Sweet Morning

2.2K 90 0
                                        

Tepat pada pukul satu pagi Caca terbangun, karena kesadarannya yang belum utuh dan juga karena ia merasa kedinginan ia berjalan menuju ranjang dan kembali meringkukkan badannya disana.

Alarm ponsel Caca berbunyi dengan nyaringnya pada pukul empat pagi "Matiin dong itu!" suara serak nan berat dari seseorang disebelahnya. Caca mengeliat dan mengeluarkan tangannya dari dekapan yang membuatnya hangat dan nyenyak dalam tidurnya. Ia meraih nakas dan mematikan alarmnya yang sudah ia settings tadi malam.

Ia kembali menempatkan dirinya pada dekapan orang tadi, ia menyusup kepada dada bidang orang itu dan mencari kehangatan disana. Begitpun dengan orang yang mendekap Caca, ia mengeliat sedikit mengikuti posisi nyaman yang dibuat oleh keduanya.

 Begitpun dengan orang yang mendekap Caca, ia mengeliat sedikit mengikuti posisi nyaman yang dibuat oleh keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara ayam yang berkokok berhasil membuat mata indah Caca terbuka sedikit. Dihadapannya samar terlihat paras tampan yang dengan pulasnya masih tertidur. Saat ia ingin mengeliat ia merasa sebuah tangan dengan hangatnya memeluk pinggangnya, ia jadi merasa tidak enak untuk keluar dari dekapan orang itu.

Ia tidak tega melihat orang itu terbangun dari tidurnya. Caca memilih diam tetap berada diposisinya dan memandangi wajah damai orang itu saat tertidur dan juga wajah tenang yang tidak akan pernah dilihatnya saat orang itu terbangun. Jarak mereka sangat dekat, sampai-sampai Caca bisa merasakan hembusan napas hangat yang dikeluarkan oleh lelaki itu. Membuat wajah dan telinga Caca memerah.

Jantung gadis itu berdegub lebih cepat dari biasanya dan ada sesuatau yang menggelitik diperutnya. Perasaan apa ini? ia pernah merasakan perasaan ini saat ia masih bersama Matt. Oh mungkinkah ia menyukai lelaki dihadapnnya ini? tidak! Itu tidak boleh terjadi!. Tidak, ia harus singkirkan dulu pikirannya yang seperti itu, sekarang adalah waktunya menikmati pemandangan yang jarang bisa ia lihat.

Caca menelusuri wajah tampan lelaki itu mulai dari detail terkecil apapun yang ada di wajah lelaki itu ia bisa melihatnya dengan jelas. Wajahnya yang memang oriental tanpa ada blasteran manapun tercetak dengan jelas pada lelaki itu, memang benar orang manis lebih enak dipandang daripada hanya orang yang tampan saja. Sedangkan lelaki itu memiliki keduanya, ketampanan dan juga kemanisan yang haqiqi.

Alis tebalnya yang ia dapat dari mamanya, bulu mata yang lentik yang bisa membuat seorang wanita iri pada bulu mata miliknya itu, hidung mancungnya yang sudah memang keturunan keluarganya, matanya yang tajam nan sendu bercampur jadi satu, cekungan di pipinya menambah pesona lelaki itu, kulitnya yang lumayan putih nan lembut membuat Caca ingin mengelus pipi orang itu, dan bagian favoritnya adalah bibir lelaki itu yang memiliki bentuk sempurna.

Tak henti Caca mengucap terima kasih pada tuhan yang sudah menciptakan makhluk yang sempurna seperti dia untuk berada disisinya. Setidaknya Darrel-lah yang bersikap biasa walaupun setelah mengetahui dirinya yang sebenarnya. Entah mengapa Caca merasa bahagia saat ini ia bisa bersama dengan lelaki di hadapannya itu.

Tanpa ia sadari Caca tersenyum tipis dan mendekatkan lagi jaraknya dengan Darrel. Darrel yang merasakan adanya gerakan kecil itu mengeliat sedikit dan membuka matanya pelan. Caca yang melihat itu langsung berpura-pura tidur kembali.

Darrel melihat Caca tertidur dalam pelukannya, ia memandangi gadis itu sebentar lalu melepaskan pelukannya dan bangun menuju kamar mandi.

Caca membuka matanya dan membuang napasnya lega, mungkin kelakuan Darrel yang seperti itulah yang ia suka. Ia kembali melanjutkan tidurnya sampai Darrel keluar dari kamar mandi "Bangun!! kebo!" ujarnya sambil menarik selimut Caca turun memperlihatkan kaki jenjangnya yang hanya dibalut celana pendek sepaha membuat Darrel berdecak kesal dan memasang kembali selimut itu. Tanpa Darrel ketahui Caca sedang tersenyum bahagia di dalam hatinya. Mungkin ia akan selalu mengenakan celana sependek ini agar ia mendapat perhatian Darrel.

"Bangun kebo!"

"Ih apaan sih" Caca berpura-pura mengucek matanya dan menguap tipuan. "Bangun! Laper cari makan" kata Darrel sambil mengecek ponselnya. "Gimana kalau gue masakin aja?" Caca bangun dari tidur dengan semangatnya. "Nggak!" jawab Darrel singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Caca mengerucutkan bibirnya, ia membawa kepalanya kepangkuan Darrel dan melihat lelaki itu diatas ponselnya sehingga laki-laki itu tidak bisa melihat ponselnya tetapi Caca, "Ayoolah! Gue jamin masakan gue enak!" Darrel hanya menatap Caca datar lalu membuang kepala Caca kesamping dan berjalan keluar kamar "Buruan siap-siap! Gue tunggu dibawah" ujarnya sepihak. Caca mendengus dan mulai membersihkan diri.

My Special GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang