***Happy reading...
***
Ardy beserta keluarganya saat ini sedang menikmati sarapan paginya.
Suasana di meja makan selalu sunyi seperti sekarang ini.Karena memang papanya paling tidak suka jika ada yang mengobrol disaat makan.
Papa ardy terlihat sudah selesai makan dan langsung membuka obrolan dengan putranya.
"Bagaimana proyek kerjasama yang kamu ajukan ke aryatama corp ar?"ujar Brian kepada putra keduanya itu."Berjalan lancar pa dan kami sudah mencapai kesepakatan bersama untuk bekerja sama"sahut ardy antusias.
"Wah hebat kamu nak padahal papa dengar dari para relasi papa,susah sekali bisa bekerja sama dengan perusahaan mereka"ujar brian dengan senyuman bangga kearah ardy.
"Mungkin kebetulan ardy lagi beruntung aja pa."
"Tidak ada keberuntungan dalam dunia bisnis ar ingat itu!! "ujar brian dengan senyum bangga sambil menepuk pundak ardy.Putranya itu selalu membuatnya bangga sejak dulu dan tidak pernah sekalipun mengecewakannya.Ardy adalah putra kebanggaannya.Sangat berbeda dengan putra pertamanya yang selalu mampu membuatnya marah.Mereka berdua tidak pernah akur dan memilih hidup terpisah.Sejak lulus l kuliah putra pertamanya menetap di amerika untuk menjalankan cabang perusahaan mereka yang ada disana.
Ardy hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan papanya.
Setelah menyelesaikan sarapannya ardy langsung pamit kepada kedua orang tuanya untuk berangkat ke kantor."Hati-hati ya nak"ujar sofi lembut.
"Iya ma"gumam ardy lembut sambil tersenyum singkat ke arah mamanya.
Ardy memacu mobilnya dengan kecepatan agak tinggi agar cepat sampai di kantor.
Saat ia sedang fokus menyetir ponsel nya berdering menandakan ada panggilan masuk."Iya hallo"..
"..."
"Ini lagi otw bentar lagi sampai kok tenang aja."
"..."
"Oke.Kamu tunggu aja"..
"...."
"Sip"...
Setelah mengakhiri panggilan telponnya ardy kembali melajukan mobilnya dengan lebih cepat karena sedang ada seseorang yang saat ini menunggunya di kantor.
Sepuluh menit kemudian ardy sudah sampai kantor.
Dan segera bergegas masuk menuju ruang kerjanya.Mutia terlihat sudah menunggunya di depan pintu masuk."Pagi pak,anda sudah di tunggu oleh pak Radit di dalam."ujar mutia dengan nada lembut yang terdengar di buat-buat.
"Baiklah"sahut ardy datar dan segera berlalu dari hadapan mutia.
Ardy langsung beranjak melangkahkan kakinya dengan cepat menuju ruangan kerjanya.
Begitu masuk ia bisa melihat pria tampan dalam balutan kaos yang di padukan dengan jas yang tampak pas di pakainya seolah baju itu memang hanya di buat untuknya.Pria itu terlihat sedang duduk di sofa panjang yang berada di dalam ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pernikahan Impian(TAMAT)
Romance(21+) Dendam menjadikannya lupa jika benci berbanding tipis dengan cinta. Kebencian rahardyan terhadap sinta membutakan mata hatinya.Dan melakukan segala cara untuk menyakiti dan membuat sinta menderita.Sampai suatu ketika cinta itu tumbuh dari bi...