Special Guest

2.3K 107 0
                                    



Mata Darrel tidak bisa berhenti untuk melihat kesekitar, ia mencari seseorang yang membuatnya penasaran sejak kemarin malam. Saking fokusnya mencari sesorang itu, nasi goreng didepannya sampai dingin karena tidak tersentuh. "heh rel, nasi goreng lu basi tuh, nggak lo makan-makan" Tama menyenggol bahu Darrel. Darrel yang tadinya mengedarkan matanya kesegala arah sekarang menatap Tama jengkel "makan aja!" ia kembali mengedarkan pandangannya.

"nyari siapa sih? Pacar lo kan nggak sekolah sini" Tama ikut mengedarkan pandangannya. "bini" jawab Darrel ngawur. Kelima sahabatnya tersedak dengan makanan masing-masing "gila lo, siapa bini lo? Dara?" tanya Jo setelah meminun air putihnya. "udahlah nggak penting" Darrel menyendok nasi gorengnya.

"eh kalian tahu nggak ada siswi sini yang wajahnya kebule-bulean gitu? yah i mean dia blesteran" tanya Darrel setelah menelan nasi gorengnya. "banyak kali rel, si Mona, Lisa, Jennie, Tiffany, Dara dan masih banyak lagi" jawab Bryan. "ya gini nih ciri-ciri playboy, lo tanya tentang cewek pasti tahu semua" sindir Yuda.

"gini ya, gue itu Cuma tahu cewek yang berkelas... high class gitu. yang kampungan mah Si Tama ahlinya" pede Bryan. Tama melotot kakinya menendang kaki Bryan "sembarangan lo kalo ngomong, mending gue dong deket banyak cewek tapi masih single nah lo embat semua" protes Tama. "yang bener itu kayak gue setia sama satu cewek" bangga Jo. "iya setia, tapi kalau dibelakang ngegodain cewek lain juga" ungkap Rafi, yang disertai tawa dari yang lain.

"jan keras-keras dong, ntar kedenger cewek gue jadi berabe" kata Jo sedikit berbisik. Teman-temannya tertawa mendengar itu. "yang namanya Key ada nggak?" pertanyaan Darrel menginterupsi gelak tawa mereka. bryan diam, seolah sedang berfikir mengingat-ingat. "cewek bule namanya key?" Bryan manggut-manggut sambil berfikir "ah gue inget! Kelas sepuluh ipa 2 ada, dia cantik loh. Lo mau sepik dia rel? Padahal dia udah gue incer" Bryan menampakkan raut muka kecewa.

"kelas sepuluh? Kelas dua belas nggak ada?" Alis Darrel terangkat sebelah. "setau gue yang namanya key dikelas dua belas nggak ada. Kalau kelas sebelas ada Keysa namanya, dia indo asli tapi" jelas Bryan lagi. "kenapa sih rel? Lo kenalan sama cewek lagi? Baru ganti udah mau sepik sepik aja" komen Rafi.

Darrel bahkan tidak mendengarkan hujatan dari teman-temannya, pikirannya sekarang tertuju pada gadis itu. tidak ada yang namanya key? Padahal jelas-jelas kemarin mengatakan kalau mereka sama-sama kelas dua belas, tapi betapa bodohnya dia bahkan tidak mengingat kelas apa dia. Apa jangan-jangan gadis itu punya nama panggilan lain? Tapi dia juga tidak tahu nama lengkap gadis itu. ahh dia benar-benar bodoh sekali.

Darrel berpikir lagi, memutar otaknya ia berpikir bagaimana caranya agar ia tahu lebih dalam tentang gadis itu. Baiklah kebetulan hari ini dia akan menjenguk mamanya, dia bisa tanya-tanya pada mamanya.



"hai ma" Darrel meletakkan sekeranjang buah di nakas sebelah ranjang ibunya. "tumben banget kesini, kangen mama ya?" goda ibunya. "gak boleh nih?" Darrel duduk tepat disebelah ranjang ibunya. "ihhh kok gitu sih... yah jelas nggak papa dong. Btw kamu ngapain kesini? Pasti ada maunya nih" ibunya mencubit lengan Darrel. "awalnya sih nggak ada" jawab Darrel dingin.

Ratna sudah terbiasa berbicara dengan anaknya yang satu itu, tidak berekspresi tapi menurutnya itulah yang membuat Darrel terlihat menggemaskan dimatanya. "awalnya? Berarti akhirnya ada maunya dong?" Ratna mengernyit. "hmm" Darrel bergumam. "biar mama tebak. Pastiii... tentang Key kan?" tebak mamanya yang seratus persen benar.

My Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang