Seminggu sebelum hari raya semua siswa dan siswi--termasuk para guru AFIBS sudah diliburkan. Dan berhubung seluruh kegiatan di AFIBS sudah diselesaikan tepat waktu, maka Davin sebagai Kepala Sekolah memiliki waktu rehat seminggu sebelum lebaran ini. Keluarga Praditya sudah setuju untuk menghabiskan sisa-sisa hari puasanya di Bandung dan berlebaran di sana. Mengingat di Bandung juga mereka mempunyai vila, jadi mereka bisa beristirahat di sana.
Davina sudah mengemas beberapa keperluannya untuk pergi ke Bandung. Hari ini, ia akan berangkat bersama keluarga Praditya. Setelah ia meletakkan bros kecilnya di kerudung sebagai sentuhan terakhir, ia segera menuruni anak tangga. Di ruang tamu, sudah ada Irsyad, Davin, Khansa, dan Afsheen.
"Udah selesai beres-beresnya?" tanya Khansa.
Davina mengangguk. "Udah, Mi. Maaf ya nunggu lama."
"Nggak apa-apa. Ayo berangkat sekarang, mumpung masih pagi."
Setelah itu, mereka semua keluar dari rumah dan segera mengunci pintu. Kebetulan Bu Latifah juga sudah pulang ke kampungnya yang ada di Yogyakarta.
Setelah semuanya memasuki mobil, Davin segera menyalakan mobil dan Honda Jazz putihnya berjalan melintasi jalanan Tangsel menuju Kota Bandung. Hari ini, untuk ketiga kalinya ia akan bertemu calon mertuanya lagi.
Mereka semua tiba di Bandung saat keadaan sudah sore. Jalanan macet dipenuhi hilir mudik orang-orang. Tujuan pertama mereka di Bandung tentu saja mengantar Davina pulang ke rumahnya yang ada di daerah Ciwidey. Bahkan mereka juga ikut berbuka puasa dan melaksanakan tarawih di dekat rumah Davina.
Setelah selesai menjalankan sholat tarawih, keluarga Davin dan Davina berkumpul di ruang tamu. Membicarakan masalah pernikahan yang dalam satu bulan lagi akan digelar.
"Semuanya udah selesai. Paling tinggal fitting baju, sebar undangan, sama ambil pesanan cincinnya aja," kata Davin menjelaskan ketika Laila bertanya sudah sampai mana persiapan pernikahan di urus.
Laila berdecak kagum. "Wah cepat juga ya selesainya. Padahal ini baru satu bulan," katanya sambil tersenyum.
"Gimana nggak cepet, Bu Lail. Davin sibuk ngurus ini itu terus setiap hari, ngebet banget dia menikah sama Ina," celetuk Khansa.
Davin menyenggol lengan Khansa. "Umi ih, bikin malu aja." Davin menunduk karena malu di hadapan calon mertuanya.
"Kenapa malu? Justru bagus, artinya kamu memang serius sama Ina," timpal Fandy.
Irsyad yang sedari tadi diam mengeluarkan suara. "Semoga tidak ada halangan sampai ke hari-H." Ujarnya.
Dan semuanya meng-aamiin-kan ucapan Irsyad.
"Umi mau nginep di sini aja?" tanya Davina akhirnya.
Khansa menimbang-nimbang sejenak, kemudian meminta persetujuan suaminya. Ia juga melirik Davin dan Afsheen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Davin: Kembali [Completed]
Espiritual[BUKU KEDUA DWILOGI TENTANG DAVIN] Karena sejatinya, setiap dari kita akan kembali memulai kisah cinta--dengan orang, tempat, dan waktu yang tidak terduga. Catatan: 1. Disarankan membaca Jarak terlebih dahulu. 2. Ditulis ketika belum paham EBI dan t...