BUKU 10. JODOH RAJAWALI III

9K 61 3
                                    

Biarpun tadinya si kecil ini merasa jerih, akan tetapi kini setelah memper­oleh kemenangan berturut-turut selama lima kali, hatinya sudah menjadi besar dan tentu saja dia marah sekali men­dengar dirinya disebut "anak yang baik" oleh raksasa itu. Terdengar suara ketawa di antara para penonton mendengar ucap­an itu dan si kecil menjadi merah muka­nya. Maka tanpa banyak cakap lagi, dia lalu menyerang dengan pukulan kedua tangannya. Gerakannya memang gesit bukan main dan kemenangannya yang berturut-turut tadi pun mengandalkan kegesitannya itulah.

"Buk! Buk! Buk!" Secara bertubi-tubi dan cepat bukan main, kedua tangan jagoan kecil itu telah melakukan pukulan, dan anehnya si raksasa gundul itu me­nerima semua pukulan yang tepat me­ngenai perut dan dadanya itu tanpa me­nangkis atau mengelak, seolah-olah se­mua pukulan itu tidak dirasakannya sama sekali! Dan memang semua pukulan si kecil. itu seperti mengenai karet saja, membalik dan selagi si kecil terkejut setengah mati, tiba-tiba raksasa itu ter­tawa, tangannya yang besar dengan le­ngan yang panjang itu menyambar.

"Plakkk!" Sebuah tamparan mengenai bawah telinga si kecil dan dia mengeluh lalu roboh pingsan! Tentu saja peristiwa mengejutkan ini disambut oleh sorak­-sorai para penonton. Si kecil tadi demi­kian lihainya, akan tetapi dengan sekali tamparan saja dia roboh pingsan oleh raksasa gundul itu. Maka dapat dibayang­kan betapa lihainya si raksasa gundul ini! Dan tentu akan ramai sekali kalau rak­sasa gundul yang kebal ini diadu dengan pemuda tinggi kurus yang telah menang sepuluh kali tadi.

Agaknya, Perwira Su Kiat juga ber­pendapat demikian, dan dia sudah men­cari-cari dengan pandang matanya ke arah menyelinapnya pemuda tinggi kurus tadi. Akan tetapi tiba-tiba nampak ba­yangan orang berkelebat dan seorang pemuda tampan telah melompat dengan gerakan indah dan ringan ke atas pang­gung, menghadapi si raksasa gundul. Pe­muda tampan ini tersenyum lebar dan memandang si raksasa dengan sinar mata berkilat. Di punggungnya pemuda ini kelihatan tergantung sebatang pedang dan pakaian pemuda ini biarpun ringkas na­mun amat perlente dan serba indah. Ka­rena pemuda tampan ini berperawakan kecil ramping, maka berhadapan dengan raksasa gundul nampak perbedaan yang amat menyolok sekali. Yang satu kecil dan kelihatan halus lemah, sedangkan yang ke dua tinggi besar dan kelihatan kokoh kuat. Sungguh bukan merupakan lawan yang seimbang!

"Ha-ha, anak kecil mengapa ikut-iktan dan ingin bertanding?"

"Lebih baik pulang, nanti dicari ibu­mu!"

"Belajar lagi sepuluh tahun baru da­tang ke sini!"

Teriakan-teriakan penonton yang di­lontarkan kepada pemuda yang kelihatan masih remaja dan tampan itu disambut oleh muda itu dengah senyum simpul. Pemuda ini bukan lain adalah Kang Swi, pemuda tampan royal yang datang ber­sama Siluman Kecil. Dengan sikap tenang Kang Swi melangkah maju menghadapi si raksasa gundul.

"Heh, kau anak kecil yang lebih pan­tas membaca kitab daripada berada di sini! Si gundul berteriak.

"Benar, turun saja!"

"Buat apa mengantar nyawa sia-sia!"

"Mati konyol nanti! Sayang ketampan­anmu!"

Kang Swi tersenyum. Senang hatinya. Dia merasa yakin akan dapat mengalah­kan raksasa gundul ini, maka makin he­bat orang mengkhawatirkan dirinya, ma­kin balklah karena kemenangannya nanti akan terasa lebih nikmat. Dia menjura ke empat penjuru dengan lagak yang angkuh, sehingga Perwira Su Kiat yang juga memandang rendah pemuda remaja ini lalu berseru, "Hayo kalian berdua cepat memulai!"

Raksasa gundul itu lalu melangkah maju. "Bocah sombong, biarlah kau boleh memukulku, tanpa kulawan pun engkau akan ka1ah dan kedua tanganmu akan patah-patah dipakai memukul tubuhku." Banyak orang tertawa menyambut ucapan raksasa ini.

"Benarkah?" Kang Swi bertanya. "Hen­dak kucoba sampai di mana sih tebalnya kulitmu maka kau berani berkata demi­kian. Nah, terimalah ini!" Tangan kiri Kang Swi menyambar ke depan secara sembarangan.

Serial Bu Kek Siansu (Manusia Setengah Dewa) - Asmaraman S. Kho Ping HooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang