Vella telah sampai di sekolah, yang cewek itu dapatkan hanya satpam dan kendaraan murid-murid dan guru-guru yang sengaja di tinggal di sekolah.
Vella segera berjalan ke ruang guru dan mengetuk pintu ruang guru berkali-kali. Akhirnya pintu tersebut di buka kan oleh pak Roji.
Vella tersenyum, "Pagi, pak."
"Pagi," Pak Roji juga tersenyum.
Bu Hani yang tadi di dalam juga ikut mengahampiri pak Roji dan Vella. "Masuk aja, Vel. Nunggu di dalem aja, kita berangkatnya jam 9."
"Ehmm, nggak usah deh, bu. Saya mau duduk di lapangan aja, mumpung masih pagi."
Vella lalu pamit dan berjalan ke lapangan. Di lapangan, dia melihat seseorang. Vella langsung menghampiri cowok itu yang sedang menatap ponselnya.
Vella menepuk pelan bahu cowok itu, "Lo telat juga?"
"Iya nih," Perlahan cowok itu memandang wajah Vella. "Vella?"
"Bima?"
"Udah lama gak liat lo,"
"Apaan sih, kita satu sekolah. Lebay."
"Ya, tapi kan jarang ketemu. Malah udah gak pernah berduaan lagi." Bima membenarkan poni Vella.
Vella melepaskan tangan Bima yang berada di rambutnya, "Bim, jangan terlalu berlebihan sama mantan napa. Nanti bisa kepincut lagi lho." Vella terkekeh pelan.
"Kalau kepincut sama hati lo lagi, gue rela."
"Alay,"
"Kita jalan-jalan berdua aja yuk. Flashback lagi kita. Lagian udah di tinggalin." ajak cowok itu.
"Yang telat bakalan berangkat elah, tapi nanti. Gue aja gitu."
"Dari pada kelamaan, mendingan kita berangkat berdua."
Vella menyipitkan matanya, "Seriusan nih?"
"Iya, ayo." Bima mulai menggenggam tangan Vella. Tapi, terlepas karena ada seseorang yang melepaskan genggaman tersebut.
"Nggak bisa. Vella berangkat sama gue." cegah cowok yang baru datang itu.
"Vero?" kata Vella gak percaya. Vero menggenggam tangan Vella yang tadi bekas di genggam tangan Bima.
"Ya udah, kita berangkat bertiga. Naik mobil gue aja." ajak Bima.
"Oke." Vella menatap Vero, "Lo mau ikut kan?"
"Mau kok, asal ada lo." Vero mencolek dagu Vella. Vella terkekeh pelan. Mereka bertiga lalu berjalan ke ruang guru untuk izin. Kata bu Hani dan pak Roji, mereka di izinkan, karena kalau berangkatnya siang, masih harus nunggu 1,5 jam lagi. Tadinya, pak Roji dan bu Hani ingin berangkat jam segini juga, tapi mereka masih ada tugas di sekolah yang harus di selesaikan.
Mereka bertiga jalan menuju ke parkiran. Bima jalan di depan, Vero dan Vella jalan di belakang sambil berpegangan tangan.
Ketika udah sampai di mobil Bima, Vella di suruh Bima untuk duduk di bangku sampingnya. Vella mengiyakan.
"Nggak boleh, Vella duduknya di bangku tengah, di samping gue." cegah Vero.
"Gak jelas lo, Ver. Terserah gue dong, kan gue yang nyuruh Vella, Vella juga mau kok. Lo bukan siapa-siapanya kan? Jadi diem aja." Bima tersenyum miring.
"Ya berhak lah gue ngatur-ngatur, kan sekarang gue pacarnya Vella, kita udah tunangan malah. Jadi, gue berhak dong, ngatur-ngatur Vella. Gue calon suaminya, sedangkan lo, cuma mantannya doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bendahara & Ketua Kelas [SELESAI]
Teen Fiction"Vero! Jangan sampe gue kutuk lo jadi jin iprit ya!" "Boleh kok, apapun karena kamu." "Gue bunuh lo besok!" "Tapi, sekarang kita ke pelaminan dulu ya?" "IHHH VERO!" Vero dan Vella. Satu kelas dan tergabung dalam organisasi kelas. Dari kelas X, merek...