"Pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau tak akan kurelakan sendiriPada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasatiPada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau tak akan letih-letihnya kucari"Davina tersenyum simpul membaca puisi yang ada di halaman pertama dari kumpulan puisi Sapardi Djoko Damono itu. Ia heran sekaligus senang bisa memiliki buku itu. Buku itu bukan hanya sekedar kumpulan puisi, tapi di dalamnya juga ada penjelasan makna-makna tersirat menurut penulis.
Kok Pak Davin tau ya kalau aku lagi nyari buku ini? Davina bertanya kepada diri sendiri. Kemudian ia menutup buku tersebut dan tangannya kembali menelusuri isi goodie bag. Ia mendapati sebuah buku yang cukup tebal dan besar. Kemudian, ia menarik buku tersebut keluar. Ternyata itu adalah buku yang sempat ia lihat di gramedia beberapa hari yang lalu.
Parenting Nabawi.
Davina membuka plastik yang masih membungkus buku tebal tersebut. Matanya menelusuri daftar isi di dalam buku. Ada banyak subbab yang menarik untuk di baca. Buku dengan 426 halaman itu adalah bekal baginya untuk menjadi orangtua yang baik. Bekal baginya untuk menjadi Ibu yang bisa mendidik anak-anaknya. Davina tersenyum simpul.
Ia kembali memasukkan kedua buku tersebut ke dalam goodie bag dan tangannya meraba secarik kertas. Davina membawa keluar kertas tersebut dan ada tulisan yang dibuat dengan tinta berwarna hitam.
Selama ini aku cuma belajar jadi seorang suami yang baik. Tapi, aku nggak pernah belajar jadi orangtua yang baik. Kita belajar bareng-bareng ya, Davina.
Davin Praditya
Seulas senyuman tipis tergambar di wajah Davina setelah ia membaca serentetan kalimat di dalam kertas itu. Ia hanya ... merasa bahwa setiap kata yang tertulis dalam kertas itu sama sekali tidak terlihat seperti Davin. Namun jauh di lubuk hatinya, entah sejak kapan perasaan itu menyelimutinya. Untuk pertama kalinya Davina yakin akan satu hal.
Ia sudah siap dengan fase selanjutnya dalam hidupnya. Ia sudah siap dengan sebuah ... pernikahan.
Davin menepikan dirinya di balik tumpukan rak gramedia. Ia membuat jarak yang cukup jauh dengan perempuan yang sejak dua puluh menit yang lalu itu ia perhatikan. Dari mulai perempuan itu turun dari taksinya, berjalan mengitari mall, sampai akhirnya memasuki toko buku.
Bagus, di tengah-tengah kesibukannya menjadi kepala sekolah--Davin menyempatkan dirinya menjadi seorang penguntit.
Tidak lama terdengar suara Davina yang bertanya pada petugas gramedia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Davin: Kembali [Completed]
Spiritual[BUKU KEDUA DWILOGI TENTANG DAVIN] Karena sejatinya, setiap dari kita akan kembali memulai kisah cinta--dengan orang, tempat, dan waktu yang tidak terduga. Catatan: 1. Disarankan membaca Jarak terlebih dahulu. 2. Ditulis ketika belum paham EBI dan t...