Empat

148K 8.9K 465
                                    

Aku buat instagram cerita ini.
Kalian bisa follow buat tau updatean terbarunya.

@bendaharadanketuakelas

***

Baru aja Vella juga Vero meninggalkan pemakaman, hujan deras mengguyur kota Jakarta. Akhirnya Vero memberhentikan motornya di halte, yang kebetulan sepi. Mereka langsung berteduh dan duduk di halte.

Baru aja duduk, Vero mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Vero menyodorkan hoodie abu-abu miliknya yang baru di ambil dari tas.

"Nih pake,"

"Gak usah, Ver. Lo aja yang pake, lo pasti kedinginan."

"Gue mah udah kebal. Lo buruan pake gih."

"Gak mau ah. Lagian gue gak kedinginan kok."

"Vel, please pake. Gue gak mau lo sakit. Kalo lo sakit, gak ada yang bisa gue ajak becanda."

"Kan ada Arka, Rio sama Harun biasanya juga lu ngereceh sama mereka."

"Yang ceweknya maksud gue,"

"Cewek di kelas banyak loh, ada 21."

"Males ah, pada alay."

Mau gak mau, Vella memakai hoodie pull&bear abu-abu milik Vero.

***

Setelah insiden di halte, Vero mengantar Vella pulang, tentunya setelah hujan mereda. Walaupun Vero berjanji akan menjaga Vella sebagai teman, keusilan Vero tetap berlanjut.

Ketika Vella ingin naik ke motor Vero, dengan sengaja Vero menggas motornya. Vella hampir aja terjatuh, tapi kakinya masih kuat untuk menopang tubuhnya. Makanya, sampai sekarang Vella masih ngambek dan gak mau ngomong ke Vero. Masalahnya bukan karena kaki Vella sakit, melainkan cewek itu malu dilihat orang yang berlalu lalang.

"Vel, udah dong ngambeknya." Vero menarik napasnya, "Maafin gue deh,"

Vella diam tak bergeming

"Vel, gue traktir apa yang lo mau deh,"

Vella tetap tak bergeming.

"Ya udah kalau gak mau," Vero berdehem, "Vel, maafin gue."

Vella berdehem kecil sebagai jawaban.

"Vel, lo ikhlas gak maafin gue?" Vella kembali berdehem kecil sebagai jawabannya.

"Vel, gue bakal lakuin apa aja sampe lo bener-bener maafin gue."

Vero memberhentikan motornya di pinggir jalan yang sepi. Vero membuka helm dan turun dari motornya, sedangkan Vella masih duduk di motor Vero.

Vero menatap Vella, kali ini bukan tatapan jahil yang dia sering berikan ke Vella, melainkan tatapan yang serius. "Vel, bisa gak sih lo maafin gue,"

"....."

Vero menggenggam kedua tangan Vella, "Please, Vel, maafin gue, lo boleh marah ke gue dan lo boleh teriak-teriak didepan gue, tapi gue mohon lo jangan diemin gue. Ini tuh beda banget sama sifat lo yang kayak biasanya. Lo diemin gue itu sama aja kayak gue ngeliat lo pacaran sama orang lain, sakit hati, Vel."

Vella melepaskan tangan kanannya dari genggaman tangan Vero lalu mendorong pelan bahu Vero, "Alay banget lo." Perlahan Vella mulai menampilkan senyuman dari bibirnya.

Bendahara & Ketua Kelas [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang