Caca duduk disofa ruang tamunya, matanya tidak lepas dari pintu, ponsel dan bergantian ke jam yang menggantung manis di dindingnya. "neng ini teh sudah malam, eneng istirahat gih! Palingan ibuk sama tuan pulang besok pagi mungkin mereka masih lelah" rayu bi imah untuk yang kesekian kalinya, tetapi tetap saja gadis disebelahnya ini keras kepala.
"kalo bi imah ngantuk, bibi tidur duluan aja, aku mau nungguin papa sama mama pulang dulu" kata gadis itu sembari tersenyum tipis. bi imah hanya membuang napas "yasudah kalau neng key masih mau nunggu, bibi tidur ya neng? Kalau sudah ngantuk tidur ya neng?! Besok mereka pasti sudah pulang" ujar bi imah yang sudah tidak bisa menahan kantuknya, dan direspon anggukan kecil dari caca.
Sudah dua jam ayah dan ibunya telat, mereka bilang akan pulang jam delapan dan sekarang jarum jam sudah menunjuk angka sepuluh. Caca menguap, ia mengerjapkan matanya, menahan kantuk. Ia sudah tidak kuat menahan kantuknya hingga akhirnya ia tertidur di sofa.
Aila menatap ponselnya dengan senyum yang mengembang di sudut bibirnya. Sejak pulang dari kafe tadi ia tidak bisa menahan senyumnya, ditambah lagi isi pesan dari Wima yang tak henti-hentinya mendatangkan kupu-kupu diperutnya. Saat ia menaruh ponselnya didadanya tiba-tiba ponselnya bergetar, ia melirik nama yang tertera di layar ponselnya, dengan senyum yang semakin melebar ia menekan tombol berwarna hijau lalu mendekatkan ponselnya di telinganya.
"kok belum tidur? Udah malem loh" ujar seseorang diseberang sana dengan nada lembut, yang berhasil membuat degup jantung Aila berdegub dengan cepat. "belum, masih seneng aja" ujarnya sambil tersenyum cengengesan "ada apa, kok pakek telfon segala?" lanjutnya.
"mau ngucapin selamat malam" jawab seseorang itu dengan suara beratnya. "iih sweet banget si wim, gue malah gak bisa tidur kalo gini mah" ucap Aila sambil menggigiti ujung bantalnya.
"yaudah aku temenin"
"gak usah deh, kamu abis manggung tadi pasti capek, kamu istirahat yaa?"
"kalo gitu besok jogging ya?!"
"gak ah, aku gak bisa bangun pagi"
"aku bukan nanya, aku jemput besok!"
"lah wim-tut- Aila melirik layar ponselnya yang tadinya terhubung dengan ponsel Wima sekarang sudah terputus. Mukanya terlihat bingung tapi sedetik kemudian senyum bahagianya mengembang dibibirnya. "gak nyangka wima sweet banget" ia menendang-nendang udara lalu merangkulkan kakinya keguling diseblahnya.
"key bangun sayang" seorang wanita yang berusia sekitar awal empat puluh atau akhir tiga puluhan sedang menggoncang-goncangkan bahu putrinya yang tengah tertidur pulas dikasur empuknya.
Tadi malam ia melihat putrinya itu tertidur di sofa ruang tamunya, ia menyuruh suaminya untuk memindahkan putri semata wayangnya itu kekamarnya. Ia tersenyum kecil ketika melihat putrinya mengeliat kecil lalu membuka matanya sedikit "mama?" ucapnya lalu bangun untuk merengkuh mamanya. Mamanya tertawa geli "maaf ya tadi malam mama pulang telat, kita jadi gak bisa makan malam deh" ia memasang wajah sedih.
"gakpapa ma, yang penting sekarang mama sama papa udah pulang, key kangen banget sama kalian"
"eitss, tapi hari ini kita makan malam bareng sama seseorang lohh" ujar mamanya. "sama siapa?" alis caca berkerut. "adalah...liat nanti aja, sekarang bangun papa udah masakin sesuatu buat kita" ujar mamanya berusaha menarik caca keluar dari kasurnya. "papa masak? Ya ampun udah lama banget key nggak ngerasain masakan papa" kata caca sedikit berteriak. Ia meloncat dari kasurnya dan buru-buru masuk kekamar mandi. "mama tunggu dibawah".
![](https://img.wattpad.com/cover/99703934-288-k967032.jpg)