Arletta Damayanti.
Bukan mama Vella, namun saudara kembar Arlena atau bisa disebut panggilan 'tante' bagi Vella.
Vella maupun Wina, Yanto dan Tasya tidak bisa mempercayai ini. Tapi, ini udah takdir. Takdir tidak bisa diubah, kehendak Tuhan.Saat berumur 5 tahun, Arletta diurus oleh neneknya, yang tak lain tak bukan adalah uyut Vella di Singapura. Semua ada sebabnya, waktu itu ayah Arlena dan Arletta meninggal dunia, itulah yang menyebabkan Arletta harus diurus oleh nenek dan kakek karena mempunyai fisik yang kuat, sedangkan waktu itu Arlena sering sakit-sakitan, maka Arletta lah yang harus diurus oleh nenek dan kakek.
Setiap satu tahun dua kali, Arletta selalu berkunjung ke Indonesia ataupun sebaliknya. Walaupun mereka saudara kembar, mereka tidak terlalu dekat karena jarak memisahkan mereka.
Saat berumur 12 tahun, Arletta beserta nenek dan kakek pindah ke Indonesia dan tinggal bersama Arlena dan mama mereka. Arlena dan Arletta tidak dekat, mereka sering bertengkar atau berebut sebuah barang. Itulah yang menyebabkan mereka tidak satu sekolah saat SMP maupun SMA, walaupun begitu, masih tersirat rasa kasih sayang.
Namun, ketika lulus SMA, Arletta kembali ke Singapura, karena kakek harus kembali mengurus proyek disana.
Wina dan Yanto sedikit tidak percaya dengan cerita yang diceritakan Arletta, karena mereka sendiri belum pernah bertemu dengan Arletta sebelumnya. Namun, melihat wajah Arletta benar-benar mirip dengan Arlena, mereka percaya.
Arletta bercerita juga, bahwa ia kembali ke Jakarta dari Bandung telah 2 tahun yang lalu. Ia kembali kerumah Arlena yang dulu, namun rumah itu kosong. Tidak ada Kemal, maupun Vella.
Sejak Arlena menikah, Arletta kembali lagi ke Indonesia dan menetap disini. Tapi, Arletta selalu minder dengan Arlena, itulah yang menyebabkan Arletta pindah ke Bandung.
Karena tau bahwa rumah yang ditempati Arlena dan Kemal kosong, Arletta mencari-cari informasi lewat tetangga-tetangga. Beberapa tetangga menyebutkan bahwa Arlena telah meninggal, Kemal hilang tanpa jejak dan Vella dibawa oleh sahabat Arlena. Hal itulah yang membuat Arletta berusaha mencari Vella selama dua tahun belakangan ini. Dan selama dua tahun itu, Arletta bulak-balik dari Bandung-Jakarta.
Sambil menyewa beberapa orang bayaran untuk mencari Vella, sekaranglah mereka dipertemukan. Arletta bahagia, akhirnya ia bertemu kembali dengan keponakannya.
Vella kini tak mampu berkata-kata. Memorinya masih mengingat cerita tantenya. Jujur, Vella cukup bahagia. Rasa kangen kepada mamanya sedikit terobati karena bisa melihat Arletta. Wajah Arlena dan Arletta sangat identik.
Kini, ada satu cara untuk mengobati sedikit rasa kangen terhadap mamanya.
Vella tersenyum."Aku sayang tante Arletta."
***
Yanto menyuruh Arletta untuk menginap dirumahnya untuk menyocokkan diri dengan keluarganya. Dengan sedikit rasa tidak enak, Arletta menyutujui agar bisa dekat dengan keponakannya, Vella.
Bahkan sekarang, rumahnya sedikit lebih berwarna karena adanya Arletta. Dua hari Arletta menginap disini, semuanya merasa cocok. Sikap Arletta mirip dengan Arlena, itu yang ada di pikiran Yanto dan Wina. Arletta orangnya asik diajak ngobrol dan riang. Saat akan sarapan, ia juga membantu Bibi menyiapkan sarapan.
"Nasi goreng ala tante Arletta sama Bibi udah jadi!"
Sambil tertawa, Arletta membawa nasi goreng pada wadah, porsinya cukup banyak.
Vella, Tasya, Wina dan Yanto menatap Arletta, mereka ikut tertawa. Benar-benar seperti keluarga harmonis.
Arletta duduk disamping Vella. Wanita yaang usianya hampir menginjak angka 40 itu menyendokkan nasi goreng untuk Vella. Vella tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bendahara & Ketua Kelas [SELESAI]
Teen Fiction"Vero! Jangan sampe gue kutuk lo jadi jin iprit ya!" "Boleh kok, apapun karena kamu." "Gue bunuh lo besok!" "Tapi, sekarang kita ke pelaminan dulu ya?" "IHHH VERO!" Vero dan Vella. Satu kelas dan tergabung dalam organisasi kelas. Dari kelas X, merek...