Yang di media itu jenny yaa
Hari senin adalah hari yang paling menyebalkan bagi semua siswa. Pasalnya mereka harus berpanas-panasan untuk upacara, tapi itu juga adalah bentuk dari rasa hormat mereka pada para pahlawan, selain itu mereka masih merasa kurang akan libur dihari minggunya.
Itu jugalah yang dirasakan oleh Caca saat ini, dia berjalan gontai menuju kelasnya. Tadi pagi dia berangkat bersama Darrel, tapi cowok itu menurunkannya di dekat halte dan menyuruhnya naik angkot untuk ke sekolah. Baru saja dia menempelkan pantatnya di bangkunya tapi sebuah pengumuman terdengar sangat keras melebihi konser EXO.
"Upacara bendera akan segera dimulai, siswa dimohon segera berbaris di lapangan"
"Baru juga gue duduk, what a perfect start in Monday" gumam Caca. Ia mengambil topi dari dalam tasnya. Ia tidak menemukan teman-teman sekelasnya di kelas, mungkin mereka sudah menuju lapangan.
Ketika ia berada di depan pintu, guru piket yang sedang mengitari kelas-kelas untuk mengecheck kalau-kalau ada siswa yang membolos upacara mendatanginya dan memarahinya "Kamu ini! Semua sudah berada di lapangan kamu masih saja ada disini! Telat kamu?!" ucap Pak Rudi. "T-tidak pak" jawab Caca sambil menundukkan kepalanya. "Kamu saya kasih keringanan hari ini! Awas kamu kalau sampai telat lagi!" peringat Pak Rusdi membuat Caca mengangguk lalu berlari menuju lapangan untuk mengikuti upacara.
"Apa lagi cobaan setelah ini Ya Allah" keluh Caca yang ngos-ngosan saat berlari.
*****
Istirahat kedua dimulai, semua siswa berbondong-bondong pergi ke Musholla untuk melakukan sholat dzuhur ada juga yang pergi ke kantin. Caca, Lastri dan Vella yang kebetulan sedang berhalangan untuk melakukan ibadah memilih untuk pergi ke kantin dan memesankan Aila, Naya, Dewi dan Karin makanan. Agar mereka tidak telat seperti waktu itu.
Ke tujuh cewek itu sekarang sudah berkumpul di salah satu meja kantin dan mulai memakan sambil membicarakan sesuatu, yah biasalah yang dilakukan cewek-cewek ketika berkumpul.
"Eh tadi kalian liat nggak waktu Darrel ambil wudhu? GILAK DIA GANTENG BANGET!" ucap Karin berapi-api. "Iya-iya gue juga lihat! Ya ampun pas dia ngelipet celananya, kakinya putih banget anjir" dukung Naya "Kakinya kecil putih banget lagi, ngalah-ngalahin kakinya Lastri yang item bulukan" ucap Aila setelah ia menelan baksonya.
"Enak aja lo kalau ngomong! Dipikir dulu dong kalau ngomong!" sungut Lastri yang tidak terima karena di beda-bedakan dengan Darrel tadi. "Ih kenyataan lagi" Aila masih mempertahankan pendapatnya.
"Udah sih! Gitu aja diributin, gantengan juga pacar gue" lerai Vella. "Tapi seriusan deh, udah ganteng ternyata Darrel soleh juga ya? Rajin sholat" wajah Naya berubah seperti habis menikmati mangga yang sangat manis membuat Karin jengkel dibuatnya "Muka lo gitu amat!" katanya.
"Kenapa? syirik lo?" Naya menaikkan alisnya sebelah. "Kan Darrel punya gue, lo nggak boleh kayak gitu ke sayangnya aku" kata Karin sedikit muram. "Emangnya kalian baru pertama kali liat Darrel sholat di Musholla?" Dewi membuka mulutnya memakan baksonya. "Kan mereka jarang sholat Wi, kita kan sering lihat dia sholat" kata Vella.
"Enak aja nggak pernah sholat, gue sholat kok! Dikelas tapi, ya nggak Rin?" Naya tidak terima dikatakan tidak pernah sholat. "Bener itu kata Naya, kita sholat kok di kelas. Abis musholla jauh banget dari kelas" dukung Karin.
Ketika Darrel dan kawan-kawannya memasuki area kantin, semua mata tertuju kepada mereka, tak terkecuali Aila dan teman-teman. Caca melirik sekilas lelaki itu, ia masih kesal kepadanya. Karena dia hari seninnya hancur, ia melanjutkan memakan baksonya.
Darrel cs duduk di bangku yang kosong, tiba-tiba seorang cewek datang ke gerombolan itu dan duduk di sebelah Darrel "Hai kak? Aku boleh kan makan di sini?" kata cewek itu dengan nada menggodanya pada Darrel, sedangkan cowok itu hanya tersenyum dan mengangguk.