Chapter 16

14.7K 1.5K 63
                                    

"Kenapa dia menyalahkan dirinya seperri itu?" Respon Ara setelah mendengar cerita dari Taehyung.

Taehyung diam, ia tidak tahu harus mengatakan apa lagi.

"Kalau begitu, pulanglah. Eunsoo sepertinya juga tampak tidak sehat." Ucap Ara lagi menatap pintu kamar Jimin yang menandakan bahwa Eunsoo sedang berada di dalamnya.

"Mana bisa aku meninggalkanmu sendiri disini, ditambah lagi orang tuamu dan orang tuaku tidak disini. Aku tidak bisa."

"Tapi—"

"Oh ya, bukankah hari ini kau ada jadwal ke dokter? Kau sudah pergi?" Taehyung yang malah teringat akan hal lain.

"Kim Taehyung." Ara seolah menyadarkan Taehyung bahwa ia tidak apa-apa.

"Ara-ya, aku tidak akan pernah bisa meninggalkanmu dengan kondisi seperti ini. Jimin masih sakit, ayo periksa kandunganmu bersamaku saja. Biarkan Eunsoo dulu menjaga Jimin." Taehyung yang mengambil keputusan sendiri.

"Taehyung-ah ...,"

"Sudahlah, aku akan bilang pada Eunsoo dulu. Tunggu disini." Taehyung yang langsung hendak masuk ke kamar rawat Jimin.

***

Setelah Taehyung dan Ara pergi, Eunsoo pun yang menjaga Jimin di rumah sakit. Eunsoo sedari tadi tak bisa menurunkan pandangannya dari Jimin.  Ia terus saja menatap Jimin yang tak sadarkan diri itu. Rasa bersalah sangat menghantuinya.

Tak lama, Jimin mulai menggerakkan matanya. Perlahan ia pun membuka matanya sembari mengerjapkannya beberapa kali agar cahaya masuk ke retinanya.

"Jimin-ssi!" Eunsoo yang sontak berdiri melihat itu.

"Ai—air." Lirih Jimin dengan lemahnya.

Eunsoo yang mendengar itu pun sigap mengambil segelas air di meja di samping Jimin lalu dibantunya Jimin untuk meminum air tersebut.

"Apa ada yang tidak nyaman? Mau kupanggilkan dokter?" Tanya Eunsoo setelah meletakkan kembali gelas itu di meja.

Bukannya menjawab, Jimin malah bergerak untuk bangkit dari posisi tidurnya.

"Oh? Jimin-ssi, kau harus tetap berbaring dulu." Ucap Eunsoo yang berusaha menidurkan Jimin kembali.

Tapp ...

Tangan Jimin langsung membuang tangan Eunsoo yang memegang kedua bahunya barusan. Eunsoo pun dibuat terbelalak dengan tindakan Jimin itu.

"Jangan sentuh aku." Ucap Jimin dingin dengan posisi yang sudah duduk diatas ranjangnya.

Seketika Eunsoo yakin bahwa memang karena ucapannyalah Jimin melakukan percobaan bunuh diri ini.

"Jimin-ssi."

"Kau sama saja dengan yang lain. Hanya Ara yang kau pikirkan. Aku pikir karena kita berasal dari kalangan yang sama, kau dapat mengerti situasiku." Ucap Jimin seolah mengutarakan isi hatinya.

Eunsoo dibuat bingung dengan ucapan Jimin barusan.

'Kalangan yang sama?'

"Aku dan kau sama-sama menikah karena untuk menutupi kesalahan dari dua orang kaya itu. Kita hanyalah alat untuk menyempurnakan mereka, kau tahu?" Sambung Jimin lagi.

"Tunggu dulu. Apa maksud—"

"Keluarlah. Aku ingin sendiri." Jimin membalikkan tubuhnya agar tak menatap Eunsoo.

Eunsoo dibuat terdiam dengan tindakan Jimin tersebut.

***

"Kita pulang?" Tanya Eunsoo pada Taehyung.

"Iya, besok kita kembali lagi saja. Lagipula, adik Jimin juga sudah datang tadi. Ara tidak sendiri." Jelas Taehyung sembari membukakan pintu mobil agar Eunsoo masuk.

Eunsoo mengangguk pelan tanda mengerti sembari memasuki mobil.

"Tapi, Taehyung-ah. Jimin dan Ara, mereka menikah karena dijodohkan, ya?" Tanya Eunsoo lagi saat Taehyung sudah duduk di kursi kemudi mobilnya.

"Apa yang kau bicarakan? Mereka 'kan berpacaran sendiri hingga menikah. Makanya aku sangat kesal melihat Jimin jika terlalu kasar pada Ara." Jelas Taehyung.

"Apa? Aniya ... memang benar Ara berpacaran dengan seseorang, tapi itu bukan Jimin. Aku pernah bertemu dengan kekasih Ara dulu." Eunsoo yang malah bingung mendengar penjelasan Taehyung.

"Hei, Jimin itu anak dari supir ayahnya Ara. Jika bukan karena mereka berpacaran, mana mungkin ayah Ara menyetujui anak perempuan tunggalnya menikah dengan anak supir." Taehyung seolah tak setuju dengan Eunsoo.

"Apa?! Jimin anak supirnya ayah Ara? Ia bukan anak orang kaya?" Eunsoo yang kali ini benar-benar terkejut.

"Kau tidak tahu? Ara tidak memberi tahumu?"

"Tapi, aku yakin bahwa Ara tidak berpacaran dengan Jimin. Aku tahu kekasih Ara, aku bahkan pernah makan bersamanya dulu dan aku yakin itu bukan Jimin." Pembicaraan mereka semakin membuat penasaran pada diri masing-masing.

"Lalu, mengapa mereka menikah?"

"Makanya aku berpikir kalau mereka dijodohkan karena ayah Ara tak menyetujui kekasih Ara. Tapi, jika seperti ini ... aku benar-benar tidak mengerti." Eunsoo menatap Taehyung penuh kebingungan.

"Sebenarnya, apa yang terjadi?" Gumam Taehyung yang mulai merasa aneh akan hal tersebut.

***

"Baiklah, hati-hati di jalan. Katakan juga pada ayahmu untuk tidak khawatir," ucap Ara pada Jian yang hendak pulang.

"Ne, eonni. Jaga Jimin oppa baik-baik.  Dia akan sedikit sensitif, jadi aku mohon dapat memakluminya. Ia juga mengalami masa sulit." Jelas Jian.

"Masa sulit? Apa maksudmu dengan itu?" Ara yang sedikit bingung akan hal itu.

"Aniyo, karena dia sedang sakit mungkin akan mendapatkan masa-masa sulit dan aku mohon kau dapat memahaminya. Aku pulang dulu." Jian yang langsung berbalik meninggalkan Ara sendiri.

***

"Tuan Park Jimin bisa meninggalkan rumah sakit besok. Minum saja obatnya teratur maka semua akan baik-baik saja." Jelas pria berjas putih itu pada Jimin dan juga Ara.

"Ne, kamsahamnida." Ara sedikit menundukkan kepalanya.

Dokter itu pun lalu keluar bersama perawat yang datang bersamanya tadi.

"Waktunya minum obat." Ucap Ara sembari berjalan kearah meja di samping ranjang Jimin.

"Kenapa kau membawaku ke rumah sakit?" Jimin membuka suaranya.

Ara kemudian menolehkan kepalanya—kearah kanan—menatap Jimin.

"Lalu, kau berharap benar-benar mati?"

"Bukankah akan lebih baik bagimu jika aku mati?" Sinis Jimin yang mulai menatap Ara dengan tatapan dinginnya.

Ara menghela napasnya tak percaya. Ia kemudian merubah posisi berdirinya agar tepat berada disamping Jimin.

"Jimin-ah, sebenarnya apa yang membuatmu menjadi seperti ini? Kenapa kau berubah menjadi manusia yang menji—" Ara yang tak mampu melanjutkan kalimatnya.

"Sudah kukatakan kau 'lah yang membuatku menjadi seperti ini." Jimin balas menatap Ara dengan tatapan sinisnya.

"Jadi, apa?! Sebenarnya apa yang kulakukan hingga membuatmu seperti ini, eo?! Ingatlah, kau yang menarikku ke pernikahan ini." Ara yang sudah mulai dibuat mengeluarkan mada tingginya pada Jimin.

Jimin hanya terdiam dan menatap Ara yang kini benar-benar putus asa dengan sikap Jimin.
--TBC--

Ada yang kepikiran gak sihh kemana orang tua Taehyung sama Ara? Kann mereka awalnya ada, sekarang enggak.. hehehehe..

Ceritanya lagi di luar negeri gitu.. sengaja emang gak diceritain
/kayaknya gak penting aja/ ada yang keberatan?? Saran diterima yaa~
Makasih buat yang selalu voment^-^
Keep voment yaa~
Buat sider(s) ditunggu selalu vomentnyaa jugaa~ ^^

YOUNG BRIDE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang