Tired

1.9K 84 15
                                    

Caca sudah berganti baju dan siap untuk membaringkan badannya yang sedang tidak bersahabat hari ini. Dia pulang sebelum pesta selesai, dia sengaja meninggalkan pesta lebih dahulu karena sudah tidak tahan melihat dua sejoli yang tidak pernah meninggalkan satu sama lain itu. Rafi mengantarnya pulang karena permintaannya. Rafi memberi banyak nasehat dan kekuatan untuk Caca bertahan.

Memangnya kenapa dia ini? Apapun yang Darrel lakukan bukanlah urusan dan kepentingannya, kenapa dia harus peduli? Kenapa dia merasa marah dan sakit hati karena peristiwa di pesta tadi? Stupid Keyvareth. Lagian pernikahan ini hanya perjodohan yang bahkan terpaksa.

Pintu kamar terbuka menampilkan seorang Darrel dengan ekspresi wajah yang...marah mungkin "Lo seharusnya ngomong kalau mau pulang duluan!" sentaknya ketika sudah berada disamping Caca. "Kalaupun gue pamit, emangnya lo peduli? Nggak kan?!"

"Maksud lo apa?"

"Karena gue bermaksud nggak mau ganggu waktu indah lo dan 'mantan pacar' lo" ucap Caca sambil menekankan pada kata 'mantan pacar'. "Apa?! Waktu indah? Bukannya lo yang seneng-seneng sama cowok-cowok yang minta foto sama lo? Mereka grepe-grepe, lo malah senyam-senyum!" ucapan Darrel itu benar-benar kelewatan, Caca diam menahan tangisnya.

"Lo seneng kan bisa dikelilingi banyak cowok kayak tadi? By the way, Gimana rasanya bisa dansa sama Rafi? Pelukannya gimana? Anget?" Darrel menatap Caca lebih tajam. "Sekarang gue tanya! Siapa yang nurunin istrinya di tengah jalan hanya karena mantan pacarnya kena kecelakaan kecil?! Dan juga gue tanya siapa yang enjoy the dance with another girl? That's all you!" Caca sedikit menaikkan volume suaranya karena dia sangat marah sekarang ini.

"Sekarang lo marah sama gue? Kenapa? Lo cemburu gue sama Vio? Gue Cuma dansa sama satu cewek sedangkan lo! Lo dikelilingin sama banyak cowok yang pegang-pegang lo dan lo Cuma diem aja, bahkan lo godain mereka!" Caca menampar Darrel keras "Jerk!" lirihnya lalu berbalik arah.

Caca hendak keluar kamar, namun ditengah perjalanan dia berhenti "Aila bener! Gue bikin kesalahan besar karena ngasih kepercayaan sama orang idiot kayak lo!" Caca keluar kamar dan sedikit membanting pintu.

Setelah benar-benar keluar kamar, air matanya sudah tidak dapat dibendung lagi. Ia merasa pipinya hangat karena air matanya menetes dengan deras. Dia salah jika berpikir Darrel akan meminta maaf akan kejadian tadi, nyatanya kata-kata menyakitkan yang keluar dari mulutnya.

Caca akan tidur di kamar tamu untuk sekarang. Ia lelah, terlalu lelah untuk berada dalam satu ruangan dengan orang yang tak punya perasaan.

Caca keluar dari kamar pagi sekali, dia akan mengompres matanya seperti biasa. Dia tidak ingin Ratna melihatnya dengan mata sembab di pagi hari, mama mertuanya itu pasti curiga. Tapi entah kenapa kepalanya sakit sekali sekarang, matanya juga terasa sangat perih. Mungkin dia terlalu lama menangis, bagaimana tidak. Jam 2 pagi dia baru bisa berhenti menangis dan tertidur, sedangkan sekarang ia terbangun pukul 4 pagi, dia hanya tidur 2 jam.

Setelah mengompres matanya, Caca melaksanakan sholat subuh bersama Pak Dhe Bejo yang tidak sengaja melihatnya ketika mengambil air wudhu.

Karena hari ini hari minggu, Caca membantu Mbok Tumi memasak. Lalu Ratna datang "Astaga menantu mama udah bantu-bantu mbok Tumi aja" katanya "Padahal mama mau buat menu kejutan buat kamu"

"Oh ya? Gimana kalau kita masak bareng aja? Dibantu mbok Tumi juga?" tawar Caca membuat senyuman tipis timbul di bibir Ratna "No no no! Kamu harus duduk dan lihat Mama sama mbok Tumi masak". "Jadi mama mau masak apa Ma?"

"Soupe a l'oignon, kamu pasti kangen kan makanan Perancis?"

"Mama tahu makanan Perancis?"

My Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang