Duapuluh Dua

113K 6.3K 468
                                    

Jam udah menunjukkan pukul 09.00. Vella dan Vero telah selesai mandi dan sarapan. Vero sekarang tengah menonton televisi di ruang keluarga. Sedangkan Vella sedang duduk di atas kasur sambil memegang satu foto papanya. Satu persatu, air mata Vella mulai menetes. Tapi, sedetik kemudian dia menghapusnya, karena dia tau, kalau dia masih belum merelakan papanya, papanya tidak akan tenang disana.

Tak lama, ada suara ketukan pintu dan suara knop pintu di putar. Itu Vero, Vero lalu masuk ke dalam kamr tamu dan duduk di tepi kasur.

"Vel,"

"Iya?"

"Jangan sedih lagi."

Vella tersenyum tipis, "Iya-iya,"

"Nah, gitu dong senyum lagi."

Hening. Itu lah yang mereka rasakan. Si cewek sedang menunggu si cowok untuk memulai topik pembicaraan. Dan si cowok sedang berjuang untuk mencari topik pembicaraan.

"Bete ih," Akhirnya si cowok pun membbuka obrolan.

"Sama,"

Hening lagi.

"Vel, jangan nangis lagi ya,"

Vella hanya menggangguk, lalu berdehem pelan.

"Janji ya sama gue?"

"Iya, cowok bawel."

Vero tersenyum tipis, "Soalnya kalau lo nangis,"

"Kenapa emang?" Vella mengangkat sebelah alisnya.

"Soalnya....."

Vella nampak kebingungan. "Soalnya apa?"

"Soalnya....."

Vella mulai kesal dan menatap Vero malas. "Kalau lo masih bilang soalnya lagi. Gue marah nih sama lo!"

"Mau dong di marahin," Vero menampilkan cengiran andalannya.

Perasaan Vella mulai campur aduk antara penasaran, kesal dan greget.

"Soalnya...... kalau lo nangis. MONYET PAKE ROK AJA, CANTIKAN TUH MONYET DARIPADA LO."

Vero tertawa ngakak. Padahal itu candaan yang garing kan?

Demi orang yang di sayang apasih yang gak rela. Cowok ganteng dan cool aja bertingkah sok lucu di depan orang yang di sayang.

Masa kalian para cowok yang mukanya pas-pasan malah suka nyuekin cewek?

Vella menatap Vero datar. Entah udah berapa lama Vero tertawa sendiri layaknya orang gila.

Saking ketawa ngakaknya, Vero baru menyadari kalau Vella menatapnya datar dari tadi. Beberapa detik kemudian, Vero memberhentikan ketawanya.

Vella mengerutkan dahinya, "Udah ketawanya?"

Vero menampilkan cengirannya lagi, "Hehehe, udah kok."

"Krik banget tau gak si,"

"Ah elah, lu mah, padahal gue mau ngeliat lo senyum lagi."

Melihat Vero yang memelas, yang mukanya pengen sekali Vella tabokin. Vella tersenyum paksa.

"Gue ini cowok peka. Gue tau, mana senyum alami cewek, mana senyum palsu cewek."

Vella terkekeh sendiri jadinya, "Kebanyakan modusin para cewek sih."

"Enak aja! Gue gak pernah ya modusin cewek, gue aja deket sama cewek, sama lo doang."

"Masa?"

"Ah tau ah, Vella berubah. Aku kesel jadinya," Vero melipatkan kedua tangan di depan dadanya, berbalik arah lalu mengerucutkan bibirnya.

Bendahara & Ketua Kelas [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang