Party

1.6K 76 5
                                    

Sepulang sekolah Caca langsung meluncur menuju kamar mandi, berganti pakaian dan memasang kembali penyamarannya. Ia terlihat begitu terburu-buru. Saat Darrel memasuki kamarnya ia melihat Caca yang sudah rapi dan hendak pergi "Mau kemana?" tanyanya penasaran.

"Oh udah pulang Rel?" ucapnya sambil memasukkan beberapa buku kedalam ranselnya. "Hmm, mau kemana?" tanyanya lagi. Caca menghadap Darrel lalu tersenyum "Aku mau les" alis Darrel terangkat sebelah "Bukannya besok?"

"Ah...jadi gini, aku besok mau ada ulangan fisika terus ada seleksi olimpiade kimia. Jadi aku ambil kelas sekarang dan guru lesnya juga bersedia, kayaknya aku pulang agak malam deh. Kamu jangan lupa makan ya? Dan nggak usah khawatir karena Dean nungguin aku kok"

Darrel mengangguk mengerti, walaupun terbesit perasaan kecewa karena tidak bisa berangkat ke pesta bersama gadis itu. Padahal ia ingin memamerkan gadisnya itu pada semua orang yang ada di pesta itu, tapi kenapa kebetulan sekali gadis itu tidak bisa.

"Kamu jangan lupa makan, sholat dan jangan tidur malam-malam, oke?"

"Aku nongkrong sama temen-temen"

"Oh...jangan pulang malam-malam ya?"

Darrel mengangguk sambil tersenyum lalu menangkup wajah Caca dan mencium kening istrinya itu lembut "Bedaknya ketebelan" ungkapnya setelah merasakan bukan kulit lembut Caca yang bibirnya rasakan melainkan rasa bedak. Caca terkekeh "Aku pinter banget make up ya? Kayaknya setelah lulus aku diriin salon aja kali ya?"

"Nggak kuliah?"

Caca tampak berpikir keras "Hmm kayaknya aku harus berangkat sekarang nih" ujarnya sedih. "Yaudah sana" kata Darrel sedikit judes. "Bye suami" Caca mencium pipi Darrel sekilas lalu berlari keluar kamar.

Darrel duduk di pinggir kasur lalu membuka ponselnya dan mengetikkan sesuatu di sana.

Rafi

Fi Keyva ada les, gue nggak ikut

Ah...nggak asik lo Rel, sambil nunggu Keyva pulang les lo bisa ikut pesta bentar

Oke

Gue tunggu di tempat ya?

Oke


Darrel bersiap untuk pergi ke pesta ulang tahun Vena, setelah mandi ia memakai kemeja hitam dan celana levis berwarna putih. Ia menyemprotkan parfum lalu menata rambutnya.

            Ia memakai jaketnya lalu melesat menuju kafe Basta dengan motor hitam kesayangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia memakai jaketnya lalu melesat menuju kafe Basta dengan motor hitam kesayangannya. Walaupun Darrel sedikit ogah pergi ke pesta itu, tapi kalau dipikir ngapain juga kalau dia di rumah. Lagipula dia juga sudah jarang nongkrong bersama dengan sahabat-sahabatnya, tidak ada salahnya untuk berkumpul lagi.

Lima belas menit kemudian Darrel sampai di kafe Basta, ia di sapa oleh beberapa orang yang ada di sana dan menemukan ke lima sahabatnya sedang duduk di sofa dengan beberapa gadis. "Hai Rel!" sapa Tama. Darrel ikut bergabung dengan sahabat-sahabatnya. "Kak Darrel dateng juga?" tanya Vena yang duduk di sebelah Bryan yang merupakan teman sekelasnya. "Hmm" Darrel mengangguk sambil tersenyum tipis "Happy Birthday ya Ven?" lanjutnya dengan senyum yang semakin merekah dan tangan yang di ulurkan pada Vena.

Vena yang melihat itu matanya langsung berbinar dan membalas uluran tangan Vena "Makasih kak, oh iya kalau mau minum pesen aja. Dijamin gratis" ujar Vena girang. "Oke" jawab Darrel. "Gue kesana dulu ya? Banyak tamu yang pada dateng" pamit Vena "Gue duluan ya yan?" bisik Vena pada Bryan dan ditanggapi anggukan kecil oleh cowok itu.

"Elah sekarang gitu ya lo! Jarang ngumpul sama kita-kita lagi! Percaya deh istrinya cantik!" ujar Tama keras karena menyeimbangkan dengan volume musik yang di putar sekarang ini. "Eh tengu! Jangan kenceng-kenceng kalo ngomongin istri!" tegur Yuda. "Sekarang udah cinta nih sama Keyva? Berat banget kayaknya ninggalin dia sedetik aja?" tanya Rafi dengan nada menggoda.

"Betah aja sama dia" Darrel mengedarkan pandangannya pada ke lima sahabatnya, melihat bagaimana reaksi mereka. "Nyadar juga lo?!" sinis Tama. "Takut lo ambil kali Tam" ledek Jo. "Pasti ini gara-gara abis nonton film di rumah lo itu kan Rel?" tebak Yuda membuat alis Darrel terangkat "Lo liat?" kagetnya. Yuda terkekeh "Gue kebangun waktu itu, dan liat lo berdua tatap-tatapan kayak di drama-drama korea gitu" Darrel mengangguk-angguk mengerti.

"Wah sialan lo Rel! Jadi waktu liat pengabdi setan lo modus ke Keyva? Sialan lo! Harusnya gue tahu kalau Keyva takut, jadi gue yang meluk dia" cerocos Tama dengan wajah yang menyesal. "Gue kan udah bilang dia penakut" kata Darrel santai lalu menyeruput minuman di depannya.

Pesta di mulai dengan acara tiup lilin dan potong kue oleh Vena dan kedua orangtuanya. Setelah itu orangtua Vena memberi sambutan dan izin meninggalkan pesta karena ada tugas di luar kota "Oke semuanya, kalian boleh nikmatin pestanya! DJ music!" ujar Vena dengan semangatnya.

Semua orang menari mengikuti musik yang di putar oleh sang DJ, kecuali Bryan dan Darrel. Entah mengapa Bryan terlihat sangat bosan saat itu, tidak seperti biasanya dia yang sangat bersemangat jika ada pesta-pesta seperti ini. "Kenapa lo Yan?" tanya Darrel yang juga bingung terhadap perilaku Bryan yang tidak normal "Nggak papa" jawabnya malas lalu membuka aplikasi di ponselnya lagi. Darrel yang notabenenya memang bukan orang yang terlalu peduli hanya menganggukkan kepalanya.

Darrel menikmati minuman yang berada pada gelas di cengkramannya sambil mengedarkan pandangannya melihat orang-orang yang menari sana-sini mengikuti alunan musik. Saat ia asik mengamati orang-orang pandanganya berhenti pada seseorang yang tengah berbincang-bincang dengan Vena. Ia memajukan kepalanya berharap pandangannya lebih jelas untuk melihat wajah orang itu. Darrel menggeleng, mungkin itu hanya imajinasinya saja.

Ia memegangi kepalanya lalu berjalan menuju kamar mandi. Ia membasuh mukanya dan menggosoknya dengan gusar. Mungkin itu hanya imajinasinya saja, ia terlalu merindukan gadis itu jadi dia terbayang-bayang olehnya. Ataukah dia mabuk? Tidak! Tidak ada alkohol di pesta ini, Vena sudah mengklarifikasikannya tadi. Mungkin hanya mirip. Itulah kesimpulan akhir yang Darrel ambil, karena tidak ingin terlarut dengan keresahan dan hatinya yang semakin ngilu ketika mengingat gadis itu, lagi.

Darrel keluar dari kamar mandi dandi sambut oleh pelukan seseorang. Darrel mendorong cewek itu menjauh, wajahnyayang awalnya memerah berubah menjadi pias setelah melihat siapa orang yangmemeluknya tadi.



Hai!!! hari ini aku mau update dua chapter sekaligus, karena apa? aku nggak sabar banget buat nyelesaiin ini cerita dan ngetik cerita baru yang akhir-akhir ini aku kepikiran banget. sampek-sampek tokohnya aku pertimbangin mateng banget dan ngecocokin sama karakternya, well semoga kalian suka dan tunggu terus kelanjutan cerita ini 

love you guys

terimakasih buat dukungan, vote dan komennya yaa... tetep vote dan komen karena itu sangat berharga buat kelangsungan hidup mengetikku haha


My Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang