BUKU 1. BU KEK SIANSU

7.2K 121 3
                                    

Sinopsis :

Kwa Sin Liong (Naga Sakti) adalah anak tunggal dari keluarga Kwa, seorang pedagang obat terkenal di kota Kun Leng, sebelah timur Pegunungan Jeng Hoa San. Dikisahkan pada suatu malam rumahnya disatroni 3 orang pencuri yang kemudian membunuh Ayah Ibunya dengan bacokan golok. Pada saat itu umur Sin Liong lima tahun. 

Ketiga pencuri itu kemudian tertangkap dan dibantai oleh para tetangganya yang gemas karena telah dengan kejam membunuh keluarga Kwa. Semua kejadian itu, pembunuhan Ayah Ibunya dan pembantaian ketiga pencuri disaksikan Kwa Sin Liong dengan mata kepalanya sendiri sehingga membuatnya ngeri. 

Dia kemudian lari dari rumahnya dan sampai ke gunung Jeng Hoa San atau Gunung seribu bunga. Karena merasa nyaman dia menetap di gunung tersebut sampai 2 tahun lamanya dan belajar obat-obatan. Karena kepandaiannya dalam hal pengobatan dia kemudian mendapat julukan Sin Tong atau anak ajaib dari warga sekitar.

Selain belajar pengobatan, kebiasaannya menjemur diri di sinar matahari pagi dan di bawah terang bulan purnama membuatnya memiliki tulang kuat dan darah yang bersih. Kenyataan ini menarik minat kaum datuk persilatan untuk mengangkatnya menjadi murid. Perebutan atas diri Sin Liong akhirnya dimenangkan oleh Pangeran Han Ti Ong, seorang sakti keturunan raja yang bertempat tinggal di sebuah tempat yang mendekati dongeng di laut utara, yang dikenal di kalangan kangouw (sungai-telaga) dengan nama Pulau Es.

Kwa Sin Liong pada usia muda sudah berhasil memecahkan intisari dari bela diri dan kemudian juga mewarisi kemampuan menirukan serta mengetahui kelemahan ilmu orang lain dalam sekali lihat dari suhunya Pangeran Han Ti Ong, penguasa Pulau Es. Kwa Sin Liong menjadi pewaris Pulau Es, setelah kerajaan yang dipimpin Han Ti Ong musnah diterjang banjir besar. Karena kemampuan silat dan filsafatnya yang tak terukur nalar, dia kemudian dijuluki Bu Kek Siansu dan dilegendakan sebagai manusia setengah dewa.

Bu Kek Siansu mempunyai kebiasaan menurunkan satu jenis ilmu silat setiap awal musim semi, tanpa membedakan siapapun yang beruntung mendapat petunjuknya, sesat atau lurus. Namun secara resmi Bu Kek Siansu hanya mempunyai tiga orang murid, yakni Kwee Seng, Kam Bu Song dan Kam Han Ki. Tokoh lain yang beruntung mendapat petunjuk darinya meski tidak secara langsung ada juga seperti Maya dan Khu Siauw Bwee. Tokoh legenda ini terakhir kali muncul di kangouw pada episode Istana Pulau Es.

Seperti pada umumnya cerita silat karya Kho Ping Hoo yang selalu mengandung wejangan dan ajaran tentang kehidupan, pada serial Bu Kek Siansu ini pun juga menyelipkan sebuah sajak berbungkus nyanyian di penghujung cerita. 

Berikut ini bunyinya:

Langit, bulan dan lautan...
Kalian mempunyai cinta kasih
Namun tak pernah bicara tentang cinta kasih
Kasihanilah manusia yang miskin
dan haus akan cinta kasih
Bertanya-tanya...
apakah cinta kasih itu?
Bilamana tidak ada ikatan
tidak ada pamrih
dan rasa takut tidak memiliki
atau dimiliki
tidak menuntut dan tidak merasa memberi
tidak menguasai atau dikuasai
tidak ada cemburu dan iri hati
tidak ada dendam dan amarah
tidak ada benci dan ambisi
bilamana tidak ada iba diri
tidak mementingkan diri pribadi
bilamana tidak ada "aku"
barulah ada cinta kasih....

Serial Bu Kek Siansu (Manusia Setengah Dewa) - Asmaraman S. Kho Ping HooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang