Ara dan Jimin kini tengah duduk di bersebelahan di atas ranjang mereka. Sunyi, tak ada suara diantara mereka. Keduanya tampak bingung harus mengatakan apa.
"Jimㅡ"
"Araㅡ" keduanya yang serempak memanggil satu sama lain.
"Kau duluan," ucap Ara menatap Jimin yang duduk di sebelah kirinya.
Jimin menghela napasnya terlebih dahulu sebelum ia berucap.
"Bukan salahmu, kau tidak perlu merasa bersalah ..." lirih Jimin tulus yang tetap berusaha membuat Ara tak menyalahkan dirinya.
"Bagaimana bisa? Ayahku yang telah menghancurkan hidupmu."
"Makanya, itu salah ayahmu. Bukan dirimu," ucap Jimin lagi yang tetap berusaha tenang.
Ara terdiam. Ia menatap Jimin dalam.
"Jadi, kau sama sekali tak perlu merasa bersalah. Kau mengerti?" ucap Jimin lagi seolah meyakinkan Ara.
"Gomawo, Jimin-ah ..." lirih Ara tiba-tiba.
Jimin sedikit bingung mendengar kalimat tersebut.
"Terima kasih kau sudah memperlakukanku dengan kasar selama ini."
Degg ...
Jantung Jimin serasa tengah dikejutkan secara paksa. Ara benar-benar sedang tak dalam kondisi yang baik, pikirnya.
"Untuk pertama kali aku benar-benar berterima kasih karena kau memperlakukanku dengan kasar selama ini. Jadi, aku tidak terlalu merasa bersalah ..."
Kini Jimin-lah yang merasa dijatuhkan sejuta rasa bersalah. Rasa bersalah karena telah membuat gadis baik seperti Ara seolah telah mati rasa.
"Ara-ya, maaf ... maaf kareㅡ"
"Tidak, jangan meminta maaf! Aku mohon! Jika kau minta maaf maka aku akan semakin berasa bersalah. Aku mohon jangan meminta maaf ..." Dengan cepat Ara memotong kalimat Jimin itu.
Jimin menatap gadis dihadapannya lirih. Ia benar-benar telah membuat seorang gadis telah kehilangan rasanya sebagai wanita.
Jimin benar-benar telah kehabisan kata-kata menghadapi Ara. Ia hanya bisa menatapnya sekarang.
"Kau tidak pulang? Ini sudah larut, akan kuantar," ucap Jimin.
Ia seolah tak memilki kalimat lain untuk membalas ucapan Ara.
"Aku tidak mau pulang ke rumah itu lagi. Menjijikkan, menakutkan. Aku tidak mau!" Ara terlihat menggelengkan kepalanya berkali-kali seolah ia benar-benar membenci tempat itu.
"Baiklah, tidurlah disini." Jimin yang benar-benar tak ingin memaksakan Ara saat ini.
***
Taehyung dan Eunsoo malam ini bermalam di rumah ibu Eunsoo. Hari ini sungguh hari yang panjang bagi mereka. Di dalam kamar, keduanya masih terlihat canggung. Tak ada yang ingin memulai pembicaraan.
Taehyung tampak sedang mencari sesuatu di meja rias milik Eunsoo. Sedangkan, Eunsoo melihatnya dari atas ranjangnya.
"Kaus kaki ada di laci kedua sebelah kanan," ucap Eunsoo seolah tahu apa yang dicari oleh Taehyung.
Mendengar itu, Taehyung dengan sedikit ragu pun mulai membuka laci tersebut dan mengambil kaus kaki berwarna putih polos. Taehyung pertama kali tidur di kamar Eunsoo ini. Ia bahkan belum pernah masuk sebelumnya.
Sembari memakai kaus kakinya ia sedikit melirik ke arah Eunsoo. Ia tampak ingin memulai pembicaraan tetapi masih terlihat ragu.
"Soo-ya ..." Taehyung yang akhirnya memutuskan untuk memecahkan kecanggungan diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG BRIDE ✔
Fanfiction[COMPLETE] Highest Rank: #26 at Fanfiction [20170317] Kehidupan pernikahan dua pasangan yang memiliki kisah yang berbeda. Taehyung dan Eunsoo yang terpaksa menikah karena dijodohkan untuk menutupi skandal Taehyung. Jimin dan Ara yang sudah hampir s...