Blushing

2.3K 92 1
                                    

     Bella dan Aaron masih pada alat Pec Deck Machine nya. Sudah dua minggu lebih dia memainkan alat itu dengan bersungguh-sungguh. Bagaimana tidak, alasan utamanya rajin menghadiri tempat gym tentu saja untuk mengencangkan otot bagian dadanya.

Di ruangan yang sama, Navin sedari tadi hanya tetap bermain dengan alat Treadmill, dia tidak bersungguh-sungguh seperti Bella. Bahkan barbel yang dia gunakan hanya yang warna-warni saja, tak peduli pendapat orang yang melihatnya. Alasannya menuruti kemauan gadis itu hanya untuk membuatnya diam, agar tidak terus merengek membuat gendang telinganya pecah.

Magnetic bike masih dikendarai Dimas, sedangkan Alma sedang beristirahat. Dia ikut menemani anaknya yang sedang memainkan Tab dipangkuan pengasuhnya, melihat navin menghampirinya dia pun menawarkan air putih segar dalam botol untuk menyapu dahaga Navin. "Gila, itu anak gak capek apa?" Ujar Navin setelah meneguk airnya dengan nafsu. "Dia kan yang paling semangat buat nge-gym, gimana gak seheboh itu!"

"Memang penting banget ya, perfect saat pakai bikini? Kan cuma berenang, bukan mau kontes kecantikan!"
"Lo kayak gak ngerti cewek saja Bin. Apalagi Bella!"
"Yeah, I should've known."

"Look at that girl. Dia sesemangat itu, lo yakin mau runtuhin mood dia buat liburan?" Navin membisu, membingungkan dua pilihan. Meninggalkan Bella liburan dan dapat resiko dimaki-maki tiada henti sampai gendang telinganya pecah, atau mengikuti kemauan gadis itu dan menyantap rasa muak setiap hari di Bali. Karena dia menjadi satu-satunya makhluk hina bernama jomblo di antara mereka.
"Entahlah!"
      "Ditinggal sama lo seminggu saja dia sudah sepeti orang gila, bagaimana sudi dia mendengar lo gak ikut. Turuti saja lah Vin, ada serunya juga kan. Ini liburan pertama kita lho!"

Benar sih, gue juga mau punya kenangan liburan dengan kalian. But still.

"Ok, gue ikut! Tapi," ucap Navin yang sengaja menghentikan ucapannya. "Tapi apa lagi sih?"

"Tapi lo harus bawa Sheri!"
"Lo tuh bodoh apa idiot. Ya iya lah, gue pasti bawa anak gue, mana tega gue tinggal dia, sedangkan gue sama Dimas senang-senang. Lagian bi Rini juga gue ajak." Jelasnya. Sedang Navin merasa tidak percaya, pada akhirnya dia menyetujui permintaan Alma. Melihat Bella yang begitu bersemangat dan mendengar Alma yang memohon-mohon, dia semakin tak tega pada dua wanita itu.

     Sudah hampir setengah delapan, Bella dan yang lain menghampiri tempat duduk Navin dan Alma sekedar untuk meregangkan beberapa ototnya. Setelah ini, Bella berniat mengajak yang lain untuk ke mall, untuk mencari-cari bikini baru.
"Yeay, finally! Semakin dekat pada liburan." Walau masih dengan napas yang terengah-engah, semangat Bella masih mampu membuatnya berteriak kencang.
"Terus itu, jadinya booking yang mana? Di Kuta atau Ubud?" Tanya Alma. "Ubud, dan gue akan tidur bareng little princess yang unyu ini." Jawab Bella sumringah sedang Sheri terus merajuk berusaha melepaskan diri dari ciuman Bella.

"Yeay, kita main di pantai, kolam renang. Clubbing, snorkeling, rafting. Banyak pokoknya!" Tambahnya penuh antusias. "Chill out bae, excited banget."

"Dasar, gak bisa diam!" Ejek Alma yang menarik bibir gadis yang begitu cerewet itu.

Aaron berdiri dan mengenakan jaketnya kembali dan berencana pulang terlebih dahulu. "Lho, gak ikut Ron?" Tanya Navin yang mendongak menatap Aaron. "Gak, gue harus ke rumah kakak gue sekarang juga. Gue titip Bella ya!"
       "Ya, tiati." Jawab Navin yang sesungguhnya dalam hatinya merasa merdeka. Walaupun hanya sebentar, dia bisa menatap pujaannya tanpa celah, karena kekasihnya akan pergi.

"Aaron kenapa?" Tanya Alma pada. "Gak apa-apa, tadi sore dapat telfon dari kakaknya. Disuruh pulang."

"Shall we go, now?" Ajak Navin menyarankan untuk pergi sekarang.

Villain In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang