Part 32

41.4K 1.6K 200
                                    

Sinta terbangun dari tidurnya dengan badan meriang dan sakit kepala luar biasa.Namun dia tetap memaksakan dirinya untuk tetap kuat meskipun wajah nya terlihat sangat pucat.

Setelah kejadian yang sangat menyakitkan kemarin malam bagi sinta.Dia tetap bersikap seperti biasanya seolah memang tidak terjadi apa-apa padanya kemarin dan tetap dengan tulus melayani segala kebutuhan ardi seperti biasanya. namun ardi bisa melihat wajah sinta terlihat sangat pucat pagi ini seperti sedang sakit tapi dia berusaha terlihat baik-baik saja di depannya.Dan tidak mengeluh sama sekali padanya.Ardi ingin sekali bertanya bagaimana keadaannya saat ini.Tapi segera saja diurungkannya dan bersikap seolah dirinya tidak peduli sama sekali dengan kondisi sinta.

Sinta sekarang lebih banyak diam.Dan berbicara seperlunya saja padanya tidak seperti hari-hari sebelumya yang lebih banyak bertanya padanya.

"Dy hari ini aku mau ke rumah orang tuaku ya soalnya aku kangen papa dan mamaku gak apa-apa kan ??"tanya sinta sambil menatap ardi dengan sebuah senyuman yang terlihat dipaksakan di wajah cantiknya.
Ardi hanya diam dan terus melanjutkan membaca berkas penting yang ada di tangannya sebelum dirinya berangkat kekantor karena memang pagi ini dia ada metting dengan klien penting.Sinta terlihat membantunya merapikan berkas yang berantakan di bawahnya..membuat ardi tersentuh dengan kebaikan dan kesabaran sinta namun dia tetap berusaha bersikap acuh.
Setelah semua beres ardi langsung berdiri dari duduknya dan berniat langsung berangkat ke kantornya tanpa pamit pada istrinya.
Sinta terlihat tetap duduk kursi tidak seperti biasanya dia akan selalu mengantar ardi sampai di depan mobilnya meski hanya mendapat tanggapan acuh dari ardi.

"Kalau berangkat pakai supir saja dan hati-hati dijalan sin..salam buat papa mamamu"ucap ardi dengan nada dingin dan sedikit pelan namun masih bisa di dengar jelas oleh sinta saat dia sudah sampai di depan pintu ruang tamu,ardi terlihat menoleh sekilas ke arah sinta.

Senyum sinta terbit di wajah pucatnya mendengar ucapan ardi dengan nada dingin namun sarat akan perhatian untuk nya..sebulir air mata bahagia turun ke pipinya dan segera dengan cepat di hapusnya agar ardi tidak melihat hal itu.Senyum penuh luka yang di perlihatkan oleh sinta siapa pun yang melihat pasti akan tau dan bisa merasakan bagaimana sakit yang sinta rasakan sekarang namun dia berusaha tetap kuat untuk membuktikan kalau dia sanggup bertanggung jawab atas apa yang dia sebabkan namun hatinya telah kalah telak dan malah mencintai ardi dengan begitu dalam.Hanya perhatian kecil seperti itu saja yang di berikan oleh ardi padanya..hatinya bahkan sudah merasa bahagia padahal rasa sakit yang dia rasakan jauh lebih besar saat ini.
Sinta segera memilih segera bersiap untuk berangkat ke rumah mamanya..dia memakai make up sedikit lebih tebal dari biasanya agar mata sembabnya bisa tersamarkan dengan bantuan make up.Sinta tidak ingin mamanya curiga dengan kondisi pernikahannya yang terlihat tidak bahagia.

Sinta menuruti perkataan ardi untuk memakai supirnya mengantarkannya ke rumah orang tuanya karena dia takut ardi marah lagi seperti kemarin jika dia membantah dan tidak mematuhi perintahnya.

"Pak mampir dulu ke makam ya"

"Baik bu....."

Saking seringnya sinta berkunjung ke makam dina jadi dia tidak perlu lagi menjelaskan kepada supirnya.
Hampir setiap hari sinta berkunjung ke makam itu..dan setiap kali bertemu dengan ibu dari almarhum dina sinta selalu mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan,bahkan sering kali bunga yang di taruhnya di lemparkan dengan kasar ke arahnya tapi sinta tetap saja terus datang kesini.
Makian dan umpatan yang di lontarkan ibunda dina padanya sangat lah kasar namun sinta tetap saja gigih mendatangi makam dan rumah keluarga dina tanpa pernah merasa putus asa dan lelah.
Sinta menyempatkan diri mampir ke toko bunga yang memang berada di sekitar area pemakaman,sinta berjalan pelan menyusuri area pemakaman yang memang terlihat sedang sepi sekarang..dengan langkah gontai sinta tetap menguatkan dirinya terus berjalan pelan hingga sampai di makam dina.

Bukan Pernikahan Impian(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang