Darrel memarkirkan motornya di alfamart dekat gedung sekolahnya. Tadi ia sudah menuju sekolahnya tetapi gerbang pintu masuk sudah ditutup oleh pak satpam, ia telat. Dia memutuskan untuk membeli rokok di alfamart dekat sekolah dan memakirkan motornya disana, selanjutnya dia akan menaiki pagar untuk masuk kedalam sekolah.
Darrel celingak celinguk melihat keadaan sekolah, ia baru ingat bahwa hari ini adalah hari senin, semua orang pasti sedang dilapangan tengah untuk melaksanakan upacara bendera. Ia menghembuskan napas lega. Ia menaiki pagar dan meloncat masuk kedalam sekolah, ia berlari menuju ruang UKS yang kebetulan sepi karena petugasnya sedang menjaga dilapangan upacara untuk berjaga-jaga kalau nanti ada yang pingsan atau sakit karena kepanasan.
Hari senin memang hari yang paling dibenci oleh banyak pelajar, selain setelah enak-enaknya hari libur di minggu dan sabtu mereka harus kembali bersekolah dan tak lupa upacara pagi yang panas dan melelahkan.
Darrel tidur disalah satu ranjang yang tersedia dia ruang UKS sambil memainkan hpnya. Tadi malam ia tidak bisa tidur karena terus memikirkan kejadian semalam, akibatnya dia bangun kesiangan. Sampai sekarangpun ia masih belum bisa lepas dari kejadian semalam, ia terus mencerna perkataan Felix "kamu pikirin dulu boleh kok, tapi inget rel Ramadhandy group itu asli milik keluarga besar kamu, masa kamu ngerelain begitu aja sama apa yang harusnya menjadi hak kamu? Kalau kamu setuju om bakalan bantuin kamu sampai perusahaan kita kembali ketangan kita rel".
Ngerelain begitu saja? Tidak mungkin! Dan tidak akan pernah! Dia tidak bisa membayangkan bagaimana kalau dia tidur dikolong jembatan bersama mamanya yang sakit. Pikiran bodoh macam apa itu?! tentu saja dia akan merebut haknya itu. orang bodoh seperti apa yang membiarkan kebahagiaannya direnggut dan tidak membalas dendam? Ya dia akan membalaskan dendamnya pada orang yang telah membuat keluarganya hancur.
Dia hanya perlu menikahi gadis itu dan mengurus penyihir dan anak-anaknya yang kurang ajar itu. menikah bukan berarti gadis itu bisa melarangnya untuk tetap bergaul dengan teman-temannya bukan? Apalagi melarangnya balapan yang sudah menjadi hobi dan penghasilan tambahannya selama tiga tahun terakhir ini. Lalu bagaimana dengan kebiasaannya yang berganti-ganti pacar? Apakah dia melarangnya? Bodoh! Tentu saja, dia akan menjadi istrinya.
Tapi kalau mereka tidak saling mencintai itu bukan masalah besar, dia bisa melalukan kebiasaannya dan gadis itu juga, lagipula gadis itu cantik mana mungkin dia tidak punya pacar, ya kan?
Ah! Benar gadis itu! siapa dia? Siapa namanya tadi? Kelas apa dia? Kenapa Darrel mendadak menjadi pelupa seperti ini. ia merutuki kebodohannya. Key? Iya nama panggilannya Key, ia ingat tadi malam Felix menyebutnya dengan Key. Tapi nama Key disekolah sebesar ini tidak hanya satu. Bahkan ada banyak Key yang sudah dipacarinya. Kelas kelas... dia memutar otaknya tapi ia tidak bisa mengingat apapun tentang gadis itu "shit".
Dia duduk dipinggiran ranjang memikirkan wajah gadis itu. kulitnya yang putih, bola mata yang berwarna coklat terang, wajahnya pucat dan bibirnya yang tidak tipis juga tidak terlalu tebal itu berwarna merah merona, rambutnya kecoklatan, alisnya lentik. Halah itu hanya dia saja yang pandai memakai make up. Tiba-tiba wajah gadis itu yang sedang menangis melintas di otaknya.
"dia menangis hebat semalam, tapi tidak terlihat make up luntur dari wajahnya. Ya pantas saja dia keturunan bule, wajar saja mukanya pucat" ujar Darrel lirih. Darrel memang asli keturunan Indonesia tidak ada campuran darah manapun, ayahnya orang Jakarta asli sedangkan ibunya orang Bandung. Tidak diragukan kegantengan Darrel itu tidak membosankan dan enak dipandang ditambah lagi kulitnya yang putih—putihnya ala cowok indo gitu badannya yang jangkung dan atletis semakin menambah pesonanya dimata para wanita.