My favorite scent

4.4K 103 0
                                    

"Oh, hello Mr. Are you having fun with them or not?" Sambut Bella dengan kepalanya yang terasa berat namun tetap mendongak untuk menatap Navin penuh kesal. "Apa maksud lo!? Bukannya lo yang senang-senang sama cowok itu?" Jawab Navin yang begitu sadar bahwa suaranya sedikit bergetar karena kesal terhadap pria tadi, dan Bella yang membiarkanya. "Huh, cowok? Gue dari tadi sendiri, now leave me alone!!!"

"Idiot, sudah mabuk sampai gak sadar kalau ada cowok yang menciumi rambut lo. Ctk!" Keluh Navin yang menampar dahinya sendiri karena ucapan Bella, yang rupanya sudah benar-benar tidak sadar karena diracuni vodka.
"Shut your mouth and leave me alone!!!"

"Lo kenapa sih bellek? Perasaan gue yang galau, tapi kenapa lo yang mabuk dan marah-marah. Gak asyik ah!"
"Ya sudah sana, asyik-asyikan saja sama Mrs. red itu!"

Mrs. red?

"Aah, sekarang gue tahu. Cemburu ya, gue sama Fanny? How adorable." Ujar Navin yang mencubit kedua pipi Bella. Sahabatnya itu terlihat sangat menggemaskan karena merasa jengkel telah diabaikan. "Do not touch me!!!"
      "Gak mau, gemes banget sih!" Ucap Navin yang malah memeluknya lebih kuat.

"Dia itu Fanny Bell, teman gue. Sudah cukup lama gak ketemu!" Sambungnya menjelaskan pada Bella yang mungkin tidak sadar.
"Gak nanya, gak peduli!"
"Oh, sungguh? Dia juga yang kenalkan gue ke cindy, gak salah kan disapa teman terus kongkow bareng?" Jawabnya dengan senyuman menggoda, pada Bella yang hanya menatapnya dengan mata beler setengah mabuknya. Navin yakin bahwa Bella bahkan tidak menyimak penjelasannya sepenuhnya.

"Gue ajak lo have fun, lo malah minggat dan bikin gue bete. Pokoknya lo harus minum sampai mabuk kayak gue!" Ancam Bella yang menyodorkan botol vodka itu pada Navin.
"Sungguh, harus!?"
"Serves you right, rasakan!!!" Vodka yang sudah memenuhi gelas itu membuat Navin sakit mata dengan hanya melihatnya. Namun karena dia tidak bisa menghindari Bella yang sedang mabuk, Navin hanya menurut. Yang dia khawatirkan adalah besok pagi, bagaimana mungkin dia bisa bekerja dengan ampas alkohol.

      Sisa dari setengah botol vodka tadi sudah habis, Bella kembali merengek meminta vodka— namun kali ini Navin menolaknya dan menyarankan cocktail kalau mau. Gadis itu hanya mangangguk tapi tidak sepenuhnya setuju. "Aah, gue di surga." Gumamnya yang menubruk Navin dan menarik tangan pria itu, mengajaknya mengikuti irama.

"Navin stupid, Navin idiot, Navin annoying!" Ejeknya yang mengganti nama belakang Navin dengan kata-kata yang jelek. "Party's over. Ayok pulang!" Ajak Navin setelah melihat angka di jamnya. "Gak!" Tolak Bella seketika.
"Manyun-manyun, lo sudah jelek. Yuk, besok gue ada janji Bell." Goda Navin yang mencubit bibir Bella yang masih menggelengkan kepalanya, seraya menunduk dan menyandarkan kepalanya pada bahu Navin. "Gak gak, gak mau pulang."

"Apa, maunya digoyang?" Gurau Navin yang mengekeh kecil. 'Ayoklah Bell, please?" Sambungnya dan gadis itu tetap diam saja.

"Sini Bell, naik! Gue gendong." Bujuk Navin yang membungkukkan tubuhnya, berharap Bella terbujuk dan naik ke punggungnya."Nah kan gue bilang juga apa, mabuk kan! Janji-janji mulu." Sambut Alma menggerutu pada Bella seraya menepuk bokong gadis yang sedang digendong navin itu. "Ssh! Diam, berisik!" Hardik wanita yang sudah bukan Bella itu. "Eeh, malah suruh gue diam. Pakai nambah segala sih, sudah gue bilang satu saja malah dua! Seperti ini kan jadinya!"

"Turun Bellek!"
"Vin, heh!"
"Apa rese?!"

"Vin, gue-"
"Argh, You idiot!" Teriak Navin karena Bella memuntahinya dan membuat mereka melompat. Alma dan Dimas beruntung karena jaraknya tidak terlalu dekat dengan Bella, namun sial bagi Navin yang terkena cairan yang keluar dari dalam perut gadis itu. Walaupun Navin sempat melompat, tetap saja baju dan sepatunya terkena sedikit. Hingga Alma dan Dimas sempat menertawakan kesialan Navin sebelum mulai membersihkan mulut Bella dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil.

Villain In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang