."ujar ardi dengan tegas.
Sinta hanya mampu mendengus kesal."Kamu memang paling pintar kalau disuruh memojokkan orang lain dy.Tapi aku tidak mengerti apa yang bisa aku tebus dengan menikah denganmu."ujar sinta dengan nada datar.
"Karena kalau kita menikah segalanya menjadi mudah dan aku bisa leluasa membalas dendam padamu."ujar ardy dengan suara dingin.
"Kau memang sangat keterlaluan!!!"sentak sinta marah.
Ardy tersenyum kecil mendengar ucapan sinta dan kembali fokus menyetir untuk mengantar sinta pulang.Sinta terpaku saat melihat senyum tulus yang di berikan ardy padanya tapi langsung memalingkan wajahnya kearah lain karena takut jika ardy melihat rona merah yang menghiasi wajahnya saat ini.Di situasi seperti ini bagaimana bisa sinta malah terbuai hanya karena sebuah senyuman singkat.
("Kamu bodoh sinta...permainan bahkan belum di mulai kamu malah terlena..."gumam sinta dalam hati)
Mereka melalui perjalanan dalam keadaan hening.Tidak butuh waktu lama mobil ardy sudah memasuki perkarangan rumah sinta yang terlihat asri.Ardy bergegas turun untuk membukakan pintu untuk sinta namun pintu penumpang sudah terbuka dan di banting cukup keras oleh sinta dan langsung saja meninggalkan ardy yang masih bingung dengan sikap sinta yang terlihat marah dan langsung masuk ke dalam rumahnya tanpa pamit kepadanya ataupun sekedar mengajaknya masuk.
Ardy mengikuti langkah lebar sinta dan berusaha menyamai langkah kaki sinta.
"Ngapain kamu ngikutin aku!"ujar sinta sambil bekacak pinggang dan dengan wajah kesal.Wajah sinta yang masih terlihat sembab dan hidung yang memerah membuat ardi ingin tertawa karena wajah sinta sekarang terlihat sangat lucu menurutnya."Aku mau ketemu om dimitri sekalian untuk membahas bisnis kami sin"ujar ardi dengan nada serius.
"Oh"gumam sinta singkat dan langsung melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan ardi.
Begitu mereka memasuki ruang tamu disana sudah ada papa dan mama sinta yang terlihat sedang mengobrol dengan radit.Ardi yang yang sudah menyadari kehadiran radit terlihat mendengus kesal.Berbeda dengan sinta yang langsung beranjak menghampiri ketiga orang itu.Radit langsung berdiri dan mencium pipi sinta,hal itu sukses membuat ardi kesal dan langsung saja memilih membuang mukanya ke arah lain.
Dimitri yang memperhatikan sikap ardi terlihat menilai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pernikahan Impian(TAMAT)
Romance(21+) Dendam menjadikannya lupa jika benci berbanding tipis dengan cinta. Kebencian rahardyan terhadap sinta membutakan mata hatinya.Dan melakukan segala cara untuk menyakiti dan membuat sinta menderita.Sampai suatu ketika cinta itu tumbuh dari bi...