Sudah tiga minggu berlalu setelah pada waktu itu sepulang sekolah Dara dan cecunguknya berhasil mencegat Caca dan membullynya habis-habis-an. Ia dijambak, ditampar, didorong, dipukul, dicakar bahkan ia juga disirami tepung dan dilempari telur oleh Dara cs.
Untung saja pada waktu itu orang tuanya tidak ada dan Darrel tidak mengantarnya pulang karena ada sparing futsal dengan sekolah lain. Ia pulang diantar Aila waktu itu, walaupun Aila geram tapi sampai sekarang Aila tidak membalas perbuatan Dara karena larangan Caca.
Jika ia bertemu dengan Dara dan gengnya rasanya Aila ingin mencakarnya dengan tangannya sendiri, bahkan ia sudah rela tidak memotong kukunya hanya untuk menggaruk wajah 'sok' cantik Dara dan gengnya. Naya, Karin, Lastri, Vella dan Dewipun juga sudah mengetahui kejadian itu dua hari setelah Caca dibully.
Begitupun dengan Darrel, ia mengetahuinya setelah mendapat aduan dari Aila, gadis itu memarahi Darrel untuk tidak mengganggu Caca lagi. cowok itu hanya memperingatkan Dara untuk tidak mengulangi kejadian itu
"jangan pernah lo sentuhin tangan lo di badan cewek-cewek yang ada disekitar gue!" ujarnya dengan tatapan dan nada yang dingin namun terdengar sangat menakutkan.
Kejadian seperti ini memang tidak terjadi sekali dua kali. Hampir semua cewek yang dekat dengan Darrel dibully oleh Dara dan gengnya, tidak jarang juga geng Laura juga membully para gadis tidak bersalah itu.
Bukankah yang pantas disalahkan disini adalah Darrel? kenapa dia mendekati begitu banyak gadis? Dengan tampangnya yang tampan tentu saja para gadis yang didekatinya tidak akan menolak bukan? Dasar!
"Ma Key berangkat dulu ya? bye!" teriak Caca dari depan pintu. "KEY TUNGGU!" teriak mamanya sambil berlari terbirit menghampiri Caca yang bersiap naik motor mang Padi.
"ada apa ma?"
"emm...anu...gini 4 hari lagi kan kalian udah mau...nikah" ucap mamanya dengan canggung, Caca mengerutkan dahinya "mama udah janjian sama pemilik butik pengantinnya nanti jam 4 sore, jadi nanti sepulang sekolah kamu sama Darrel jangan lupa dateng ke butiknya ya?" ujar mamanya lancar disertai senyum lebar. "hmmm" Caca mengangguk lemas.
"oh iya kamu tahu tempatnya kan? ituloh butiknya temen mama, tante Tika"
"hmmm"
"inget! Jangan sampai te-lat!"
"iya iyaaaa, kalau gitu Key berangkat dulu" Caca mengamit dan mencium punggung tangan mamanya "assalamualaikum, ayo mang berangkat"
"dadah.... Mang Padi ati-ati ya? jangan ngebut-ngebut!"
"siapp nyonya"
Sekarang adalah waktunya istirahat pertama, saat yang paling ditunggu-tunggu oleh para siswa karena perut mereka yang meronta-ronta untuk diisi oleh makanan. Ya banyak persen dari 100% siswa di Smadanu sekarang berlomba-lomba untuk pergi kekantin, begitupun juga dengan Aila cs.
"kuy kantin kuyy!!" ajak Aila dengan semangat. "kuyyy!!" teriak Naya dan Karin secara bersamaan.
"haiii!" sapa Rizky yang menongolkan kepalanya di ambang pintu. "maaf ya teman-teman, seperti biasa saya harus makan dengan namja-chingu saya, hehe" kata Vella dengan senyum-senyum tidak jelas. "biasa deh, yaudah yuk guys!" ajak Naya sambil merangkul pundak Karin dan Lastri, sedangkan Aila merangkul pundak Caca dan Dewi.
Tapi tepat saat mereka akan keluar kelas, seorang anak laki-laki berdiri didepan pintu dengan kerennya. "pagi lak" sapa cowok itu. "Wima? Ngapain?" tanya Aila dengan kaget.