Duapuluh

100K 6.6K 414
                                    

Jenazah Kemal udah sampai di Indonesia sejak pukul 08.00. Dan sekarang, jenazah Kemal di bawa ke rumahnya. Karena proses pemandian telah di lakukan di London, Kemal tinggal di kenakan kain kafan.

Vella dan Tasya sengaja tak masuk sekolah. Wina dan Yanto juga sengaja tidak masuk kerja. Dengan terburu-buru, mereka berempat segera berangkat menuju rumah Vero.

Sampai di rumah Vero, kediaman Vero udah padat di kunjungi banyak orang. Dari mulai teman Kemal, teman Hana, teman Vero, pegawai-pegawai Kemal dan masih banyak lagi.

Vella, Tasya, Wina dan Yanto segera masuk ke dalam rumah Vero di ruang keluarga, terdapat jenazah Kemal dan Vero di sampingnya.

Vella berlari kearah Kemal sambil menangis, "Papa! Maafin Vella pah," Vella mendekatkan dirinya ke Kemal. "Katanya papa mau jelasin semuanya? Mana pah? Kenapa papa malah pergi?"

Vero yang melihat reaksi Vella membawa Vella ke dalam pelukannya lalu mengusap-usah lengan Vella, "Udah, Vel, papa lo, ayah gue, udah tenang disana."

"Gak mau, gue mau minta maaf ke papa!"

Vella sempat berontak ketika berada di pelukan Vero, namun tenaga laki-laki lebih kuat, Vero tetap menenangkan Vella di dalam pelukannya, sesekali Vero mencium ujung kepala Vella. "Sabar, Vel, gak cuma lo doang kok yang di tinggal ayah. Gue juga, bunda juga, dan banyak orang yang di tinggal ayah. Jadi, lo gak usah sedih. Kasian nanti ayah kalau ngeliat anaknya nangis, gue takut ayah gak tenang disana."

Vella mengangguk pelan. Vero menarik pelan wajah Vella agar melihat wajahnya lalu mengusap air mata Vella yang membasahi pipi Vella, "Gue yakin, lo pasti bisa relain ayah. Dan gue,"

Vella menahan isakannya, "L-lo kenapa?"

"Ayah ngasih gue permintaan, dan gue udah janji untuk ngabulin permintaannya,"

"Permintaan apa?"

"Ayah minta, kalau gue jagain lo,"

Vella terdiam sebentar, "Ya udah, kenapa nggak? Gue akan ubah status kita."

"Maksudnya?"

"Kita kan temenan, nah gue bakal ubah status kita,"

Vero terdiam sebentar. Melihat Vero terdiam, Vella melanjutkan perkataannya, "Status awal kita kan temenan, nah gue bakal bakal ubah jadi sahabat. Tugas sahabat itu kan saling menjaga, ya kayak kita."

"Oh gitu, ya udah."

Gue kira, kita bakalan jadi pacar.

Vella kemudian menatap Kemal yang udah tidak ada arwah di dalam jasadnya. Air mata Vella kembali turun lagi. Vella mengelus pipi Kemal.

Tak lama, pihak dari rumah sakit datang untuk memakaikan kain kafan. Dua orang pegawai dari pihak rumah sakit mulai memasangkan kain kafan ke jenazah Kemal.

Sebelum bagian wajah Kemal di tutup, salah satu pegawai berkata, "Ada yang mau mencium jenazah untuk terakhir kalinya? Sebelum kami tutup seutuhnya,"

Vero, Vella, dan keluarga Hana mulai mendekat kearah jenazah Kemal dan satu per satu mulai mencium pipi juga kening Kemal. Keluarga Kemal? Udah tidak ada. Kemal adalah anak satu-satunya, orang tuanya juga telah tiada.

Pegawai dari pihak rumah sakit memperingati, "Jangan sampe kena air matanya ke muka jenazah."

Vero dan Vella sengaja yang paling terakhir. Ketika keluarga Hana telah selesai untuk perpisahan terakhir dengan Kemal, kini giliran Vero dan Vella yang notabenenya adalah anaknya.

Vero mendekatkan bibirnya ke kening juga kedua pipi Kemal, lalu berkata, "Tenang disana ya, yah,"

Setelah selesai, giliran Vella sekarang, Vella mencium kening juga kedua pipi Kemal, "Maafin Vella ya, pah. Semoga papa tenang di surga."

Bendahara & Ketua Kelas [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang