Sekitar sepuluh menit yang lalu, Bima telah pulang dari rumah Tasya. Tasya lalu masuk ke kamar yang di tempati dirinya juga Vella sambil membawa bungkusan bubur yang di belikan Vero.
Tasya menyodorkan bungkusan bubur itu ke Vella, "Nih buat lo,"
"Tumben anda baik sekali." Vella hanya bercanda.
"Si nyemot," Tasya terkekeh pelan, "Itu bukan dari gue, itu dari Vero."
Vella menyeritkan alisnya, "Vero? Kapan dia kesini?"
"Tadi, pas lo di jenguk sama Bima dia dateng sama gue. Terus gak tau kenapa, dia tiba-tiba balik."
Vella ber'oh' ria lalu melanjutkan, "Yah, masa bubur lagi sih? Baru aja gue makan bubur."
"Tapi ini kan bubur kesukaan lo, makan gih, kasian tau Vero."
"Gue lagi gak mood makan. Kalau kebanyakan nanti gue muntah. Lo aja deh yang abisin."
"Bener ya?" Dibalas anggukan oleh Vella. Lalu Tasya keluar dari kamar dan menuruni anak tangga.
Tasya duduk di meja makan sambil memakan bubur yang di belikan Vero. Jari Tasya mulai mengetik pesan dan di kirim ke seseorang.
Tasya :
Ver, sorry ya buburnya gue makan. Ini juga di suruh Vella. Katanya dia udah kenyang terus juga abis makan bubur sama Bima.5 menit kemudian, pesannya di balas.
Vero :
Oh gitu. Gapapa kok. Bilangin ke Vella cepet sembuh.Tasya :
Ok.Selesai makan, Tasya memberitahukan salam dari Vero ke Vella. Vella hanya membalas dengan kata 'iya, bilangin ke Vero makasih.'
***
Keesokan harinya, Vella yang udah terasa mendingan memutuskan untuk bersekolah. Rasa pusing di kepalanya masih sedikit terasa, makanya dia berangkat bareng Tasya, tapi seperti biasa, di paksa dulu.
Di dalam mobil, mereka berdua hanya berbincang-bincang seperti biasa. Bahkan, Vella menceritakan kisah-kisah konyolnya yang membuat Tasya tertawa girang.
Vella bercerita saat di SMP dia pernah jatuh tiga kali berturut-turut saat menaiki tebing pendek, kejadiannya saat lomba drumband. Tasya gak tau, karena saat SMP Tasya tidak ikut drumband. Dan baru kali ini, Vella menceritakan hal menurutnya aib.
Gak sampai setengah jam, mobil Tasya telah terparkir sempurna di parkiran sekolah. Mereka berdua turun dari mobil dan berjalan menuju kelas.
Di lain tempat, Vero sedang menunggu kedatangan Vella. Cowok itu udah gak sabar mengajak Vella jalan. Menurut Vero sih, nge-date lebih tepatnya.
Dari kejauhan, mata Vero telah menangkap apa yang dia tunggu sejak tadi, buru-buru dia hilangkan rasa gugup di hatinya.
Vella dan Tasya masuk ke kelas dan di ikuti oleh Vero. Vero membisikan sesuatu tepat di telinga kiri Vella.
"Ikut gue bentar," Vero lalu menggenggam tangan Vella secara erat dan penuh kasih sayang. Bukan ketika dia terakhir menggenggam tangan Vella secara paksa karena hatinya udah tergores.
Vero mengajak Vella ke taman belakang dan menyuruhnya duduk, lalu mereka duduk berdua di bangku taman belakang.
Hening. Si cowok maupun si cewek sama-sama diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bendahara & Ketua Kelas [SELESAI]
Teen Fiction"Vero! Jangan sampe gue kutuk lo jadi jin iprit ya!" "Boleh kok, apapun karena kamu." "Gue bunuh lo besok!" "Tapi, sekarang kita ke pelaminan dulu ya?" "IHHH VERO!" Vero dan Vella. Satu kelas dan tergabung dalam organisasi kelas. Dari kelas X, merek...