[Eleanor]
"Mason, kau datang", jawabku dengan senyuman kecil saat aku mendapati tubuhnya yang kini sudah berdiri di sampingku. "Tentu, aku sudah mengatakannya padamu tadi", ujarnya lembut dengan senyuman hangat yang biasa ia berikan padaku. Aku hanya membalasnya dengan senyuman serta anggukan kepala.
"Kau terlihat lebih cantik hari ini", ujarnya, membuatku kembali menatap ke arah matanya. Memberinya senyuman, "Terima kasih. Kau juga tidak terlihat buruk", jawabku. Ia hanya terkekeh. "Adriana", sapanya hangat ke arah Adriana yang masih berdiri di hadapanku.
"Hai, Mason. Senang bertemu denganmu disini. Perkenalkan ini kekasihku, Ezra", timpal Adriana dengan antusias, kedua matanya terlihat cerah dan berbinar saat memperkenalkan Ezra sebagai kekasihnya, membuatku tersenyum hangat melihat betapa bahagianya sahabatku.
"Oh, Mason", ujarnya sembari mengulurkan tangan ke arah Ezra. Ezra memberinya senyuman dan menjabat tangan Mason. "Ezra", jawabnya hangat. "Baiklah, kalian dapat memiliki waktu bersama sementara aku dan Eleanor akan mencicipi beberapa kue sebelum acara dimulai", ujar Adriana ke arah Ezra dan Mason sebelum menarik tanganku menjauh.
Ia membawaku ke meja yang berisi berbagai macam makanan kecil. Ia mengambil sebuah piring dan menaruh 3 macam kue kecil di atasnya. "Kau mengundang Mason?", tanyanya. Menaikkan kedua alisku, "Ya, ia membantuku membuat desain undangan ayah dan ibu", jawabku sebelum aku mendengar suara si pembawa acara menyapa seluruh tamu yang datang.
"Aku harus menghampiri keluargku, duduklah atau cari Ezra, aku akan kembali setelahnya", jelasku sebelum mendekap tubuhnya kemudian bergegas menuju ke arah meja tamu yang sebelumnya sudah ku tempati bersama keluargaku. Aku melihat ayah, ibu, Lili dan Cameron yang sudah duduk di bangku yang sudah disediakan sembari bercengkrama.
Aku kembali mengambil duduk di antara ibu dan ayah, memunggungi panggung. Lili berada di seberangku, tepat di sampingnya adalah Cameron dan satu kursi kosong. Ya, satu meja dilengkapi dengan 6 kursi. Aku dapat melihat Mason, Ezra dan Adriana duduk tidak jauh dari tempat kami. Ruangan ini terlihat sangat penuh, aku bahkan tidak tau persis berapa banyak orang yang ayah dan ibu undang. Seluruh tamu datang mengenakan gaun pesta yang terlihat indah dan juga setelan terbaik yang mereka miliki.
Pembawa acara pun menyapa seluruh tamu, "Baiklah, sebelum kami berbincang-bincang dengan keluarga Kenneth, mari kita nikmati persembahan satu lagu spesial dari salah satu kerabat dekat keluarga Kenneth", ujar si pembawa acara, bersamaan dengan lampu ruangan yang seketika meredup. Hanya terdapat beberapa lampu sorot yang mengarah ke atas panggung.
Terdengar suara petikan senar gitar yang mulai memenuhi ruangan. Oh, aku tau lagu ini, salah satu lagu kesukaan Nathan. Ia sering menyanyikannya jika kami berada di dalam mobil. Aku sangat merindukannya detik ini juga. Suara petikan senar pun terus terdengar. Melirik ke arah kananku, aku mendapati Lili yang memberiku senyuman hangat. Ia menyandarkan keplanya di pundak Cameron, sementara Cameron melingkarkan tangan kanannya di pundak Lili. Oh, ku harap Nathan berada disini, ia tentu akan mengecup keningku tanpa henti, aku yakin itu.
Loving can hurt, loving can hurt sometimes
But it's the only thing that I knowSeketika aku merasakan jantungku berhenti berdetak, paru-paruku berhenti memacu oksigennya, membuatku susah bernafas. Dengan satu gerakan cepat aku memutar tubuhku, mendapatinya duduk di sebuah kursi di atas panggung dengan sebuah gitar di atas pangkuannya. Lampu sorot menyorot tubuhnya yang kini menatap lurus ke arahku.
Oh, bayangan akan hari itu mulai menyerbu pikiranku. Ia, berada di atas panggung sebuah kafe, menyanyikan lagu yang ia bawakan khusus untukku. Bayangan akan dirinya menyanyikanku sebuah lagu seketika membuat mataku memanas. Ia berada disini. Nathan berada disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like We Did
Teen FictionNathan dan Eleanor, sepasang sahabat yang pada akhirnya menjadi sepasang kekasih, mau tak mau harus menerima kenyataan saat Nathan diharuskan untuk kembali London. Hubungan mereka mulanya berjalan dengan baik-baik saja hingga sesuatu yang tak diingi...