BUKU 10. JODOH RAJAWALI II

9.2K 67 3
                                    

Pada saat itu, terdengar suara ketawa yang melengking panjang dan terkejutlah Siang In karena dia mengenal suara ini. Syanti Dewi juga terkejut karena ada suara ketawa akan tetapi tidak ada orangnya. Dia menoleh ke arah Siang In dan mengikuti arah pandangan mata temannya itu. Tampak olehnya ada asap hitam yang bergumpal-gumpal dan bergulung-gulung datang dari atas, ke­mudian setelah tiba di situ, asap itu membuyar dan tampaklah seorang nenek tua India yang berpakaian serba hitam, sudah tua sekali, berdiri di situ. Syanti Dewi terkejut karena dia pun mengenal nenek ini yang dulu merupakan pembantu dan guru mendiang Tambolon, raja liar yang sakti itu.

"Subo....!" Siang In juga cepat mem­beri hormat dengan menjura ke arah nenek itu. Di dalam cerita Kisah Sepa­sang Rajawali telah diceritakan dengan jelas siapa adanya nenek ini. Seorang nenek India ahli sihir yang berilmu tinggi, isteri dari See-thian Hoatsu, yaitu guru Siang In. Oleh karena itu, Siang In me­nyebut subo (ibu guru) kepada nenek itu.

"Eh, eh, Subo, siapakah Nona ini dan mengapa menyebutmu Subo?" Hwa-i-­kongcu bertanya dengan heran, kaget dan juga girang.

"Ho-ho, dia itu adalah murid See-­thian Hoatsu," kata Si Nenek sambil ter­tawa sehingga mulutnya yang tidak ada giginya sama sekali itu terbuka seperti gua gelap.

"Aih, kiranya masih Sumoiku sendiri!" Tang Hun berseru girang.

"Heh, bocah, siapa namamu? Aku sudah lupa lagi!" Nenek itu dengan kata-­katanya yang logatnya kaku bertanya.

"Teecu (Murid) Teng Siang In...."

"Oya, Siang In! Mana tua bangka gurumu itu? Biar kuketuk kepalanya, ho­ho!" Durganini celingukan ke kanan kiri.

"Suhu sedang bertapa di Gua Tengko­rak di Po-hai, Subo...."

"Hi-hik, dia, tentu akan mampus dan menambah jumlah tengkorak di sana." Tiba-tiba dia memandang ke arah Syanti Dewi yang sejak tadi menunduk dengan jantung berdebar. "Hei! Ini.... bukankah ini Puteri Bhutan itu?"

Siang In terkejut, tidak menyangka bahwa nenek itu mengenal Syanti Dewi. Memang Durganini seorang yang aneh, kadang-kadang pikun sekali, akan tetapi kadang-kadang ingatannya tajam.

"Benar, Subo...."

"Wah, kebetulan. Tang Hun, Inilah Puteri Syanti Dewi dari Bhutan! Dialah yang paling tepat menjadi permaisurimu. Hayo bawa dia!"

Tang Han juga terkejut dan girang. Memang sudah lama dia mencari wanita yang kiranya cocok untuk menjadi isteri­nya yang syah, yang dapat dibanggakannya. Ketika tadi dia bertemu dengan dua orang dara ini, seketika dia telah jatuh cinta kepada keduanya dan wanita-wanita seperti mereka inilah yang kiranya pan­tas menjadi isterinya. Siapa tahu, yang satu masih sumoinya sendiri dan yang lain adalah Puteri Bhutan yang terkenal itu karena pernah nama puteri itu di­sebut-sebut oleh seluruh dunia kang-ouw sebagai puteri asing yang pernah meng­gegerkan negara. Kiranya orangnya demikian cantik seperti bidadari dan kini gurunya sendiri menganjurkan agar dia memperisteri puteri itu! Tentu saja tan­pa disuruh untuk kedua kalinya, Tang Hun sudah maju dan mengulur tangan hendak menangkap lengan Puteri Syanti Dewi.

"Tahan....!" Siang In berseru marah.

"Ho-ho, Siang In, kau mau apa? Sudah sepantasnya kau datang membawakan calon isteri untuk Suhengmu! Bawa dia Tang Hun," kata Durganini.

Tang Hun menyambar lengan Syanti Dewi. Puteri ini tentu saja tidak sudi menyerah begitu saja. Dia mengelak dan tangannya menampar ke arah muka Tang Hun. Akan tetapi pemuda ini tertawa, membiarkan pipinya ditampar dan pada saat itu juga, dia telah menotok Syanti Dewi yang menjadi lemas dan memon­dong tubuh yang padat menggairahkan itu.

"Keparat....!" Siang In menerjang maju akan tetapi tiba-tiba dia berhenti karena ada asap hitam menghadangnya seperti tirai. Dia tidak dapat maju, hanya melihat Syanti Dewi dipondong dan dibawa lari oleh pemuda itu naik ke puncak bukit. Sedangkan kini dari atas datang banyak sekali anak buah Liong-­sim-pang menuju ke tempat itu.

Serial Bu Kek Siansu (Manusia Setengah Dewa) - Asmaraman S. Kho Ping HooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang