Chapter 25

14K 1.5K 93
                                    

Eunsoo kini tengah melipat beberapa baju Taehyung dan memasukkanya ke dalam koper yang sudah disiapkan olehnya.

"Segini apa sudah cukup?" Tanya Eunsoo pada Taehyung yang baru saja keluar dari kamar mandi di kamar mereka.

"Jangan terlalu banyak, aku hanya pergi selama 3 hari." Taehyung yang kemudian duduk diatas ranjangnya berhadapan dengan Eunsoo dengan dibatasi kopernya.

"Hanya untuk jaga-jaga saja, siapa tahu kau bisa lebih lama disana," ucap Eunsoo sembari terus melipat baju Taehyung.

"Tak ada alasanku untuk berlama-lama disana sementara kau disini," ucap Taehyung.

Eunsoo hanya tersenyum mendengar hal itu.

"Tak bisakah kau ikut saja denganku? Aku sepertinya tak bisa meninggalkanmu dalam kondisi hamil seperti ini." Taehyung yang tampak benar-benar tak ingin pergi.

"Karena itu aku tidak bisa ikut. Aku tidak boleh naik pesawat."

Taehyung hanya bisa menghela napas panjangnya.

"Tak apa, ada ibu disini. Nanti aku akan tidur di rumah ibuku saja kalau kau begitu khawatir." Eunsoo menatap Taehyung.

"Masalah itu sudah terselesaikan. Lalu, jika aku merindukanmu bagaimana?" Taehyung seolah memulai aegyo mode-nya.

"Jadi, itu yang kau pikirkan sedari tadi?" Eunsoo tampak menahan tawanya.

Taehyung kemudian memanyunkan bibirnya seolah menunjukkan bahwa ia sedang ngambek.

"Memangnya kau anak kecil?" ucap Eunsoo sembari memukul pelan paha Taehyung.

***

Ara menuruni tangga rumah orang tuanya itu. Wajahnya masih terlihat pucat, tetapi sudah lebih baik dari sebelumnya.

"Agasshi, makanannya sudah siap." Pembantu di rumahnya menyambutnya langsung saat sudah menginjakkan kakinya di lantai dasar.

"Dimana orang tuaku?"

"Sedang pergi, katanya ada pesta kenalan mereka."

Ara hanya mengangguk pelan sebelum ia berjalan ke arah dapur.

Ting Tong ...

Mendengar bel berbunyi, pembantu Ara pun sigap berjalan menuju intercom di dekat pintu masuk.

"Agasshi ..." sang pembantu tampak bingung ketika melihat tamu yang baru saja memencet bel rumah Ara.

"Kenapa? Siapa yang datang?"

"Adik iparmu."

***

Ara membuka pintu rumahnya. Ia langsung bisa menatap Jian yang sudah berdiri disana.

"Eonni ..."

"Kembalilah, tidak ada yang ingin kubicarakan padamu," ucap Ara langsung.

"Eonni, kau tidak benar-benar akan bercerai dengan Jimin Oppa 'kan?"

Ara menghela napasnya berat.

"Aku sudah menetapkan keputusanku, jadi apapun yang akan kau katakan sekarang tidak akan merubah keputusanku. Kembalilah ..." Ara yang langsung ingin menutup kembali pintunya.

Tapp ...

Jian menahan pergelangan tangan Ara yang hendak menutup pintu itu.

"Jimin Oppa sekarang sedang sakit, sangat sakit. Kau tahu sendiri jika Oppa sakit akan lama."

Ara sedikit dibuat terkesiap mendengar Jimin sedang dalam keadaan sakit. Ia tidak menyangka hal ini bisa membuat lelaki bangsat itu sakit.

"Dia akan mati jika dibiarkan seperti ini, tolong Eonni ..." pinta Jian lagi.

Namun, Ara tidak ingin menjadi lemah lagi. Ia tidak ingin karena rasa pedulinya lagi ia merasa sakit yang lebih.

"Aku juga sakit, lebih dari kakakmu. Aku yang kehilangan anakku dan dia yang membㅡ" Ara yang tak ingin melanjutkan kalimatnya.

Ia tak ingin gadis polos ini mengetahui hal keji yang dilakukan oleh sang kakak. Perlahan Ara mulai melepaskan genggaman Jian padanya.

"Pulanglah," ucap Ara yang malah terlihat seperti meminta.

"Anak itu bukan hanya anakmu saja, dia juga anak Jimin Oppa. Jika benar Oppa yang membuatmu kehilangan anak kalian, bukankah rasa sakit Jimin Oppa lebih darimu?"

Deggg ...

Ara terdiam mendengar hal itu. Entah mengapa ia merasa apa yang dikatakan oleh Jian itu ada benarnya.

"Aku pulang dulu." Jian berbalik dan mulai meninggalkan Ara.

Ara masih terdiam memikirkan kalimat yang baru saja ia dengar dari Jian. Jika Jimin benar sakit karena hal ini, apa ia juga merasakan kehilangan anak yang bahkan tak ia ketahui keberadaannya? Apa ia merasa bersalah karena secara tak langsung telah membunuh sang anak?

***

"Aku baru saja masuk rumah. Kau?" ucap Eunsoo melalui ponselnya sembari melepaskan sepatu sekolahnya.

"Aku sedang break, kau sudah makan? Itu tidak boleh terlambat." Taehyung-lah yang sedari tadi menjadi lawan bicaranya.

"Iya, ini aku mau langsung makan."

"Eunsoo-ya." Panggil sang ibu yang berlari kecil dari arah dapur.

"Iya, kenapa?"

"Kau sedang bertelepon? Suamimu?" Tanya ibu Eunsoo.

Eunsoo pun langsung menganggukkan kepalanya.

"Lanjutkan saja. Nanti saja." Sang ibu kembali ke arah dapur dan meninggalkan Eunsoo yang masih berdiri di ruang tengah.

"Hei, aku tutup dulu. Sepertinya ibu memerlukanku."

"Tunggu dulu, baru juga sebentar." Eluh Taehyung manja.

"Nantikan bisa, Kim Taehyung." Eunsoo sedikit menekan suaranya geram.

"..."

"Ohya, besok aku berencana ke rumah Ara dan menginap disana. Bolehkan?"

"Rumah Ara? Tentu saja, jangan lupa selalu hati-hati saja." Taehyung yang tak bosan-bosannya mengatakan hal itu.

"Arasso, aku tutup ya." Eunsoo pun langsung mematikan panggilan tersebut secara sepihak agar tak mendengar rengekan Taehyung.

***

Ara kini berada di dalam mobilnya. Lebih tepatnya ia berada di dalam mobilnya yang terparkir tak jauh dari rumahnya bersama Jimin. Ia kini bahkan tampak seperti seorang pencuri yang sedang mengatur strategi untuk memasuki rumahnya sendiri.

Fakta Jimin kini tengah sakit tak bisa ia mengabaikannya. Ia terus saja memikirkannya sedari tadi. Namun, ia juga tak ingin menunjukkan rasa pedulinya. Ia tak ingin dianggap remeh karena sikap lemahnya.

Tak lama, seorang gadis keluar dari istana mereka itu. Jian, gadis yang ia kenali. Jian kemudian berjalan kearah mobil Ara. Ara pun sontak sedikit menyenderkan tubuhnya ke kursi agar tak terlihat.

Melihat Jian membawa tasnya dan buku-bukunya lengkap, ia pun menyimpulkan bahwa Jian akan pulang dan tak akan kembali hari ini.

Ara kemudian bergegas keluar dari mobilnya setelah melihat Jian menjauh. Ia mulai memasuki rumahnya yang sudah beberapa hari tak ia kunjungi.

Ia sekedar ingin melihat bagaimana kondisi Jimin sebenarnya, atau mungkin ingin merawatnya? Entahlah, ia bahkan tak bisa menjamin hatinya sendiri. Ia tak tahu apa yang ia lakukan jika melihat Jimin di dalam sana.

TBC

Without Jimin here~ /kkkkk/
Next chap bakalan full Jira couple
/not flashback/
Update this week?? Banyakin voment yaa~^^
Sorry for typo(s)

YOUNG BRIDE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang