"K-kenapa kau membawaku kesini?" Tanyaku.
Ya, aku sudah berada di dalam mobil Jimin.
"Sebelumnya aku minta maaf, tiba-tiba membawamu kesini," jawabnya sambil melepas topi dan maskernya.
"Pasti akan ada yang mengenalku walaupun aku memakai masker dan topi. Jadi, jika kita tetap di sana, aku yakin pasti akan ada orang yang mengira aku sedang kencan." Lanjutnya.
"O-oh begitu y-ya." Astaga kenapa gugup seperti ini.
"Aku tahu kau pasti terkejut tiba-tiba bertemu denganku, tapi kau tidak perlu gugup. Aku tidak jahat." Jimin terkekeh.
"I-iya aku jelas tahu kau tidak jahat, tapi... apakah ini mimpi?" Tanyaku sambil mencubit pipiku.
Jimin tersenyum manis, "Ini bukan mimpi, aku nyata."
Aku bisa mati karena sesak napas jika di beri senyuman manis dari Jimin seperti itu.
"Kau Army, ya?" Tanya Jimin.
"Iya." Jawabku sambil tersenyum.
"Biasmu?"
"Jeon Jungkook."
"Kenapa bukan aku?" Tanya Jimin sambil menunjukkan ekspresi sedih yang di buat-buat.
Ah sungguh menggemaskan.
"Kau juga biasku," balasku.
"Tapi yang kedua." Lanjutku.
"Walaupun aku bukan biasmu, tetap saja kau harus merasa beruntung bisa bertemu denganku." Ujar Jimin sambil tertawa kecil.
"Bolehkah aku mendapatkan id Kakao Talk-mu?"
Seketika aku terkejut.
"Ne??? Id Kakao Talk-ku?" Tanyaku sambil menunjuk diriku sendiri.
"Iya, tentu saja id Kakao Talk-mu."
Lalu akupun memberikan id Kakao Talk-ku.
Ya Tuhan. Betapa beruntungnya aku. Thanks God.
"Namamu Choi Eunra, ya?" Tanya Jimin sambil memainkan ponselnya.
Aku mengangguk, "Iya."
Jimin menatapku, "Nama yang cantik, seperti orangnya." Ia tersenyum.
Astaga, senyumnya....
Manis sekali, aku tak kuat melihatnya.
"Terima kasih." Ucapku sambil tersenyum.
"Iya. Baiklah, beritahu aku alamat rumahmu, aku antar kau pulang."
"Ne???" Aku terkejut lagi. Jimin akan mengantarku pulang. Ya Tuhannn...
Jimin terkekeh, "Ayo cepat beritahu aku alamat rumahmu. Kau di antar pulang oleh seorang idol populer loh,"
Aku tertawa kecil, "Iya baiklah."
Lalu aku pun menyebutkan alamat rumahku, setelah itu Jimin melajukan mobilnya menuju rumahku.
Hanya sekitar 10 menit, kami sampai di depan rumahku. Karena dari tempat tadi, sampai ke rumahku, jaraknya tidak terlalu jauh.
"Aku minta maaf, tadi tidak sengaja menabrak bahumu." Ujarku sebelum membuka pintu mobil.
"Tidak apa-apa,"
"Senang bertemu denganmu." Ujarnya sambil tersenyum.
"Nado." (Aku juga.)
"Yasudah aku masuk dulu, terima kasih sudah mengantarku pulang."
Aku membuka pintu mobil dan hendak keluar, tapi...
"Tunggu dulu," Jimin menahanku.
"Iya, kenapa?"
"Panggil aku 'Oppa'. Boleh?"
"Baiklah, Jimin Oppa."
"Gomawo." Ujarnya sambil tersenyum.
Aku mengangguk sambil tersenyum, lalu keluar dari mobil Jimin.
Aku masuk ke rumahku setelah Jimin pergi, dan mobilnya sudah tak terlihat lagi.
Sesampai di kamar, setelah mandi dan lain-lain.
Kurebahkan tubuhku di kasurku.
Mencubit pipiku lagi untuk memastikan, bahwa aku sedang tidak bermimpi.
Dan benar saja pipiku terasa sakit saat aku menyubitnya.
Hari ini aku bertemu dengan Jimin secara tidak sengaja tetapi nyata.
I feel so happy, because i'm not dreaming. It's real.
Sebenarnya ada sesuatu yang aneh saat aku melihat Jimin, apalagi secara langsung tadi.
Dia mengingatkanku pada seseorang, tapi aku tidak tahu siapa seseorang itu.
Aku lupa, aku sama sekali tidak ingat seseorang itu.
Bodohnya aku tidak bisa mengingatnya.
Perasaan ini sungguh terasa aneh. Sangat aneh.
Who's that someone?
-To Be Continued-
Thanks,
-mycuterabbit97-
Novia R.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember ; BTS Jimin✔
FanfictionSetelah beberapa tahun berpisah, pada suatu malam mereka bertemu lagi secara tidak sengaja. Namun, saat mereka bertemu, Eunra tidak mengingat apapun. Ia Amnesia. Jimin pun menyembunyikan tentang masa lalu mereka berdua. Ia hanya tidak ingin Eunra te...