Flashback (JiRa) 3

11.8K 1.3K 120
                                    

Pernikahan telah berlangsung. Kini Ara dan Jimin tengah sibuk menghampiri satu persatu tamu yang hadir di pernikahan mereka. Namun, pandangan Jimin terlihat tak tenang. Ia seolah mencari seseorang ditengah keramaian tersebut.

"Eunsoo-ya." Suara Ara memecahkan fokusnya.

"Maaf tadi aku terlambat." Eunsoo langsung memeluk Ara.

"Aku tadi menunggumu di ruang tungguku. Tapi, melegakan kau tidak terlambat saat upacaranya." Balas Ara.

"Tadi ada kecelakaan di simpang sana, sangat ramai."

"Sepertinya kecelakaannya cukup parah. Tadi temanku juga ada yang terjebak macat disana." Jelas Ara.

Pandangan Eunsoo lalu beralih pada lelaki yang berdiri disebelah Ara. Ia pun mulai menyadari kehadiran suami sahabatnya itu. Eunsoo dan Jimin pun langsung saling membungkuk bertukar salam.

"Selamat atas pernikahanmu," ucap Eunsoo pada Jimin.

"Terimakasih." Jimin tersenyum sembari membungkukkan badannya sedikit.

"Oppa!" seorang gadis mendekat kearah mereka dengan napas yang tak beraturan akibat berlari.

"Jian-ah, kau kenapa? Ada apa?" tanya Jimin langsung pada sang adik dengan memegang kedua pundaknya.

"Oppa ..."

"Kenapa?" Jimin yang semakin dibuat bingung melihat ekspresi Jian yang sudah ingin menangis.

"Ada apa denganmu?" kali ini Ara yang bertanya.

Jian tampak mengatur napasnya. Namun, ia tak kunjung bicara. Ia hanya menatap Jimin seolah berbicara melalui matanya. Tatapan mata Jimin langsung berubah. Ia seolah mengetahui apa yang disampaikan oleh sang adik. Jimin kemudian melepaskan genggamannya pada pundak Jian dan langsung berlari  melewati orang-orang.

"Jimin-ah! Park Jimin! Kau kemana?" Ara sedikit berteriak menatap punggung Jimin yang menjauh.

"Ada apa?" tanya Eunsoo yang ikut bingung.

***

Jimin berlari menyusuri koridor rumah sakit yang dipenuhi para pekerja medis serta pasiennya. Sembari berlari itu pula, ia melepaskan kancing jasnya hingga membuat jasnya terbuka memperlihatkan jelas kemeja putih di dalamnya.

"Jin Hyesoo, apa dia dirawat disini?" tanya Jimin dengan nada mengebu-ngebu.

"Tunggu sebentar," perawat itu membuka dokumennya.

"Apa ia baru masuk? Atau ia—" belum selesai sang perawat bertanya, ia langsung kembali mencari gadis yang dicarinya itu.

Ia menarik semua tirai di UGD rumah sakit tersebut mencari Hyesoo. Saat menarik tirai ke-4, matanya sontak terbelalak ketika melihat gadis yang ia cari kini tengah ditangani beberapa pekerja medis. Tubuh Hyesoo penuh darah dan luka. Jimin bisa mengetahui bahwa gadis itu mendapat kecelakaan.

Jimin langsung mengacak rambutnya, ia menggenggam kuat rambut hitamnya itu seolah ingin ia cabut beserta akarnya. Matanya mulai berkaca-kaca, bibirnya kini tak bisa menyatu akibat tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia kemudian memegangi kedua lututnya. Kakinya seolah telah mati rasa.

"Serangan jantung!" teriak salah seorang pekerja medis yang menangani Hyesoo.

Pekerja medis yang lainnya pun mulai sibuk menanggapi hal tersebut. Jimin hanya bisa berdoa melihat kejadian itu dihadapannya. Melihat tubuh gadis yang ia cintai berkali-kali dikejutkan oleh alat tersebut semakin membuat hatinya perih.

"Detak jantungnya tidak kembali. Dia sudah meninggal," ucap dokter yang baru saja memacu jantung Hyesoo barusan.

Tess ...

YOUNG BRIDE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang