[Eleanor]
Sinar matahari perlahan menerobos memasuki celah-celah tirai kamarku, membuatku mengerjapkan mata beberapa kali hingga akhirnya benar-benar membuka mataku. Adriana masih tertidur memunggungiku. Rambut cokelatnya terlihat indah karena pantulan cahaya matahari.
Semalam Nathan menghubungiku sesaat setelah ia tiba di London, dan saat itu lah aku mulai merasa tenang, ia tiba di London dengan selamat. Tidurku pun terasa nyenyak, walaupun tentu lebih terasa nyenyak jika bersama Nathan. Suasana hatiku perlahan membaik karena telah mendengar suaranya kembali.
Menghirup nafas dalam sembari meregangkan tubuhku, aku segera berdiri dari tempat tiduku dan berjalan memasuki kamar mandi. Menggosok gigiku dan membasuh wajahku dengan air agar rasa kantukku benar-benar hilang. Setelah menyelesaikan keperluanku di kamar mandi, aku kembali menuju kamar dan mendapati Adriana yang sudah terbangun.
Ia tengah memainkan ponselnya dan memberiku senyuman simpul sesaat setelah ia mendapatiku keluar dari kamar mandi. "Selamat pagi", ujarnya antusias sebelum bangun dari posisi tidurnya. "Pagi", jawabku dengan senyuman simpul. Mengambil ponselku, aku mendapati sebuah pesan iMessage dari Nathan. Semalam ia menghubungiku dengan nomor barunya.
Dari: Nathan
Selamat pagi, sayang. Ku harap kau sudah bangun. Aku belum mendapatkan sekolah yang cocok untukku, aku sedang mencari bersama paman ku.Untuk: Nathan
Tentu. Aku baru saja bangun. Sekarang pukul 6:48 pagi, kau tau?
Ku harap kau segera menemukan yang cocok. Bersenang-senanglah. xx"Apa kau ingin sarapan sekarang?", aku mendapati Adriana yang baru saja keluar dari kamar mandi, ku asumsikan ia baru saja menggosok giginya dan membasuh wajahnya. Menganggukkan kepala, kami segera bergegas turun. "Selamat pagi", seru Lili. Ibu sedang menyiapkan sarapan dan ayah sibuk dengan iPadnya, seperti biasa.
"Pagi, Lili, ibu, ayah", ujarku sembari mengecup kedua pipi ibu yang kini tengah memotong sayur-sayuran untuk omelet. "Pagi, sayang", ujar ibu hangat. Adriana sudah terlebih dahulu duduk di samping Lili dan berbincang-bincang dengan ayah dan juga Lili.
"Apa kau baik-baik saja?", tanya ibu sesaat setelah aku menuangkan susu ke gelas milikku dan Adriana. "Lebih baik dari kemarin", jawabku singkat sebelum meneguk susuku. "Ia memberikan mobilnya padamu?", tanya ibu.
"Ya", jawabku sembari mengangkat bahuku. Ibu menganggukkan kepalanya sebelum membawa satu piring penuh omelet ke meja makan. Aku pun membawa gelas susu milikku dan Adriana ke meja, menyerahkan gelas miliknya sebelum memakan sarapan pagi kami.
"Apa kau tidak bersekolah hari ini?", tanya ibu yang berada tepat di sampingku. "Aku ingin berada di rumah untuk hari ini dan mengirimkan tugas via e-mail", jawabku. Kami kembali melanjutkan makan pagi kami. Ibu dan ayah harus segera berangkat ke rumah sakit, sedangkan Lili harus segera kembali ke kampus.
Aku dan Adriana kembali berbaring di kamarku sembari menonton Good Morning America. "Aku ingin mencari pekerjaan", ujarku, namun ya, sejak semalam aku sudah berpikir untuk mencari pekerjaan agar aku tidak teringat oleh Nathan, bukan maksudku melupakannya tapi aku ingin mencari kesibukan daripada harus meratapi kepergiannya.
"Kau yakin?", tanya Adriana. Menoleh ke arahnya, ia memiliki tatapan serius, kedua alisnya terangkat. "Ya, aku ingin menyibukkan diri. Aku bisa bekerja setelah pulang sekolah atau di akhir pekan", ujarku sembari terus membaca majalah yang berada di pangkuanku.
"Baiklah. Apa kau tidak ingin membicarakan ini pada kedua orang tua mu?", tanyanya. Adriana pernah bekerja di sebuah toko buku, namun semenjak toko buku tersebut pindah, ia memutuskan untuk tidak bekerja lagi. Ia sangat suka bekerja, sejak usianya 15 tahun ia sudah terbiasa hidup mandiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Like We Did
Teen FictionNathan dan Eleanor, sepasang sahabat yang pada akhirnya menjadi sepasang kekasih, mau tak mau harus menerima kenyataan saat Nathan diharuskan untuk kembali London. Hubungan mereka mulanya berjalan dengan baik-baik saja hingga sesuatu yang tak diingi...