Bingung

1.5K 77 0
                                    

Rafi menjemput Darrel di alamat yang laki-laki itu kirimkan padanya. Darrel sudah duduk di depan gerbang apartemen besar yang Rafi tebak adalah apartemen cewek baru Darrel. Rafi heran pada Darrel, padahal baru kemarin sahabatnya itu bilang kalau betah dengan Keyva tapi sekarang sudah jalan sama cewek lain lagi.

Darrel melambaikan tangannya pada Rafi, ketika Rafi sudah berada di depannya dengan segera Darrel melompat ke boncengan belakang "Jalan!" pinta Darrel membuat Rafi berdecak. Motor Rafi meninggalkan area apartemen "Lo bajingan banget ya Rel?" ujar Rafi sambil menyetir. "Kenapa?" tanya Darrel medekatkan kepalanya ke arah Rafi agar ia mudah mendengar jawaban Rafi.

"Lo tega-teganya ninggalin Keyva dan malah enak-enakan tidur sama cewek lain, lo tau? Keyva nungguin lo di ruang tamu sampai tengah malem. Kebangetan lo!"

"Gue bakalan cerita di sekolah, sekarang lo cepetan naiknya biar nggak telat sekolah juga"


*****


"Keyva udah berangkat dari tadi ma?" tanya Darrel pada Ratna yang tengah memakan sarapannya, mamanya itu hanya mengangguk. "Semalam kamu dari mana?" Ratna mengalihkan pandangannya dari makanan menuju putra satu-satunya itu. Darrel yang sedang mengancingkan baju terdiam sebentar lalu membalas tatapan mamanya "Dirumah Tama ma, Rafi juga kok, ya kan Fi?" Rafi mendongak ketika namanya di panggil "Iya tante, Rafi sama yang lain juga ikut kok" Rafi tersenyum kikuk lalu melanjutkan makannya.

"Lain kali izin dulu, kasian Keyva nungguin sampai malem, kalau mama nggak ngantuk pasti mama temenin, tapi mama udah nggak kuat"

"Iya ma, maafin Darrel"

"Minta maafnya ke Keyva bukan ke mama" sinis mamanya. "Yaudah kalau gitu kita berangkat dulu ya ma? Assalamualaikum" Darrel mencium punggung tangan mamanya begitupun juga dengan Rafi "Cepat sembuh ya tan, semangat juga kerjanya. Dah tante Ratna" pamit Rafi sambil berjalan mengikuti Darrel. "Makasih, Rafi terbaik deh" balas Ratna. Rafi tersenyum lalu melempar kiss bye pada mama Darrel.

Pelajaran pertama di kelas 12 ipa 1 sedang berlangsung, guru fisika sedang menerangkan di depan tetapi seseorang di sebelah Darrel tidak henti-henti berbicara.

"Rel buruan ceritain!"

"Pak Zafrin masih nerangin bego!"

Lima menit kemudian

"Lo bilang mau cerita? Gue kepo nih!"

"Ada Pak Zafrin, ntar ketahuan, dikasih pertanyaan gabisa jawab mati lo!"

"Banyak alasan lo!"

"Ntar juga gue cerita"

"Ayo sekarang aja! Mumpung Pak Zaf lagi baca buku"

"Ntar aja, nggak sabaran banget sih!"

"Mas belakang? Ngapain kalian? Sudah mengerjakan apa belum kalian?" tegur Pak Zafrin dari bangku guru. Wajah Darrel dan Rafi tampak bingung "Kalian tidak mendengarkan saya ya dari tadi? Keluar kalian!" sentak guru fisika yang memang terkenal killer itu. Darrel dan Rafi dengan malu-malu keluar kelas.

Bukannya bersedih atau menyesal karena di keluarkan dari kelas. Rafi malah bersorak senang sedangkan Darrel langsung menuju ke kantin. Kesalahan kalau membiarkan mereka keluar kelas. Haduh.

Darrel dan Rafi berada di kantin dengan minuman masing-masing. "Jadi gimana?" tanya Rafi. Darrel memandang Rafi serius "Vio masih hidup Fi" ujarnya membuat Rafi tersedak oleh minumannya "Gila lo?!"

"Gue nggak becanda Fi, cewek yang sama gue tadi malem--

--itu Vio"

"Lo pasti mabuk malem itu"

"Lo tahu sendiri nggak ada alkohol di pesta Vena" Rafi menatap Darrel dalam, tidak ada kebohongan disana. Cowok itu serius akan ucapannya "Lo yakin itu Vio?" tanya Rafi akhirnya. "Gue yakin! Wajahnya, suaranya, matanya, senyumnya semua sama persis" jawab Darrel mantap "Tapi..." Rafi mengangkat sebelah alisnya, penasaran "...kelakuannya sedikit berubah Fi, dia jadi pinter bahasa inggris dan pakaiannya sedikit kebuka. Padahal Vio dulu benci pakaian kurang kain" jelas Darrel.

"Gue nggak bisa pastiin dia Vio apa bukan sebelum gue ketemu dia secara langsung"

"Tapi seseorang juga akan mengalami perubahan seiring waktu kan? Jadi gue yakin dia Vio"

"Terus Keyva gimana? Lo mau balik sama Vio? Terus Keyva lo kemanain?"

Darrel menatap Rafi lemah "Ya itu yang gue bingungin sekarang ini, gue cinta sama Vio tapi gue nggak bisa ninggalin Keyva, gue nggak mau mama kecewa, apalagi orangtuanya Keyva yang udah bantuin perusahan bokap gue Fi"

"Jadi intinya lo nggak sayang sama Keyva kan?"

"Bukan gitu maksud gue"

"Lo udah besar Rel! Lo harus bisa mutusin keputusan dengan pemikiran yang dewasa, lo harus pikirin gimana perasaan keduanya dengan keputusan yang lo ambil. Dan inget jangan nyakitin hati keduanya! Pinter-pinter lo!"

"Terus gue harus gimana Fi? Gue butuh saran lo!"

"Yakin lo mau denger saran gue?" Rafi menatap wajah serius Darrel. Darrel mengangguk "Tinggalin Vio, dia hanya masa lalu lo!" ucap Rafi dengan tegas. Darrel menatap Rafi tidak percaya, dia menggelengkan kepalanya "Gue nggak bisa!" tolak Darrel. "Yaudah ceraiin Keyva! Gampang kan?" kata Rafi enteng sambil menaik turunkan alisnya.

"Nggak mungkin Fi!"

"Terus lo mau pertahanin dua-duanya? Lo nggak mikir perasaan mereka kalau mereka tahu semuanya? Bajingan dong lo?!" ucap Rafi dengan santai, Darrel menatap Rafi gelisah lalu menjilat bibir bawahnya.

Darrel mengacak rambutnya frustasi "Sementara gue jalanin dulu apa adanya, gue butuh waktu buat ngambil keputusan yang tepat" simpul Darrel pada akhirnya. "Gue pesen...jangan sakitin keduanya, satunya cewek yang lo sayang dan satunya lagi, gue nggak bakal biarin lo buat dia nangis...

...lo tahu kan, banyak yang ngantri buat dapetin Keyva? Bahkan sahabat lo sendiri?"

"I know"





Alahamdulillah...akhirnya aku update juga hehe, buat yang udah nunggu ini hadiah untuk kalian haha...oh ya terimakasih sebelumnya buat readers setia aku walaupun ada beberapa yang siders. aku berterimakasih banget buat udah yang mau ngevote dan komen, nggak ketinggalan juga yang siders, semoga kalian mau muncul memberiku semangat wkw...

terimakasih untuk semuanya :)

My Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang