Empatpuluh Lima

50.1K 2.9K 292
                                    

Khusus Vero, Vella, Nanta, Ojan, Kayla, dan Rani diberi waktu libur dua hari setelah mensurvey tempat. Pulang dari tempat perkemahan membuat siswa/i dan beberapa guru lelah, terlebih adanya kasus Bu Mala.

Mengenai kasus Bu Mala, beliau ditemukan oleh rombongan Pak Roji, Pak Aji, dan Ojan. Dan kondisi Bu Mala sangat mengkhawatirkan. Badannya penuh luka cakaran dan tidak sadar.

Saat dibawa ke tenda, segala macam cara sudah dilakukan agar Bu Mala sadar, namun sudah hampir setengah jam belum sadar juga. Akhirnya tepat jam segitu, mereka semua membereskan barang-barang mereka, dan langsung menuju rumah sakit sekalian pulang.

Setelah ditangani secara intensif, Bu Mala sadar, namun wajahnya linglung. Para guru memberi waktu agar Bu Mala sendiri yang bercerita.

Setelah raut wajahnya membaik, Bu Mala bercerita jika ia awalnya ingin ke kamar mandi, namun ada sesuatu yang janggal, ia dibawa ke alam lain dan tidak sadar jika telah melukai dirinya sendiri.

Keputusan guru-guru adalah tidak akan berkemah di tempat tersebut, tidak ingin yang lain kena juga.

Enam murid yang ikut mensurvey tempat telah pulang ke rumah masing-masing dan telah menikmati libur selama dua hari.

Hari ini, hari Rabu, kegiatan sekolah kembali rutin seperti biasa. Namun hari ini sekolah tengah jam kosong, karena guru-guru masih membicarakan tentang kasus Bu Mala.

Di dalam kelas XII Ips 1 ramai seperti biasa. Di tempat depan ada satu dua murid yang sedang belajar, di tengah-tengah ada sekelompok siswi yang asik bergibah, di belakang tempat duduk Vella cowok-cowok tengah bermain gaplek.

"Woy ada yang bawa lipstick gak para ciwi-ciwi?" teriak Vero.

"Gue bawa gue bawa!" sahut salah satu siswi yang memang biasa bawa make up.

Rio berjalan ke arah Mina, "Gue beli dah. Ver, minta duit!"

Vero menyusul Rio, lalu mengeluarkan uang tiga ratus ribu, "Cukup gak kalo segini? Gue gak tau berapaan."

Teman di sebelah Mina menyenggol, lalu mengedipkan satu matanya ke Mina. "Kurang anjir, lipstick apaan tiga ratus rebu."

Vero menyenggol Rio, "Tambahin, Yo, buru lanjutin main gapleknya."

Rio memberi tambahan uang dua lembar seratus ribuan kepada Mina. "Gue rasa udah cukup ya, Na." Rio menatap Vero, "Kilab."

Vero dan Rio kembali ke tempat asalnya semula. Mereka membeli lipstick untuk mencoret wajah pemain yang kalah.

Mina dan teman-teman cewek yang lain tertawa. Sedangkan Vella malah bertanya ke Mina, "Gila lipstick lo mahal amat."

Mina berhenti cekikikan, lalu memajukan kepalanya, yang lain juga ikut memajukan kepalanya. Mina berkata dengan pelan, "Harganya gak sampe cepe lima puluh." Mina memberi jeda sebentar, "Yuk kantin, gue traktir."

Siswi-siswi yang berada di situ pun sumringah, akhirnya mereka berencana untuk ke kantin.

Tasya sejak tadi tidak gabung dengan kelompok cewek, ia tetap diam duduk di tempat duduknya, alias di depan para cowok-cowok main gaplek.

"Sya, kantin yuk!" ucap Vella.

"Nggak dulu deh."

"Ayo, Sya, gue traktir." bujuk Mina.

"Nggak deh, Na, makasih ya."

Vella berjalan meninggalkan kelas, "Ya udah gue turun ya, Sya."

Tersisa gerombolan anak cowok dan Tasya hanya cewek seorang diri. Tasya membalikkan badannya, "Gue boleh ikut main gak?"

Bendahara & Ketua Kelas [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang