Chapter 36

11.6K 1.3K 103
                                    

"Halo, Taehyung-ah." Ara yang langsung mengangkat panggilan Taehyung di dering kedua.

"Ara-ya, bisakah aku meminta bantuanmu?"

"Iya, apa?"

"Hari ini, Eunsoo ada jadwal ke dokter. Tapi, aku tidak bisa menemaninya. Bisakah kau menemaninya? Aku tahu permintaan ini cukup berlebihan untuk seorang yang baru saja kehilangan anaknya. Tapi, aku tidak tahu meminta bantuan kepada siapa lagi." Jelas Taehyung panjang lebar.

"Tentu aku bisa. Kau tidak perlu menjelaskan hal itu. Jangan khawatir, nanti aku akan menjemput Eunsoo di rumahmu."

"Tapi, jangan katakan kalau aku yang menyuruhmu. Katakan alasan lain saja." Pinta Taehyung lagi.

"Oh? Kenapa? Apa kau bertengkar dengannya?" Ara tampak bingung.

"Hanya saja ... aku mohon bantuanmu." Taehyung yang tampak tak mampu menjelaskan semuanya.

"Baiklah, baik-baik dengannya."

"Hmm ..."

"Ohya, kemarin ayahku menemui Eunsoo. Apa yang mereka bicarakan?" Ara tampak serius akan hal ini.

"Apa?! Direktur menemui Eunsoo?! Kenapa?" Taehyung sedikit memicingkan matanya terkejut.

"Kau tidak tahu? Eunsoo tidak cerita?"

Taehyung terdiam, mencoba mencocokkan pikiran yang bermunculan di otaknya sekarang.

"Taehyung-ah ..."

"Oh? Aku tutup dulu,  aku buru-buru. Gomawo ..." Taehyung langsung menutup panggilannya sepihak.

Ara hanya menatap bingung ponselnya setelah panggilannya terhenti tiba-tiba.

"Aku pergi dulu." Suara Jimin mengalihkan pandangannya.

"Kau mau kemana lagi? Kau masih belum sembuh," ucap Ara menghampiri Jimin yang sudah siap.

"Hanya sebentar, mengurus masalah sekolah Jian. Nanti jadi ke dokter untuk menebus obatku?"

"Oh iya, Aku juga nanti akan keluar, menemani Eunsoo mengecek kandungannya. Sekalian saja."

Degg ...

Jimin tampak mengubah ekspresinya saat mendengar hal itu. Entah apa yang baru saja merasuki hatinya.

"Jimin-ah, kenapa?" Tanya Ara sedikit khawatir melihat ekspresi Jimin yang membuat wajahnya semakin pucat.

"Tiㅡtidak ... aku pergi dulu, sampai jumpa di rumah sakit." jawab Jimin tanpa menatap Ara dan langsung hendak meninggalkan Ara.

Tapp ...

Ara menangkap pergelangan tangan kiri Jimin. Jimin pun dibuat menatap Ara, seolah meminta penjelasan dari tindakannya ini.

"Aku juga masih sakit, sangat sakit. Saat aku aku mengingat bagaimana aku kehilangannya, aku serasa ingin terus menangis ..." lirih Ara lembut menatap Jimin dengan tangannya masih menggengam tangan Jimin itu.

Ia tahu, pikir Jimin. Ara mengetahui apa yang baru saja ia pikirkan. Jimin hanya bisa diam sembari menundukkan kepalanya. Memikirkan bahwa ia yang membuat sang buah hati hilang yang bahkan belum sempat melihat dunia itu, membuat dirinya dihujani rasa bersalah pada Ara dan juga anaknya itu.

"Jadi, Jimin-ah ... tak bisakah kau memelukku lagi seperti hari itu? Aku tiba-tiba ingin menangis lagi, karena mengingatnya."

Degg ...

Ara lagi-lagi mengetahuinya, ia mengetahui bahwa Jimin-lah yang memeluk Ara saat di rumah sakit beberapa waktu yang lalu. Jimin menatap Ara, Jimin seolah mulai mengetahui mengapa Ara meminta cerai padanya sesaat setelah ia memeluk Ara.

YOUNG BRIDE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang