Chapter 45

11.3K 1.3K 116
                                    

Eunsoo tampak tengah menonton televisinya sembari membersihkan sayuran yang hendak ia masak sebagai makan siang baginya dan juga Taehyung.

Tak lama, Taehyung tampak sedang menuruni tangga rumahnya dan ia bisa melihat Eunsoo dari atas sana.

"Wahh ..." sudah yang kesekian kalinya Eunsoo tampak takjub dengan acara yang ditontonya.

"Sedang apa?" Taehyung langsung duduk di sebelah kiri Eunsoo.

"Oh? Sedang menyiapkan sayur untuk makan siang sambil nonton," jawab Eunsoo menolehkan pandangannya pada Taehyung.

Taehyung kemudian menatap acara yang ditonton oleh Eunsoo. Ia bisa melihat seperti acara hiburan yang bertempat di salah satu taman bermain.

"Soo-ya."

"Hm?"

"Wawancara itu, aku berpikir untuk melakukannya."

Eunsoo terdiam sesaat tampak mencerna ucapan Taehyung padanya.

"Baiklah, bersamaku 'kan? Katakan saja apa yang harus kulakukan," ucap Eunsoo yang kemudian tersenyum.

"Kau tak apa?" Taehyung yang malah tampak ragu dengan keputusannya itu.

Eunsoo menganggukkan kepalanya pasti dengan senyuman yang tetap terukir di bibir mungilnya.

"Benar-benar tak apa?"

"Aku sudah katakan akan mengikuti semua keputusanmu. Aku akan selalu berada di belakangmu. Walaupun hasilnya nanti buruk, aku akan tetap mengikutimu," lirih Eunsoo menatap Taehyung.

Taehyung sebenarnya masih sangat ragu akan keputusannya itu. Ia takut malah ini menjadi beban bagi keluarga kecilnya ini. Dan, Eunsoo bisa melihat semua itu dari Taehyung sekarang. Makanya ia berusaha membuat Taehyung tenang dan damai dalam mengambil keputusannya tanpa takut akan apa pun.

"Selama kita bersama, tak apa. Kau tidak sendiri ...," lirih Eunsoo kembali yang kali ini mengambil tangan Taehyung dan diusapnya lembut.

"Wahh ... selain lucu kenapa kau begitu menghangatkan," ucap Taehyung yang tampak begitu takjub dengan ucapan Eunsoo yang membuatnya begitu terhibur saat ini.

"Gombal lagi! Isssh ...." Eunsoo membuang tangan Taehyung pelan yang dipegangnya tadi.

Taehyung menahan tawanya melihat Eunsoo yang sedikit bergerutu.

***

Sudah hampir 20 menit Ara dan Jimin berjalan mengelilingi pasar yang masih terlihat sangat tradisional. Selama perjalanan mereka pula, tak sekali pun Jimin melepaskan genggamannya pada tangan Ara.

Saat Ara ingin melepaskan tangannya itu untuk melihat-lihat barang di sana, Jimin sama sekali tak mengiyakan permintaan Ara tersebut dan berakhir ia mengikuti Ara.

"Aku mau ke toilet," ucap Ara.

"Akan kuantar," balas Jimin.

"Jimin-ah, hanya sebentar. Kau di sini saja, habiskan buburmu."

Mereka memang sedang duduk di bawah suatu tenda yang menyediakan bubur kacang merah.

"Ara-ya ...," lirih Jimin tampak memohon.

"Jimin-ah ...." Ara pun membalasnya tak kalah memohon.

"Sebentar saja, aku akan segera kembali. Aku janji! Aku juga tidak akan meninggalkanmu di sini sendiri."

Jimin kemudian menghela napasnya berat. Sangat berat, seberat ia merelakan Ara pergi sendiri sekarang.

"Tunggu ya!" Ara yang sudah bangkit dan mulai ke luar dari tenda tersebut.
Mau tak mau Jimin pun terdiam di sana. Ia bahkan tak bernafsu pada bubur kacangnya yang baru seperempat ia habiskan. Ia hanya meneguk beberapa gelas air yang disediakan di mejanya itu.

YOUNG BRIDE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang