32. Rahasia Wi-to-hwecu

2.3K 48 0
                                    

"Siapa pembunuhnya?"

"Thong-sian Hwesio."

"Apa? Dia?" teriak Ji Bun. sorot matanya seketika beringas, memang kecuali Thong-sian Hwesio tiada tokoh lain yang punya kepandaian tinggi dan mampu membunuh ayahnya dan orang berkedok itu. Desisnya sambil mengertak gigi: "Siapa saksinya?"

"Majikanku."

Ji Bun melenggong, siapakah majikannya? Kenapa selalu menyuruh Kwe-loh-jin turun tangan kepada dirinya? Kenapa menculik ibunya? Semua ini sulit terjawab olehnya.

"Kenapa majikanmu ingin pinjam tanganku untuk menghancurkan Wi-to-hwe?"

"Sederhana saja, karena majikanku hendak memberantas penghalang bagi cita-citanya."

"Tapi aku sendiri tidak yakin dapat melawan mereka dan bertahan hidup."

"Jangan kuatir, bukankah kau boleh keluar masuk markas Wi-to-hwe, malah dipandang tamu terhormat? Maka untuk turun tangan, kau harus mencari kesempatan yang paling baik, kau harus pilih waktu dan saat Thong-sian dan Wi-to-hwecu hadir baru turun tangan, kalau kedua orang ini mampus, yang lain tidak menjadi soal lagi."

"Lalu cara bagaimana aku harus turun tangan?" tanya Ji Bun penuh semangat.

Laki-laki tak dikenal itu celingukan sebentar, lalu mengeluarkan sebuah kantong kecil, katanya: "Nah, kau periksa sendiri."

Ji Bun menerima dan membuka kantong itu, waktu ia melongok ke dalam kantong, seketika ia menjerit kaget: "Ngo-lui-cu?"

Laki-laki tak dikenal itu menyeringai, katanya: "Ya, Ngo-lui-cu, kau kan sudah tahu kekuatannya, malaikat dewatapun tak bisa lolos dalam jarak tiga tombak."

Gemetar jari-jari tangan Ji Bun yang memegangi kantong kecil itu, memang hanya Ngo-lui-cu saja senjata terampuh yang tepat untuk menghancurkan musuhnya sekaligus, dengan membawa benda peledak ini, Sian-thian-sin-kang Thong-sian Hwesio tidak perlu ditakuti lagi, kalau dapat mengatur keadaan dengan baik, bukan mustahil seluruh jago Wi-to-hwe juga akan dijaring dan dibunuhnya semua.

Ji Bun betul-betul sudah dirangsang dendam dan hasrat menuntut balas yang tebal, sehingga kepalanya terasa panas dan pikiran butek. Tak terpikir lagi olehnya apa maksud tujuan dari bantuan orang tak dikenal ini dengan memberikan Ngo-lui-cu, yang terang kini tibalah kesempatan paling baik untuk dirinya menuntut balas. Asal sakit hati terbalas dan dapat bertemu dengan ibunda, segata pengorbanan boleh saja dilakukan. Tanyanya menegas: "Majikanmu bilang setelah tugasku selesai, dia akan membebaskan ibuku?".

"Ya, sekaligus hendak membeber sebuah rahasia."

"Apakah aku harus percaya demikian saja oleh obrolanmu ini?"

"Orang she Ji, kalau majikanku sengaja mau main tipu, segala janji tetap takkan berguna. Pertama, ibumu berada di tangan kami, kedua, kau di tempat terang dan kami di tempat gelap, ketiga, dengan memegang rahasia pribadimu, berarti sudah menggenggam mati-hidupmu pula."

Bergidik Ji Bun dibuatnya, apa yang diucapkan ini memang benar, dari sini sekaligus membuktikan bahwa majikan orang itu adalah seorang yang menakutkan. Kini Hud-sim terjatuh ke tangannya. Kalau dia berhasil mempelajari ilmu yang tertera di dalam Hud-sim, pasti tiada tandingannya dikolong langit. Betapa besar ambisi orang ini dapatlah dibayangkan.

Terdengar laki-laki itu berkata pula: "Ngo-lui-cu amat dahsyat kekuatannya, kalau kau menggunakan tepat pada waktunya, terang kau akau berhasil dengan baik, cukup kau gunakan sedikit tenaga untuk menimpukannya saja."

"Cara memakainya aku sudah tahu."

"Kalau begitu kudoakan semoga kau berhasil, selamat bertemu!" tanpa berpaling tahu-tahu badannya melesat terus menghilang, gerakannya sungguh mengejutkan.

Hati Budha Tangan Berbisa - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang