Kini sinar bulan sepenuhnya menimpa wajah Bun Beng sehingga Siok Bi dapat memandang jelas. Wajah yang tampan dan mulutnya seperti selalu tersenyum. Pada saat itu, Bun Beng bicara sungguh-sungguh, akan tetapi matanya bersinar-sinar gembira dan bibirnya seperti orang tersenyum. Kini mengertilah Siok Bi bahwa memang pemuda ini memiliki mata dan bibir yang seolah-olah selalu gembira dan tersenyum, sehingga tadi ia mengira bahwa mata pemuda itu "nakal" dan bibirnya tersenyum kurang ajar. Maka hatinya pun lega dan ia melanjutkan.
"Selagi kami beristirahat dan makan di bawah pohon, datang rombongan Thian-liong-pang. Ketika mereka mengenal ayah sebagai Ketua Bu-tong-pai, mereka lalu memaksa Ayah ikut dengan mereka untuk menghadap Ketua Thian-liong-pang!"
"Hemm, sungguh kurang ajar!" Bun Beng membentak dan gadis itu mendapat kenyataan betapa dalam keadaan marah pun pemuda itu seperti orang tersenyum. "Tentu engkau dan Ayahmu menghajar mereka!"
"Itulah yang menyusahkan hatiku, Taihiap. Mereka lihai sekali. Ayah dikeroyok dan dirobohkan, lalu ditangkap dan dimasukkan ke kerangkeng."
"Apa? Dikerangkeng dan kau diam saja?"
Kalau belum mulai mengenal cara bicara Bun Beng seperti orang main-main, tentu gadis itu sudah marah lagi. "Tentu saja aku melawan mati-matian, akan tetapi mereka amat lihai. Aku roboh tertotok, tak mampu berkutik. Setelah mereka pergi lama sekali, baru aku dapat bergerak. Mengejar sampai sore namun tak berhasil dan akhirnya aku sampai di sini dengan maksud besok akan melanjutkan perjalanan, mengumpulkan semua anggota Bu-tong-pai untuk menyerbu ke Thian-liong-pang membebaskan Ayah. Akan tetapi.... ah, akan makan waktu lama, mungkin terlambat.... dan aku sangsi apakah aku dapat melawan Thian-liong-pang yang amat kuat itu?"
"Ke mana Ayahmu dibawa lari? Ke jurusan mana?"
"Di luar kota ini di sebelah utara terdapat hutan, dan mereka membawa Ayah terus ke utara...."
"Aku akan mengejar mereka!" Bun Beng berkelebat dan pergi dari depan gadis itu.
Siok Bi bingung dan terkejut, mengira bahwa pemuda itu pandai menghilang. Ia berteriak, "Tunggu, Taihiap! Aku belum tahu namamu dan aku ikut....!"
Akan tetapi tiba-tiba terdengar suara Bun Beng dari bawah karena pemuda ini memasuki kamar mengambil bungkusan pakaian dan bekalnya. "Jangan ikut, kau tunggu saja di sini, Nona. Namaku Gak Bun Beng!"
Mendengar suara dari dalam kamar di sebelah kamarnya, Siok Bi meloncat ke bawah dan memasuki kamar Bun Beng, akan tetapi pemuda itu sudah tidak ada dan ketika ia melompat lagi ke atas genteng, dia tidak melihat bayangan pemuda itu! Ia menarik napas panjang. "Hebat dia....!" Kemudian ia pun mengambil pakaian dari kamarnya dan malam itu juga ia meninggalkan penginapan untuk mengejar ke utara. Benar juga pemuda itu, pikirnya. Kalau aku ikut, tentu perjalanannya tidak dapat dilakukan secepat kalau pemuda itu mengejar sendiri. Hatinya menjadi besar dan ia membayangkan wajah tampan yang selalu tersenyum bibirnya dan berseri wajah dan matanya itu. Kekhawatirannya tentang diri ayahnya agak berkurang karena ia percaya bahwa pemuda itu amat lihai dan tentu akan dapat menolong ayahnya. Gak Bun Beng! Dia mengingat-ingat, akan tetapi tidak pernah merasa mendengar nama ini di dunia kang-ouw. Benar kata ayahnya bahwa sekarang banyak bermunculan orang-orang aneh yang memiliki ilmu kepandaian luar biasa, tentu termasuk pemuda itu.
Bun Beng merasa penasaran dan marah sekali. Kiranya benar seperti berita yang didengarnya. Thian-liong-pang mengacau dunia kang-ouw, secara kurang ajar berani menculik seorang Ketua Bu-tong-pai di siang hari. Benar-benar keterlaluan, seolah-olah di dunia ini sudah tidak ada hukum dan seolah-olah hanya Thian-liong-pang yang paling kuat. Dia harus menentangnya dan menolong Ketua Bu-tong-pai, ayah dari gadis yang amat manis wajahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serial Bu Kek Siansu (Manusia Setengah Dewa) - Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Ficción GeneralBu Kek Siansu adalah sebuah karakter khayalan hasil karya Kho Ping Hoo, dan merupakan serial bersambung terpanjang terbaik di samping seri Pedang Kayu Harum (Siang Bhok Kiam). Ia dikisahkan pada masa kecilnya disebut Anak Ajaib (Sin Tong) karena dal...