BUKU 10. JODOH RAJAWALI V

8.9K 62 3
                                    

 Sementara itu, Ngo-ok Toat-beng Sian-su yang sejak tadi diam saja dan seperti orang mengantuk atau orang murung dan ngambek, tiba-tiba kini mem­belalakkan matanya yang sipit, meman­dang kepada Siang In dan seketika mu­lutnya mengeluarkan air liur yang keluar dari ujung kiri mulutnya, hampir menetes turun akan tetapi sudah cepat disedotnya kembali ke dalam mulutnya. Dia mulai menyeringai, kemudian dia berkata, "Be­rikan kuku ibu jarimu kepadaku!" Dan tiba-tiba saja dia sudah menubruk dengan gerakan mengejutkan ke arah Siang In! Karena langkahnya panjang, dan lengan­nya yang panjang sudah menyambar hen­dak menangkap tangan Siang In, maka gerakannya itu cepat bukan main dan hampir saja lengan dara itu dapat di­tangkapnya!

"Ihhh!" Siang In menjerit dan tubuh­nya mencelat ke belakang dengan hati penuh jijik melihat orang jangkung ini. Akan tetapi Ngo-ok yang melihat betapa sambarannya yang pertama dapat dielak­kan, tahu bahwa dara yang luar biasa cantiknya itu ternyata memiliki kepan­daian yang boleh juga, sudah menerjang lagi, kini kedua lengannya yang panjang itu seperti sepasang capit kepiting menyerang dari atas, tinggi sekali dan ke­dua tangannya menyambar turun ke ba­wah, dari kanan kiri menutup semua jalan lari dari Siang In!

Teng Siang In adalah murid terkasih dari See-thian Hoat-su, maka selain ilmu sihir, tentu saja dia banyak mewarisi ilmu silat tinggi yang lihai dari gurunya itu. Menghadapi serangan yang amat aneh dan dahsyat ini, dia terkejut akan tetapi tidak menjadi gugup. Payungnya sudah menyambar dan tubuhnya bergerak cepat, dia sudah mengelak dari sambaran tangan kiri, payungnya menangkis tangan kanan lawan dan secepat kilat dia balas menyerang dengan tendangan Soan-hong-twi!

"Dukkk!" Biarpun payung di tangan Siang In membalik, namun tangan kanan kakek jangkung itu dapat tertangkis dan kini secara tiba-tiba saja kaki yang kecil mungil itu telah menyambar ke arah pusar Ngo-ok! Betapapun lihainya Ngo-ok Toat-beng Sian-su, akan tetapi dia tidak mau coba-coba menerima tendang­an yang jelas dilakukan dengan pengerah­an sinkang kuat itu dengan pusarnya ka­rena hal ini amat berbahaya. Maka si jangkung ini cepat menekuk tubuhnya melengkung ke belakang sehingga ten­dangan itu luput! Karena tubuh itu jang­kung dan panjang sekali, maka dengan melengkung tengahnya ke belakang, dia sudah dapat mengelak dan tendangan pertama dari Siang In jauh dari sasaran­nya. Akan tetapi ilmu tendangan Soan-hong-twi dari dara itu hebat bukan main. Biarpun tendangan pertama luput, akan tetapi tendangan ke dua, ke tiga, ke empat dan seterusnya datang bertubi-tubi menghujani bagian-bagian tubuh yang berbahaya dari si kakek jangkung!

Kini kakek itu agak repot juga. Tu­buhnya yang panjang itu melengkang-lengkung ke sana-sini untuk mengelak dan beberapa kali kedua tangannya juga menangkis sehingga perkelahian itu ke­lihatan ramai. Semua orang menonton dan tidak ada yang mempedulikan Kian Lee karena mereka tidak ingin ketinggalan menonton perkelahian itu!

Akan tetapi, segera nampak keunggul­an Ngo-ok. Setelah si jangkung ini dapat memulihkan ketenangannya menghadapi serangan tendangan dari dara itu, mulailah dia menangkis, kaki Siang In mem­balik dan dara itu menyeringai kesakitan. Maklumlah Siang In bahwa lawannya memang hebat, maka tiba-tiba saja dia mengerahkan kekuatan sihirnya dan cepat dia membentak, "Lihat siapa aku!"

Mendengar ini, otomatis Ngo-ok me­mandang ke arah wajah dara itu dan pada saat itu Siang In berseru nyaring, suaranya mengandung getaran hebat dan aneh, "Aku adalah ibumu, kau tidak lekas berlutut?"

Tiba-tiba Ngo-ok mengeluarkan suara aneh, matanya terbelalak memandang wajah dara yang cantik jelita itu. Siapa tidak akan menjadi kaget dan heran ka­lau tiba-tiba melihat ibunya yang telah puluhan tahun meninggal dunia itu kini berdiri di depannya dalam keadaan segar bugar? Seluruh tubuh Ngo-ok menggigil dan dia menjatuhkan dirinya berlutut! Pada saat itu, Siang In mengirim ten­dangan Soan-hong-twi.

"Duk-plak-desss....!" Tubuhnya yang jangkung itu terguling-guling dan pada saat itu terdengar suara melengking nya­ring, suara yang dikeluarkan oleh Ji-ok Kui-bin Nio-nio. Siang In terkejut karena suara ini menggetarkan jantungnya dan sekaligus membuyarkan kekuatan sihirnya atas batin Ngo-ok. Ngo-ok yang berguling­an terkena tendangan bertubi-tubi itu, kini meloncat bangun dan menggosok-gosok matanya karena melihat bahwa "ibunya" sudah lenyap dan yang adalah dara cantik yang telah menendanginya seenaknya!

Serial Bu Kek Siansu (Manusia Setengah Dewa) - Asmaraman S. Kho Ping HooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang