Tujuhbelas

105K 6.1K 723
                                    

Vella sedang berjalan menuju kelasnya. Di tengah jalan, dia berpapasan dengan Vero.

"Ver," sapa Vella.

Vero yang tengah berjalan bersama ketiga sahabatnya mendongak kearah Vella. Arka, Rio dan Harun di suruh duluan oleh Vero.

Sapaan Vella hanya di bahas deheman pendek oleh Vero.

Vella bernapas rileks, mencari ketenangan, "Gue mau ngomong. Lo bisa?"

"Ya,"

"Nanti pas istirahat pertama ya, di rooftop."

"Ya," Berasa udah selesai berbicara, melengos pergi.

Sifatnya masih sama kayak dua bulan ini. Datar banget.

Ya elah, move on gue bisa ancur dah. Batin Vero lalu mempercepat langkahnya.

Vella langsung masuk ke dalam kelas dan menaruh tasnya. Murid-murid pada sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sampai bu Erna, guru akutansi datang, murid-murid mulai fokus ke pembelajaraan.

Vero, Arka, Rio dan Harun belum menampilkan batang hidungnya. Mungkin mereka berempat bolos.

Di tempat lain, Vero tengah makan batagor tanpa napsu. Dia hanya mengaduk-ngaduk bumbu di hadapannya.

Harun yang duduk di samping kiri Vero menyenggol lengan Vero, "Woy, lo napa jadi kayak orang yang gak punya prinsip hidup sih?"

"Apaan sih? Enak aja! Gue punya prinsip hidup kali,"

Rio mengerutkan dahinya, "Terus, lo napa?"

"Move on gue gagal,"

Arka, Rio dan Harun langsung tertawa lepas. Arka yang di mulutnya penuh dengan makanan tersedak, lalu Rio langsung memberikan minuman ke Arka.

Harun menahan ketawanya, "Anjir, gara-gara gagal move on lo jadi begini. Emang kenapa sih, kok gagal?"

"Tadi pagi, yang gue nyuruh kalian duluan itu, Vella ngajakin gue ngobrol bareng di rooftop nanti."

Rio berdecak tiga kali, "Emangnya sebelumnya lo udah move on?"

"Udah kok,"

"Berapa persen?" tanya Rio.

"0,1%,"

Ketiga teman seperjuangannya tertawa lagi. Lalu Arka bilang, "Gila! Dari dua bulan, lo cuma bisa move 0,1%"

Vero hanya menggangguk pelan.

Harun tersenyum miring, "Mungkin lo di takdirkan supaya gak move on dari Vella."

Vero tersenyum, "Bokapnya Vella, ternyata bokap gue juga."

"Anjir, lo serius?"

"Gila gue gak habis pikir, tapi gapapa sih, lo bisa tambah deket sama Vella."

"Di luar kendali oy."

Vero hanya tersenyum tipis.

***

Bel istirahat pertama telah berdering 10 menit yang lalu. Sejak 5 menit yang lalu, Vella telah menunggu di rooftop sambil duduk di bangku yang ada disana.

Vella menopang wajah dengan tangan kirinya dan kakinya menghentakkan nada yang absurd.

Tak lama, Vero datang lalu berdehem kearah Vella. Lantas Vella menoleh kearah Vero.

"Sorry udah nunggu lama," Vero lalu duduk di samping Vella, tapi ada jarak sedikit agar tidak terlalu mepet.

Vella hanya bisa memaklumi sifat dan sikap Vero belakangan ini. Padahal, kalau mereka duduk di bangku, Vero selalu mepet-mepet kearah Vella. Dengan hal sekecil itu, Vella dibuat gondok, tapi bikin dia tambah ceria.

Bendahara & Ketua Kelas [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang