Hear My Explanation First

2.1K 80 3
                                    


Chapter 16

Ditempat lain Darrel dan Caca tengah berada disebuah taman yang lumayan ramai. Mereka duduk bersisian disebuah kursi taman yang berada dibawah pohon. "Varsa?" Darrel membuka pembicaraan mereka "banyak banget nama lo!" cowok itu tertawa getir, menyindir.

"nama gue cuma satu kok!" sangkal Caca sambil mengubah posisinya menghadap Darrel. Kaki kanannya bersila diatas bangku sedangkan kaki kirinya masih menyentuh tanah, badannya sedikit miring.

"kayaknya hidup lo penuh kebohongan ya?" ujar Darrel sarkastik "dan dengan bodohnya semua orang percaya!" katanya lagi tanpa peduli untuk manatap orang yang diajaknya berbicara. Caca menatap Darrel tidak percaya "lo jarang ngomong, tapi sekali ngomong omongan lo nyakitin hati banget ya?! lo itu nggak ngerti!! Jadi nggak usah sok ngehakimin gue!" sekarang cewek itu menatap cowok disebelahnya dengan nyalang.

"kenyataan kan?" sekarang Darrel menatap Caca yang juga tengah menatapnya "apa jangan-jangan gue juga termasuk orang bodoh yang percaya sama pembohong besar kayak lo?".

Caca tertohok, dadanya terasa nyeri. Matanya sudah panas, beberapa cairan matanya sudah mengantri untuk keluar dari lubang air matanya. Tenggorokannya tercekat, ia tiba-tiba kehilangan suara untuk mengutarakan pembelaannya untuk dirinya sendiri. Karena tidak tahu harus apa, akhirnya Caca memilih untuk membiarkan air matanya lolos dari pelupuk matanya.

Dengan keadaan menangis seperti itu, ia masih menatap Darrel dalam, begitupun dengan Darrel. Oleh karena itu ketika melihat gadis yang sedang ditatapnya ini mengeluarkan air mata, Darrel kaget. Oke ini sudah keberapa kalinya Darrel membuat seorang cewek menangis dihadapannya, sudah banyak kali. Tapi biasanya dia Biasa-aja dengan suasana seperti ini, tapi mengapa dengan gadis ini ia merasa bersalah.

"sorry!"

"..."

"sorry kalau kata-kata gue terlalu kasar"

"..."

Karena Caca yang tidak kunjung mereaksi permintaan maafnya dan malah menatapnya dengan air mata masih keluar, gadis itu terisak. Membuat Darrel menjadi semakin merasa bersalah. Darrel membuang napas, lalu merengkuh badan Caca untuk dipeluknya. Ia mengusap rambut Caca lembut dan menenangkan gadis itu dengan menggosok pundaknya

"oke maafin gue ya? lo jangan nangis lagi, gue malu diliatin orang"

Mendengar ucapan Darrel, Caca semakin menaikan volume tangisnya. "HA..Haa....Aaaaaaa" srot-srot, gadis itu menghirup ingusnya yang tidak terbendung lagi bersamaan dengan keluarnya air mata.

"udah, diem dong! Malu tau!" ujar Darrel sambil menghindari beberapa pasang mata yang kini memandang mereka berdua heran. Tsk...tsk...tsk, "tapi dengerin penjelasan gue dulu dong sebelum—tsk, ngehujat gue... He...Hee..ee..ee" kata Caca sambil terisak dalam pelukan Darrel. Gadis itu mendongakkan wajahnya dan menatap wajah Darrel yang kini juga menatapnya.

Mulutnya melengkung kebawah dengan mata yang berkaca-kaca "hmm" jawab Darrel singkat. Caca membenarkan duduknya, sekarang ia menghadap sepenuhnya kepada Darrel, sedangkan cowok itu hanya menolehnya. Cewek itu mengulurkan tangannya "kenalin nama gue Keyvareth Calyanisa Moreou, gue biassa dipanggil Key sama keluarga dan temen-temen lama gue, gue dipanggil Caca sama orang-orang yang baru gue kenal saat kelas tiga smp"

Darrel menatap tangan Caca lalu kembali menatap Caca dengan wajah datar "so?" tanyanya dengan mengangkat sebelah alisnya. "jabat dong tangan gue, ini bentuk perkenalan yang sah" kata Caca yakin. Cowok didepannya ini menjabat tangannya, entah kenapa ia merasa sedikit terkejut karena tiba-tiba jantungnya berdebar dengan cepat dan darahnya berdesir aneh.

My Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang