I'm sorry

1.7K 75 0
                                    

Bella dan yang lain sudah tiba di lokasi, dan bersiap-siap untuk rafting. Tentunya tanpa Navin. Berhubung pria itu tak jadi ikut, akhirnya boat yang satunya terpaksa dibatalkan. Alma sedikit terbebani, karena kondisi lehernya yang masih sakit, walaupun sudah dipijat tadi malam. Namun setidaknya dia masih bisa ikut bersenang-senang dengan yang lain dengan sedikit leluasa. "Whoaaa, it's freaking me out!" Bella berteriak saat boat itu menuruni area sungai yang terjal, dan yang lain pun sama antusias dan hebohnya. Telaga Waja sedikit lebih curam dan deras hari ini, mungkin karena ini masih musim penghujan, walaupun sudah tidak begitu sering.

"Wohoo. Aw, leher gue. Aduh!" Alma meneriakan kesakitannya, namun raut wajahnya masih sangat kegirangan dan jantungnya pun ikut bergebu-gebu.

Sudah sangat puas memicu adrenalin di Telaga Waja, mereka naik ke daratan dengan napas yang masih bergemuruh, rasa senang dan tubuh yang basah kuyup karena sempat tercebur beberapa kali.
"Gila, thanks banget pak Imam atas panduannya. Seru abis!" Aaron dan Dimas menjabat tangan pak Imam secara bergantian, yang telah memandu petualangan mereka hari ini. "Sama-sama. Syukurlah kalau kalian senang, kita kembali sekarang ya?" Semuanya mengikuti langkahnya, kembali ke titik awal dan pulang.

Tak terasa sudah sesore ini, perut merekapun mulai keroncongan. Akhirnya mereka berhenti di salah satu restaurant seafood untuk memanjakan perut. "Sayang banget Navin gak ikut! Nyesel abis itu anak." Ujar Dimas yang menggigiti udangnya dengan nafsu. "Iya. Seru banget, hidung gue sampai pedih gara-gara kebanyakan masuk air pas jatuh tadi." Mereka menertawakan kekasih Bella yang tak hentinya memegangi hidung mancungnya.

     Navin masih pada tempat tidurnya, dia terus memejamkan mata dari tengah malam sampai sesore ini. Cengkrama orang-orang di luar yang sedang berenang di hadapan kamarnya mulai terdengar. Rasanya sangat berisik, karena ada alunan musik dengan volume yang cukup keras menembus kamarnya. "Oh man. Jam berapa sih memangnya?" Tanyanya sendiri seraya berusaha meraih jam tangannya yang tergeletak di atas meja dengan mata yang masih kunjung membuka, dan kontan terduduk karena melihat arah jarumnya. Ternyata sudah sesore ini. Tanpa mau malas-malasan terlebih dahulu, dia pergi membersihkan diri di kamar mandi.

Setelah mandi bagaikan orang kesiangan yang hendak berangkat bekerja, Navin malah kembali merebahkan diri di atas kasurnya. Memandangi langit-langit dan mengalihkan pandangannya pada suara-suara berisik dari luar. Mereka berangkat rafting jam berapa ya? Apa sudah pulang?
Di tengah lamunan dia tersadar, jika yang lain pergi rafting, Alma pasti tidak mungkin membawa anaknya. Dengan langkah cepat dia ke luar dari kamar dan mengetuk pintu kamar Sheri dan bi Rini. Seperti yang dia harapkan, anak itu sedang bermain di bawah kasur. "Bi, Alma belum pulang? Dari jam berapa mereka pergi?"

"Belum mas, pergi dari jam sepuluh pagi." Navin menyeka wajahnya dan menatap gadis kecil yang tersenyum saat ia mulai duduk di hadapannya.
"Sheri sama bibi sudah makan? Kita cari makan yuk?" Ajak navin seraya menggendong putri Alma.
Semua makanan yang mereka pesan sudah menghiasi meja, Navin memangku gadis itu dan mulai menyuapinya. "Biar bibi saja mas Navin, gak enak saya."

"Gak apa-apa, bibi makan saja. Lagian saya tidak begitu lapar." Jawab Navin yang mendengar suara teman-temannya yang berisik mengingat keseruan saat rafting tadi, lalu kontan berbalik arah saat melihat keberadaan Navin di meja makan.
"Kebo sudah bangun juga!" Pungkas Dimas sambil menepuk bahu Navin. "Bangun jam berapa Vin? Nyesel lo gak ikut. Seru, parah!" Timpal Aaron sambil menarik kursi dan berniat untuk ikut duduk.
"Baru saja bangun. Syukurlah kalau kalian senang."

"Lo gak makan Vin?" Tanya Bella. Gadis itu sudah seperti biasa, ramah dan perhatian. Navin tahu bahwa suasana hati Bella memang cepat sekali membaik, namun dia merasa ada yang masih mengganjal. "Gak begitu lapar." Jawabnya, sedang Bella hanya menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Sheri berisik gak? Ganggu lo tidur?" Tanya Alma cemas.

Villain In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang