BONCHAP: ADA APA DENGAN DEE

10.3K 529 58
                                    

Aku memutuskan bahwa ini adalah bonchap terakhir. Kenapa? Karena udah mau nulis cerita lain. So, enjoy this chapter!

 So, enjoy this chapter!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dee menatap kedua kakaknya dengan tatapan tajam. Tatapan yang seolah bisa membunuh kedua kakaknya secara tidak langsung. Ditatap seperti itu oleh adiknya, Devan dan Dafi menunduk dan berulang kali meminta maaf.


Iya, mereka berdua memang harus meminta maaf karena melupakan janji untuk ice skating bersama Dee kemudia makan sushi hari ini dan foto studio.

"Dee, maafin Abang, dong. Tadi Abang kan harus ke toko buku dulu. Abang harus beli beberapa buku buat ngerjain tugas dari dosen Abang," ujar Devan. Dee mencebikkan bibirnya sambil menyandarkan badannya ke sofa ruang tamu.

"Abang beli bukunya ke Timur Tengah, ya?!" tanya Dee kesal.

"Ya enggak lah, kamu aneh-aneh aja," sahut Devan.

Dee memeluk bantal sofa dan menumpukan wajah pada kedua tangannya. "Abis lama banget. Buku apa sih yang bikin Abang anteng di toko buku sampe sepuluh jam?!" tanya Dee kesal. "Kan Bang Evan udah janji sama Dee kalau lagi libur kuliah bakal ice skating terus pulangnya kita makan sushi sama foto studio. Terus sekarang pas bagian libur yang cuma sebentar doang Abang sibuk terus. Bener dugaan Dee, kita bertiga jalan-jalan itu cuma wacana doang!"

Devan menghela napas lemah. Ia segera merangkul bahu adiknya dan mengusap pundaknya pelan. "Kamu PMS, ya?" tanya Devan pelan.

Alis Dee naik sebelah. "Kenapa emangnya?!" balas Dee.

"Abis, marah-marah mulu," balas Devan. "Eh, tapi kamu mah nggak PMS juga marah-marah mulu, deng. Udah hobi kayaknya."

"ABANG!"

"Oke, oke," ucap Devan. "Fi, bantu ngomong dong jangan makan es krim aja."

Dafi yang sejak tadi memakan es krimnya menoleh ke arah Devan dan Dee. Laki-laki itu meletakkan mangkuk es krimnya dan menatap Dee. "Bang Afi minta maaf, oke?" tanyanya.

"Bang Afi nggak perlu minta maaf karena Abang nggak salah. Malah daritadi Abang yang nemenin Dee di rumah."

Mendengar itu, Dafi tersenyum tipis. "Jadi Dee mau apa?" tanya Dafi.

"Dee cuma mau kita jalan-jalan bareng. Karena kapan lagi coba kita ada free time. Bang Evan udah sibuk kuliah. Bang Afi sibuk belajar buat UN. Terus, ini juga tahun terakhir Bang Afi tinggal di sini. Beberapa bulan lagi Bang Afi bakal kuliah dan nggak ketemu Dee lagi. Dee ... cuma mau ngabisin waktu sama kalian berdua. Lagipula, nggak setiap hari kan?"

"Yaudah besok ya?" tanya Dafi meminta persetujuan.

Belum sempat Dee menjawab. Devan sudah lebih dulu membalas ucapan Dafi. "Nggak bisa, besok Evan harus ke rumah Afa. Ada tugas yang mau dikerjain. Mumpung Afa lagi pulang juga."

Tentang Davin: Kembali [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang