'Bella'

1.1K 42 1
                                    

"Bagaimana bisa aku membiarkan kamu SMA sendirian tanpa aku. Kamu, terlalu rapuh jika sendirian."
"Sok tahu! Kalau hanya meladeni sekelompok cewek genit pentolan sekolah, akupun sanggup! Lagi pula, aku bosan mendengar ocehan mereka yang terus membanding-bandingkan aku denganmu. Memangnya, kakak mau melindungiku selamanya?!" Dengan sombongnya, ia memuji kekuatannya menghadapi sekerumunan anak-anak gadis yang sering mengganggu dan mencemoohnya itu. "Kalau aku gak bisa jagain kamu, aku gak mungkin jadi kakak, iya kan?! Lagian, belum waktunya kamu bebas sendiri. Kakak masih ingin direpotkan si bawel manja ini, dasar bodoh!" Ia menarik bahu dan memeluk adiknya dengan erat.

"Memang sulit, menjadi adik manis dan menggemaskan sepertiku. Sampai kakak tak bisa jauh-jauh. Aduh, aku memang sangat berpengaruh bagi orang banyak ya." Ia masih saja menyombongkan dirinya. "Dasar bodoh! Sudah bawelnya, ganti baju sana!" Tristan keluar menuju kamarnya sendiri untuk mengganti pakaian.
   
      "Maaf ya, aku terlambat. Aku di Sydney tidak untuk berjalan-jalan kok, jadi jangan marah ya"
"Aku bahkan belum mengganti pakaian, pasti sangat bau keringat, maaf juga untuk itu. Aku buru-buru dari bandara langsung menghampirimu."

Navin sudah berada di sini selama dua jam, belum lelah sama sekali memandangi bella. Baginya, menatap Bella adalah hal yang paling menyenangkan yang mampu membahagiakan hati. "Waktu tak terasa begitu cepat berlalu ya. Namun segala kehangatan yang kamu buat, masih sangat terasa melekat setiap harinya." Ia berlutut menghadap sang pujaan.

"Ini semua, karna kamu meninggalkan mahakarya indah yang membuat Istanaku semakin hidup. Trima kasih untuk itu, Bella-ku."

Empat mobil berduyun-duyun menuju lokasi, tempat dimana navin dan bella berada.
"Kalian gak sama oma sama opa?"

"Gak oma, kita mau naik mobil aunty Alma saja."
"Ya sudah." Neneknya masuk kedalam mobil yang dipandu oleh suaminya.

"Geez, ayah gak kasih kabar sama aunty?" Ia masih saja keresahan, karna ayahnya belum juga memberi kabar. Sedangkan waktu yang dijanjikan sudah lewat. "Ih, gak menjaga perasaan mama, dasar! Gak tepat janji." Tambahnya.
"Ssshh! Berisik terus." Tristan mencubit dan menarik bibir adiknya yang terus memaki-maki ayahnya itu. "Gak tuh, ke kamu ngabarin gak yank?"

"Nggak juga." Jawab Dimas. "Sama aunty Natly ngabarin mungkin. Jangan marah-marah dulu cantik, nanti manisnya hilang lho." Alma menggoda keponakannya itu, berharap agar moodnya membaik.

"Isn't that?"
"Ya, ayah kamu SMS tanteu tadi. Katanya dia langsung kesini, takut gak keburu, jadinya gak pulang dulu." Natly memberikan penjelasan. "Geez, setidaknya kasih kabar donk yah." Cibir Tristan.
     "Daaad, you're late!" Ia terus melambai-lambaikan tangan ke arah ayahnya. "Ish, ayok donk, sapa ayah juga!" Ia mengangkat tangan Tristan, agar ikut melambaikan tangan ke arah ayahnya juga.

"See, Bella. Itulah kehidupan yang telah kau tinggalkan di istanaku. Mereka, adalah bukti nyata kekuatan cintamu." Navin menepuk nisan itu dua kali, kemudian membalikan tubuhnya dan melambai ke arah anak dan keluarganya. "Kalian yang terlambat." Jawab Navin balas berteriak. Bella hanya menertawakan ayahnya. "Hey, lepas earphone nya donk! Malah dengarin musik." Bella menarik earphone yang menempel pada telinga Tristan.

"Kenapa ayah gak kasih kabar sih?! Aku pikir gak akan datang."
"Kalau ayah kasih kabar, nanti kamu malah marah-marah lagi. Tuh bae, puteri kamu itu paling bawel diantara yang lain." Navin menertawakan Bella. "Hey, jangan adukan Bella pada mama donk!" Protesnya.

"Mama kamu gak akan marah, karna dia tahu, puterinya bawel, karna dia sayang sama ayahnya, iya kan?" Ia merangkul puterinya itu, dan kemudian mencium keningnya. "Hey buddy, good luck ya di SMA Harapannya."
     "What?! Jadi, ayah tahu kalau Tristan akan mendaftar di SMA harapan juga, kenapa gak kasih tahu aku?" Bella merasa sudah dibohongi oleh ayah dan kakaknya. "Oh iya, kakak kamu memang meminta untuk di daftarkan di sana. Memangnya kenapa?"

Villain In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang