Chapter 22

12.9K 1.4K 119
                                    

"Maaf, bayi Nyonya Yoo tidak bisa dipertahankan," ucap dokter yang baru saja memeriksa keadaan Ara.

"Ne? Kau yakin?" Taehyung yang tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.

Sedangkan, Eunsoo refleks menutup mulutnya yang terbuka lebar akibat keterkejutannya. Kini mata Eunsoo bahkan sudah mulai berkaca-kaca mendengar berita buruk tersebut.

"Maaf, kami sudah berusaha." Dokter itu sedikit menundukkan kepalanya sebelum ia pergi meninggalkan Taehyung dan juga Eunsoo.

"Bagaimana ini? Bagaimana Ara ..." Eunsoo yang terlihat mulai menitikkan airmatanya.

Napas Eunsoo pun kini terdengar tak beraturan. Ia seolah merasakan sesak di dadanya. Taehyung pun langsung mengambil alih tubuh Eunsoo dan dibiarkannya gadis itu terisak di dalam pelukannya.

Tak jauh dari mereka, Jimin melihat itu semua. Ia bahkan mendengar bagaimana kondisi Ara dan kondisi janin yang berada di dalam kandungan Ara. Janin yang bahkan tidak ia ketahui kehadirannya oleh Jimin dan kini sudah pergi. Jimin tampak sangat terkejut mengetahui itu yang sebenarnya.

Ponselnya lalu berbunyi. Ia pun langsung mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelpon.

"Tuan Park, obat yang anda tanyakan tadi pagi adalah salah satu jenis obat pereda nyeri untuk wanita hamil. Biasanya di minum bagi ibu hamil yang memiliki rahim yang lemah atau janin yang lemah." Jelas sekertaris Han langsung.

Tapp ...

Sontak Jimin kehilangan keseimbangannya. Beruntung tangan kanannya langsung menahan tubuhnya di dinding rumah sakit. Kalau tidak, ia mungkin sudah terduduk dilantai sekarang. Jimin langsung mematikan panggilan tersebut kemudian. Pikirannya sangat kacau saat ini. Bola matanya bahkan berputar seolah ia tak bisa melihat apa-apa sekarang.

Saat Taehyung masih memeluk Eunsoo, mata Taehyung pun menangkap keberadaan Jimin yang memang tak jauh dari mereka. Tatapan Taehyung sontak terlihat berapi-api. Ia langsung melepaskan pelukan Eunsoo secara sepihak dan melangkahkan kakinya cepat kearah Jimin. Eunsoo yang ditinggalkan Taehyung begitu saja pun berbalik melihat kemana Taehyung melangkah. Eunsoo pun refleks membelalakkan matanya saat tahu apa yang akan dilakukan oleh Taehyung.

Bukkk!!

Sebuah pukulan tepat mendarat di pipi kiri Jimin yang langsung membuat Jimin tersungkur di lantai.

"Dasar Bajingan!!" geram Taehyung yang masih mengepalkan tangannya.

Jimin tampak tak melawan atau bahkan menghindar dari serangan Taehyung itu.

Taehyung kemudian kembali mengambil kerah baju Jimin hingga membuat Jimin kembali berdiri dihadapannya. Taehyung kemudian mendorong tubuh Jimin kasar hingga tubuh Jimin bersandar ke dinding.

"Kau tahu apa yang sudah kau lakukan? Kau sudah membunuh anakmu, KAU TAHU?!!" bentak Taehyung lagi sembari mengencangkan dorongannya pada tubuh Jimin.

Jimin sama sekali tak berkutik. Ia bahkan tak bisa memberikan alasan bahwa ia tidak mengetahui bahwa Ara sebenarnya hamil. Ia tahu alasan itu akan terdengar sangat bullshit sekarang.

Bukk!!

Taehyung kembali menjatuhkan Jimin dengan pukulannya. Darah segar pun mulai mengalir di ujung bibir kiri Jimin yang sudah sedikit robek. Taehyung kembali hendak mengambil kerah Jimin.

"Sudah, Taehyung-ah." Eunsoo yang langsung menahan Taehyung.

"Lepaskan. Bajingan seperti dia tidak bisa diampuni." Taehyung yang berusaha melepaskan genggaman Eunsoo pada pinggangnya.

"Berhentilah, aku mohon. Jangan seperti ini, aku takut." Eunsoo malah mendongakkan kepalanya menatap Taehyung dengan matanya yang terus mengeluarkan airmata.

Taehyung menatap Eunsoo yang kini terlihat begitu rapuh. Ia pun mengurungkan niatnya untuk kembali menyerang Jimin dengan pukulannya. Merasakan genggaman
Taehyung pada Jimin mulai melemah, Eunsoo langsung menarik suaminya menjauh dari Jimin.

Sedangkan, Jimin masih terduduk di lantai rumah sakit itu. Ia kini terlihat seperti orang yang sudah kehilangan akalnya.

Pandangannya hanya menatap lantai dengan tatapan kosong. Ia tidak bisa memikirkan atau melihat apa-apa saat ini. Ia sama persis dengan mayat hidup kini.

***

Ara kini masih berbaring lemah di ranjang UGD. Tak berbeda dengan Jimin, Ara pun tampak seperti orang yang sudah tak memiliki akal lagi. Tubuhnya dibiarkan meringkuk kearah kanan. Tatapannya yang kosong itu terus mengeluarkan airmata yang membasahi sebagian wajahnya.

Jimin terlihat berjalan gontai mendekat kearah ranjang Ara. Ia bisa melihat punggung Ara kini yang tengah meringkuk. Ia pun bisa melihat jelas gadis ini kini terlihat begitu rapuh dan hancur. Tubuhnya yang bergetar menandakan ia sedang terisak saat ini.

Jimin kini pun sudah berada tepat dibelakang tubuh Ara. Sedangkan, Ara masih terus menangis dan bahkan semakin kuat. Napasnya bahkan terdengar sudah tak beraturan. Tampak ia membekap mulutnya seolah tak ingin membuat suara yang berlebihan di ruangan yang dihuni banyak orang itu.

Perlahan, Jimin mulai mendekat kearah tubuh Ara dan memeluk tubuh gadis itu dari belakang. Begitu lembut dan terasa sangat nyaman, dengan tangan kiri Jimin yang langsung memegang salah satu tangan Ara yang sedari tadi membekap mulutnya. Ara bisa merasakan seseorang memeluknya. Namun, ia tak ada tenaga untuk sekedar memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang berusaha memberikannya ketenangan ini.

Merasakan pelukan itu, Ara malah semakin terisak dibuatnya. Ara bahkan melampiaskan kesedihannya dengan menggenggam erat tangan yang tengah memeluknya itu. Jika saja ia memiliki kuku yang panjang, kulit Jimin mungkin sudah berdarah akibat genggaman itu.

Jimin yang merasakan bahwa Ara menggenggam tangannya pun ia semakin erat pula memeluk Ara. Bahkan posisinya setengah tubuhnya kini sudah berada diatas ranjang itu kecuali kakinya yang masih berdiri diatas lantai.

Tess ...

Jimin menitikkan airmatanya. Airmata itu jatuh tepat mengenai wajah Ara akibat kepalanya tepat berada diatas kepala Ara. Ara pun dapat merasakan kehangatan yang baru saja jatuh memebasahi wajahnya. Namun, saat ini ia tak bisa memikirkan apa-apa selain bahwa ia telah kehilangan anaknya lagi, untuk kedua kalinya.

TBC

Sorry for typo(s)
Thank's for reading and
Keep voment please~^^

YOUNG BRIDE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang