Tapi Darrel mencekal tangan Caca dan menyeretnya untuk berhadapan dengannya lagi. Ia menatap mata Caca lurus tepat dimanik gadis itu. dengan perlahan ia melepas kacamata besar Caca "rel lo—" "don't move!" potong Darrel. Husky voice Darrel terdengar sangat lirih dan itu membuat jantung Caca berdegub dengan kencang, ia merasa ada kupu-kupu yang sedang berterbangan diperutnya.
part 19
Darrel mengusap lembut mata Caca "you're eyes are really irresistable" katanya masih dengan nada yang sama, membuat Caca semakin bergemetar. Mata Darrel turun untuk menatap hidung mancung Caca, sedangkan gadis itu hanya bisa mengamati wajah tampan Darrel tanpa bisa bergerak. Karena sebagaimanapun ia ingin bergerak ia merasa tiba-tiba tubuhnya terasa sangat lemas bahkan hanya untuk mengucapkan satu kata pun.
"this nose is so cute" setelah mengucapkan itu Darrel mengecup hidung Caca lembut, Caca terkejut bukan main. Ini pertama kalinya Darrel dan dirinya berada dijarak yang sedekat ini.
Lalu padangan mata Darrel turun kearah bibir Caca, ia memandangnya beberapa menit lalu "and this lips—" ia menyentuh bibir Caca dengan ibu jarinya "you're lips so...kissable" katanya dengan nada yang sangat rendah.
Caca membulatkan matanya, ia menelan ludah setelah mendengar perkataan Darrel. Kenapa dia menjadi lemas seperti ini? ini bukan lagi lemas tetapi mendadak beku ditempat.
"have you kiss before?", Caca mengangguk.
"with that Matt boy?", Caca mengangguk lagi.
"when?", Caca terdiam, ia memandangi raut muka Darrel. Lalu mata mereka bertemu dan saling menatap. Mata Darrel berkilat, ia tidak bisa menahan ini lagi. Gadis didepannya ini membuatnya tidak bisa menahan diri.
Lalu tiba-tiba Darrel mundur selangkah kebelakang dan memejamkan matanya "so-sorry! Gue ke kelas dulu" sedetik itu ia pergi meninggalkan ruangan teater. Meninggalkan Caca yang masih membeku ditempatnya karena perlakuan Darrel tadi sekaligus bingung terhadap sikap Darrel yang tiba-tiba meninggalkannya begitu saja.
Caca mengusap wajahnya gusar "huft, that was so close" lalu ia kembali ke kelasnya.
****<>****
"haloo calon penga—hey kenapa dengan tampilanmu Key? Kamu Key kan?" sambut Tika begitu mereka sampai di butik miliknya. "iya ini aku Keyvareth tante" jawab Caca sambil mencium punggung tangan Tika. "kamu beda banget, makanya mamamu bilang jangan terkejut sama penampilan kamu, eh ternyata kamu jadi bopung gini" cerocos Tika.
"bopung? Kata apa lagi itu tante?"
"bocah kampung, ih kamu sih nggak update"
"tante aja yang alay"
"enak aja! Yaudahlah kamu copot itu semua terus tante bakal liatin kamu desain terbaik tante yang tante buat khusus untuk kamu"
"oke-oke" Caca tertawa kecil lalu menoleh pada seorang cowok disebelahnya yang sedang memasang wajah datar "oh iya tante, kenalin ini Darrel"
"ohh jadi dia calon suamimu Key?" tanya Tika, lalu ia mendekatkan wajahnya kearah Caca dan membisikkan sesuatu "dia ganteng lo Key, pasti nanti dapet keturunannya cepet" bisiknya.
"ih tante apaan sih?! Nggak nyambung tau nggak" Caca menggeleng-gelengkan kepalanya "emm Rel, ini tante Tika pemilik sekaligus desainer di butik ini" Darrel dan Tika bersalaman, Darrel tersenyum kecil sedangkan Tika memandangi wajah Darrel lama "ihh kamu ganteng banget sih, gemes jadinya" Tika mencubit pipi Darrel, yang dicubit hanya meringis geli.
